Minggu, 13 Oktober 2019

Hidup Dijalan Tuhan (Mazmur 25:8-15)

 

Minggu 17 Set. Trinitatis

13 Oktober 2019

Mazmur 25:8-15

Hidup Dijalan Tuhan

 

Pendahuluan

---Ilustrasi Dua Orang Pemuda yang berdiskusi tentang kebahagiaan , 1 mengharapkan Kekayaan Dunia, namun satu lagi menginginkan ia dimaafkan orang tua dan temannya—

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Semua kita pasti pernah melakukan kesalahan, melakukan dosa. Dosa kepada Tuhan, melawan guru, melawan orang tua, bertengkar sesama saudara,  teman dan lain sebagainya. 

Dan Akibatnya Kita kehilangan sukacita dan damai yang sejati, jika tidak ada kesadaran untuk memperbaiki relasi atau hubungan yang telah rusak kepada Tuhan dan sesama sebagai akibat atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.

Memohon maaf, meminta pengampunan kepada orang yang telah kita sakiti dan kepada Tuhan termasuk salah satu usaha terberat, sebab manusia cenderung mempertahankan kebenarannya masing-masing dan tidak mau dipersalahkan atas apa yang terjadi. Ini adalah persoalan marwah/harga diri.

Untuk mampu melakukan ini semua dibutuhkan sikap kerendahan hati, sebab didalam kerendahan hati kita menyadari siapa kita. Sikap inilah yang ditunjukkan oleh Raja Daud didalam pasal 25 ini yang diberi Judul “Doa mohon ampun dan perlindungan”.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Sama seperti kita, Raja Daud juga pernah melakukan kesalahan didalam hidupnya. Oleh karena nafsu dan keinginannya memiliki Betsyeba, istri Uria, maka Raja Daud menjebak Uria sehingga Uria mati terbunuh. Lalu Tuhan mengutus Nabi Natan untuk memperingatkan Raja Daud. Ia mendengarkan apa yang Tuhan katakan dan bertobat. Raja Daud menyadari bahwa ia telah disesatkan oleh keinginannya, namun Tuhan melalui Nabi Natan telah menyelamatkannya.

Dari Doa Raja Daud ini apa yang bisa kita petik sebagai bekal rohani agar kita menjadi lebih baik

1. Ayat 8-10 Daud memberikan gambaran, karakteristik, sifat dan sikap Allah terhadap orang yang sesat yang didalam kerendahan hatinya mangakui kesalahannya,

 Bahwa Tuhan Itu Baik, Sebab IA berkenan menolong, menjaga, mengajari dan menunjukkan jalan keluar bagi orang yang tersesat.

Bagaimana cara Tuhan menolong?, seperti Tuhan mengirim Nabi Natan untuk menasehati Daud, demikian juga Tuhan berbicara melalui hati Kita, sebab Ia telah menganugerahkan RohNya didalam kita, ataupun melalui orang-orang disekeliling kita yang mengasihi kita, contoh orang tua yang selalu memberi nasehat kepada anak-anakya, teman ataupun sahabat. Khususnya kepada anak-anak kami yang remaja, Dengarkanlah Nasehat kedua Orang tuaMu.  

Bahwa Tuhan Itu benar, Sebab IA adil didalam tindakanNya, pertolonganNya tepat pada WaktuNya, dan jalan yang ditunjukkanNya adalah jalan Kebenaran. Sebab Kebenaran dari Allah, itulah yang membebaskan kita dari segala persoalan.

2. Respon kita terhadap Kasih dan kebaikan Tuhan (Ayat 11-12)

Tuhan tidak menghendaki manusia ciptaanNya mati didalam dosa, tetapi Ia menghendaki supaya bertobat dari dosanya, agar manusia itu hidup (bnd Yeh 33:11). IA selalu sabar dan setia menanti pertobatan manusia, Bnd Kis Nuh (set 120 tahun baru terjadi airbah), Abraham (hanya 1 orang saleh di sodom dan gumora).

Lalu apa respon atau tanggapan kita terhadap Kebaikan dan Kebenaran yang telah ditunjukkan Allah kepada Kita?, Kerendahan hati dan pertobatan. Sebab :

ü  Kerendahan hati menuntun kita kepada kesadaran akan kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, dan memohon pengampunan. Pintu pengampunan Tuhan selalu terbuka bagi orang yang menyadari kesalahan dan dosanya Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9)

ü  Kerendahan hati menuntun dan menjadikan kita orang yang takut akan Tuhan, memiliki rasa hormat kepada Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan tentu mencintai Tuhan bukan hanya berkat-berkatNya, tetapi yang terutama adalah mencintai perintah dan Hukum Tuhan. didalam ketaatan dan takutakan Tuhan, IA sendiri membimbing dan menunjukkan jalan yang harus kita lalui.

3. Janji Tuhan bagi orang yang dalam kerendahan hati mengakui dosa dan kesalahannya untuk mau dibimbing Tuhan. Apakah janjinya?

ü Kebahagiaan bukan hanya untuk dirinya tetapi sampai kepada keturunannya. (ayat 13) “Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.

ü Tuhan menjadi sahabatnya,ayat 14 “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Hanya kepada sahabatlah kita memberitahukan semua rahasia diri kita.

ü Dilepaskan dari berbagai kesulitan Ayat 15 “Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring.”, apakah yang menjadi jaring, yang telah membuat kita terperangkap dalam dosa, nama besarkah?, kemashyurankah? Kekayaankah?, Keluarga?, jika kita tetap terarah kepada Tuhan, IA sendiri menyediakan jalan keluar bagi kita dan melepaskan kita, asal kita percaya dan yakin teguh kepada Tuhan.

 

Jemaat Yang dikasihi Tuhan,

     Pembacaaan Epistel kita hari ini, mengenai Perumpamaan Dua Orang Anak, Anak sulung yang mengiyakan perintah orangtuanya namun tidak melakukannya, sedang anak yang kedua menolak perintah orang tuanya, namun ia sadar akan kesalahannya dan mengerjakan perintah orang tuanya.

Bisa dibayangkan betapa orangtua kecewa, ketika anak menolak perintah/nasehatnya. Apalagi penolakan itu dilakukan dengan suara yang keras, amarah dan perlawanan kepada orang tua.

Hari ini kita diajarkan, oleh Kedua Firman Tuhan ini (Epistel dan Kotbah), agar tidak mengecewakan orang tua dan Tuhan, tetapi tunduk didalam kerendahan hati, melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, terlebih kepada anak-anak kami untuk menghormati Orang Tua, mengasihi sesama saudara, sebab itulah yang Tuhan kehendaki,  dan memohon bimbingan Tuhan agar hidup kita selalu tertuju dan mengarah kepada Tuhan.

Jangan kita katakan “aku mencintai Tuhan, aku Pengikut Kristus”, tetapi kita melawan perintah dan nasehat yang baik dari orang tua kita.

Amsal 1:8-9 Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu, sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.

Amsal 15:1 Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.

     Tema minggu kita adalah “Hidup di Jalan Tuhan”, apakah Jalan Tuhan itu? “Ayat 10 Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya”.

Orang yang Hidup Dijalan Tuhan adalah orang yang memiliki kasih setia, takut akan Tuhan, dan memperhitungakan bahwa berpegang pada perjanjian dan peringatanNya adalah sebagai sebuah kebenaran.

Untuk itu kita diajak dan diarahkan agar mau merendahkan diri dihadapanNya sebab Didalam kerendahan hati, Allah meninggikan kita. Inilah respon atau jawaban kita atas Kebaikan dan Kebesaran Tuhan yang telah dianugerhakaNya kepada Kita. Selagi kita diberi waktu untuk hidup, mari kita mengerjakan keselamatan kita, Tuhan Yesus memberkati dan memberi kita kekuatan. Amin