Minggu 17 Set. Trinitatis
13 Oktober 2019
Mazmur 25:8-15
Hidup Dijalan Tuhan
Pendahuluan
---Ilustrasi
Dua Orang Pemuda yang berdiskusi tentang kebahagiaan , 1 mengharapkan Kekayaan
Dunia, namun satu lagi menginginkan ia dimaafkan orang tua dan temannya—
Jemaat
yang dikasihi Tuhan,
Semua kita pasti pernah melakukan kesalahan,
melakukan dosa. Dosa kepada Tuhan, melawan guru, melawan orang tua, bertengkar
sesama saudara, teman dan lain
sebagainya.
Dan Akibatnya Kita kehilangan sukacita dan
damai yang sejati, jika tidak ada kesadaran untuk memperbaiki relasi atau
hubungan yang telah rusak kepada Tuhan dan sesama sebagai akibat atas kesalahan
dan dosa yang telah dilakukan.
Memohon maaf, meminta pengampunan kepada
orang yang telah kita sakiti dan kepada Tuhan termasuk salah satu usaha
terberat, sebab manusia cenderung mempertahankan kebenarannya masing-masing dan
tidak mau dipersalahkan atas apa yang terjadi. Ini adalah persoalan
marwah/harga diri.
Untuk mampu melakukan ini semua dibutuhkan sikap kerendahan hati, sebab didalam kerendahan hati kita menyadari siapa kita. Sikap inilah yang ditunjukkan oleh Raja Daud didalam pasal 25 ini yang diberi Judul “Doa mohon ampun dan perlindungan”.
Jemaat
yang dikasihi Tuhan,
Sama seperti kita, Raja Daud juga pernah
melakukan kesalahan didalam hidupnya. Oleh karena nafsu dan keinginannya
memiliki Betsyeba, istri Uria, maka Raja Daud menjebak Uria sehingga Uria mati
terbunuh. Lalu Tuhan mengutus Nabi Natan untuk memperingatkan Raja Daud. Ia
mendengarkan apa yang Tuhan katakan dan bertobat. Raja Daud menyadari bahwa ia
telah disesatkan oleh keinginannya, namun Tuhan melalui Nabi Natan telah
menyelamatkannya.
Dari Doa Raja Daud ini apa yang bisa kita
petik sebagai bekal rohani agar kita menjadi lebih baik
1. Ayat 8-10 Daud memberikan
gambaran, karakteristik, sifat dan sikap Allah terhadap orang yang sesat yang
didalam kerendahan hatinya mangakui kesalahannya,
Bahwa Tuhan Itu Baik, Sebab IA berkenan menolong, menjaga,
mengajari dan menunjukkan jalan keluar bagi orang yang tersesat.
Bagaimana cara Tuhan menolong?, seperti Tuhan mengirim Nabi
Natan untuk menasehati Daud, demikian juga Tuhan berbicara melalui hati Kita,
sebab Ia telah menganugerahkan RohNya didalam kita, ataupun melalui orang-orang
disekeliling kita yang mengasihi kita, contoh orang tua yang selalu memberi
nasehat kepada anak-anakya, teman ataupun sahabat. Khususnya kepada anak-anak
kami yang remaja, Dengarkanlah Nasehat kedua Orang tuaMu.
Bahwa Tuhan Itu benar, Sebab IA adil
didalam tindakanNya, pertolonganNya tepat pada WaktuNya, dan jalan yang
ditunjukkanNya adalah jalan Kebenaran. Sebab Kebenaran dari Allah, itulah yang
membebaskan kita dari segala persoalan.
2.
Respon kita terhadap Kasih dan kebaikan Tuhan (Ayat 11-12)
Tuhan tidak menghendaki manusia ciptaanNya
mati didalam dosa, tetapi Ia menghendaki supaya bertobat dari dosanya, agar
manusia itu hidup (bnd Yeh 33:11). IA selalu sabar dan setia menanti pertobatan
manusia, Bnd Kis Nuh (set 120 tahun baru terjadi airbah), Abraham (hanya 1
orang saleh di sodom dan gumora).
Lalu
apa respon atau tanggapan kita terhadap Kebaikan dan Kebenaran yang telah
ditunjukkan Allah kepada Kita?, Kerendahan hati dan pertobatan. Sebab :
ü
Kerendahan hati menuntun kita kepada
kesadaran akan kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, dan memohon
pengampunan. Pintu pengampunan Tuhan selalu terbuka bagi orang yang menyadari
kesalahan dan dosanya Jika kita mengaku
dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9)
ü
Kerendahan hati menuntun dan menjadikan kita
orang yang takut akan Tuhan, memiliki rasa hormat kepada Tuhan. Orang yang
takut akan Tuhan tentu mencintai Tuhan bukan hanya berkat-berkatNya, tetapi
yang terutama adalah mencintai perintah dan Hukum Tuhan. didalam ketaatan dan
takutakan Tuhan, IA sendiri membimbing dan menunjukkan jalan yang harus kita
lalui.
3. Janji Tuhan bagi orang yang
dalam kerendahan hati mengakui dosa dan kesalahannya untuk mau dibimbing Tuhan.
Apakah janjinya?
ü
Kebahagiaan bukan hanya untuk dirinya tetapi
sampai kepada keturunannya. (ayat 13) “Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan
anak cucunya akan mewarisi bumi.
ü Tuhan
menjadi sahabatnya,ayat 14
“TUHAN bergaul karib dengan orang yang
takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Hanya
kepada sahabatlah kita memberitahukan semua rahasia diri kita.
ü Dilepaskan
dari berbagai kesulitan Ayat 15 “Mataku
tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring.”, apakah yang menjadi jaring,
yang telah membuat kita terperangkap dalam dosa, nama besarkah?,
kemashyurankah? Kekayaankah?, Keluarga?, jika kita tetap terarah kepada Tuhan,
IA sendiri menyediakan jalan keluar bagi kita dan melepaskan kita, asal kita
percaya dan yakin teguh kepada Tuhan.
Jemaat Yang dikasihi Tuhan,
Pembacaaan Epistel kita hari ini, mengenai
Perumpamaan Dua Orang Anak, Anak sulung yang mengiyakan perintah
orangtuanya namun tidak melakukannya, sedang anak yang kedua menolak perintah
orang tuanya, namun ia sadar akan kesalahannya dan mengerjakan perintah orang
tuanya.
Bisa dibayangkan betapa orangtua kecewa,
ketika anak menolak perintah/nasehatnya. Apalagi penolakan itu dilakukan dengan
suara yang keras, amarah dan perlawanan kepada orang tua.
Hari ini kita diajarkan, oleh Kedua Firman Tuhan ini (Epistel dan
Kotbah), agar tidak mengecewakan orang tua dan Tuhan, tetapi tunduk didalam
kerendahan hati, melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, terlebih kepada
anak-anak kami untuk menghormati Orang Tua, mengasihi sesama saudara, sebab
itulah yang Tuhan kehendaki, dan memohon
bimbingan Tuhan agar hidup kita selalu tertuju dan mengarah kepada Tuhan.
Jangan kita katakan “aku mencintai Tuhan, aku Pengikut Kristus”,
tetapi kita melawan perintah dan nasehat yang baik dari orang tua kita.
Amsal 1:8-9 Hai anakku, dengarkanlah didikan
ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu, sebab karangan bunga yang indah
itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.
Amsal 15:1 Jawaban yang lemah lembut
meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Tema minggu kita adalah “Hidup di Jalan
Tuhan”, apakah Jalan Tuhan itu? “Ayat 10 Segala jalan TUHAN adalah kasih
setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan
peringatan-peringatan-Nya”.
Orang yang Hidup Dijalan Tuhan adalah orang
yang memiliki kasih setia, takut akan Tuhan, dan memperhitungakan bahwa
berpegang pada perjanjian dan peringatanNya adalah sebagai sebuah kebenaran.
Untuk itu kita diajak dan diarahkan agar mau
merendahkan diri dihadapanNya sebab Didalam kerendahan hati, Allah meninggikan
kita. Inilah respon atau jawaban kita atas Kebaikan dan Kebesaran Tuhan yang
telah dianugerhakaNya kepada Kita. Selagi kita diberi waktu untuk hidup, mari
kita mengerjakan keselamatan kita, Tuhan Yesus memberkati dan memberi kita
kekuatan. Amin