Kamis, 27 April 2017

Menjadi Umat Pilihan Allah

 

Menjadi Umat Pilihan Allah

1 Petrus 2:4-10

 

I. Pendahuluan

                Setiap orang akan selalu memilih yang terbaik diantara yang terbaik. Dalam memilih ada banyak kriteria atau ukuran yang digunakan, sampai ada istilah Bibit, Bebet, Bobot.  Contoh Sebuah perusahaan akan melakukan berbagai macam seleksi dan test untuk merekrut para karyawannya, mulai dari seleksi adminitrasi, test tertulis, psikotest, wawancara. Semuanya bertujuan untuk mendapatkan karyawan dengan kualitas terbaik. Dengan harapan karyawan tersebut dapat memberikan kontribusi terbaik dirinya bagi perusahaan dimana ia bekerja.

                Saat ini pun, sebagian dari PP/Remaja sedang harap-harap cemas, karena baru selesai ujian Akhir. Betul?, Tentu dalam hati dan pikiran bagi yang mau melanjut ke SLTA atau Kuliah, sudah mempersiapkan rencana Pilihan sekolah atau kampus mana yang dituju.

                Kekawatiran utama saat ini, bagaimana nilai saya, apakah bisa memenuhi persyaratan untuk masuk sekolah yang menjadi pilihan saya? Atau mampukah saya mengerjakan soal SPMB agar saya dapat menjadi Mahasiswa di Kampus / Universitas pilihan saya?.  Bahkan dalam Pergaulan pun kita sering memilih-milih siapa yang bisa menjadi teman. Dan masih banyak contoh lain yang menyangkut pilihan terbaik.

                Inilah yang terjadi didalam dunia ketika kita diharuskan membuat pilihan, ada banyak syarat dan kondisi yang berat yang harus kita penuhi, sehingga seringkali membuat diri kita menjadi kecewa, gagal, putus asa dan kehilangan harapan karena tidak bisa memenuhinya. Lalu bagaimana dengan kehidupan rohani?.

                Ada pemahaman bahwa perbuatan baik atau amal dan memberi persembahan yang dilakukan sesorang dapat menjamin dirinya terpilih masuk kedalam sorga. Padahal perbuatan baik dan persembahan apapun bentuknya adalah bukti rasa syukur kita kepada Allah, oleh karena kita sudah diberkatiNya, karena Allah menginginkan kita juga menjadi berkat bagi orang disekeliling kita.

 

II. Penjelasan Nas

                Surat Rasul Petrus kepada jemaat di Pantus, Galatia, Kapodokia, Bitinia dan Asia Kecil adalah bentuk penghiburan agar mereka tetap berkeyakinan dan beriman kepada Kristus. Mereka disebut "umat pilihan Allah".  Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman dan membangun semangat umat Kristen yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi.

                Inilah yang menjadi dasar agar umat  rela dan tahan menderita, sambil menyadari bahwa penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka betul-betul percaya kepada Kristus. Juga mereka harus yakin bahwa mereka akan dibalas oleh Tuhan pada saat Yesus Kristus kembali, serta menghendaki agar hidup kudus ditengah penderitaan dan pergumulan.

                Perikop ini dituliskan dengan Judul “ Yesus Kristus Batu Penjuru”, ayat 1-3 diawali agar orang percaya hidup kudus didalam pembaruan rohani yaitu lahir baru didalam Kristus dengan membuang segala pikiran jahat, yaitu kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan hidup dengan bersandar dan berserah  penuh kepada kepada Allah, seperti seorang bayi yang baru lahir yang membutuhkan susu yang murni, karena tanpa Allah kita tidak bisa berbuat apapun dan agar kita dapat bertumbuh didalam iman dan layak mendapatkan keselamatan, ini semua hanya jika menyadari semua kebaikan Allah didalam kehidupan kita. ini adalah karakter Kristen Sejati. Sebuah pertanyaan besar “Sudahkah kita menjadi Kristen yang sesungguhnya?”.

                Tuhan Yesus berfirman di Johanes Yohanes  15:16a “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”.  Itu sebabnya rasul Paulus juga menuliskan di suratnya kepada Jemaat di Efesus bahwa kita diselamatkan oleh karena kasih karunia, bukan dengan usaha sendiri, amal baik tetapi semata mata karena anugerah dan pemberian Allah saja. (Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah).

                Pada Minggu Kantate hari ini, yang berarti “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan”, dan thema ” Menjadi Umat Pilihan Allah”  kita ingin melihat apa yang menjadi perenungan bagi kita:

1.         Penyerahan diri penuh dan Kerelaan untuk dibentuk dan diperbarui Oleh  Kristus (Ayat 4-7)

                Persoalan kehidupan yang mendera kita dengan berbagai bentuk pergumulan  membuat kita menjadi lemah baik secara jasmani maupun rohani, bahkan terkadang membuat kita  terbuang. Sama seperti Kristus, Batu Hidup yang telah dibuang oleh para Imam dan menjadi Batu Penjuru yang berharga, Demikian kita yang telah terbuang dan dijauhkan dari Allah oleh karena dosa kita, oleh Kasih dan Anugerah Allah sendiri kita telah diangkat dan dipilihNya dan membuat kita menjadi berharga dihadapanNya.

                Petrus mengingatkan agar kita menyerahkan diri kita, semua kesulitan, pergumulan, kekewatiran, kekecewaan  kita oleh karena dunia ini hanya kepada Dia. Agar kita tidak bersandar kepada pengertian, ego, kekuatan dan pemahaman diri kita sendiri. Serta mau diubahkan diperbarui dalam iman dan menggunakan talenta yang kita miliki dalam pelayanan.

                Untuk membangun sebuah bangunan, hal pertama yang diperbuat adalah membuat pondasi, kemudian batu bangunan itu harus disusun dan diikat dengan campuran air, semen dan pasir. Batu yang disusun ada yang berfungsi sebagai dinding, untuk penopang kosen pintu dan jendela, untuk pembatas ruangan dan lain-lain.

                Pondasi Iman kita adalah Kristus Sang Batu Penjuru, kita adalah batu hidup yang telah dipilih oleh Allah, sesuai rencanaNya dan rancanganNya, disusun dengan Kristus sebagai pondasinya dan diikat oleh satu Iman, Satu Pengharapan, satu Kasih Yaitu Kristus sendiri untuk mendirikan Bangunan Rohani wujud Rencana Allah bagi Dunia.

                Memang tidak semua ukuran batu itu sama dan rata, bahkan batu yang pecahpun dapat digunakan dan semuanya bermanfaat,  Demikian kita, yang datang dari berbagai latar belakang, profesi, keadaan ekonomi, talenta, kemampuan, kekuatan yang berbeda-beda. Kita dibentuk dan  digunakan oleh Allah untuk menjadi pelayan dengan tugas yang berbeda-beda sesuai kehendak Allah sendiri, sang Arsitek hidup kita.

                Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk sebuah pelayanan, hal kecil dan sederhana, misalnya sudahkah kita pernah mendoakan para pelayan / pendeta / penatua agar dapat melayani dengan tekun dan mampu membimbing umat?,  atau hal lain ada yang menjadi dirigen, song leader, ada koor remaja/pp/ ama/ ina, petugas kebersihan, kounselor dan lain sebagainya. Bahkan memberikan penghiburan kepada yang berduka dan menguatkan yang sedang sakit adalah pelayanan. Jadi sekecil apapun peran kita didalam Tuhan itu semua adalah Pelayanan.

                Mengapa kita melayani? Karena Allah didalam karyaNya telah terlebih dahulu melayani kita. Kita sepakat bahwa dalam pelayanan itu selalu ada persoalan, bahkan bisa saja menjadi sandungan bagi yang lain, terganggu oleh pelayanan kita. Terutama bagi orang yang belum percaya kepada Kristus.

                Tetapi itu semua janganlah membuat hati kita gentar, malah semakin menyalakan semangat memberitakan Kebaikan Tuhan melalui hidup kita, dari cara berbicara, sikap dan tingkah laku yang menunjukkan karakter Kristus. Penyerahan diri penuh dan mau diubahkan juga bermakna bahwa kita “mau tinggal didalam Kristus, sehingga kita dapat berbuah, Diluar Kristus kita tidak akan mampu menjalani kehidupan”

 

2. Dipilih karena Kasih Karunia Allah (ayat 9-10)

                Apa yang akan rasakan seorang pelajar / siswa / mahasiswa ditengah keterbatasan dana pendidikannya, tiba-tiba terpilih sebagai penerima Bea Siswa dari orang yang tidak dikenalnya. Selain terkejut, kaget, tentunya akan berusaha berterimakasih dan berjanji untuk selalu mempertahankan Prestasi, agar dapat menyenangkan si pemberi Bea Siswa tadi.

 

Mengapa Allah memilih kita dan untuk tujuan apa?

                Sesungguhnya sejak kejatuhan manusia kedalam dosa, kita menjadi terpisah dari Allah. Tetapi Allah sendirilah yang menyiapkan karya besar agar manusia beroleh keselamatan melalui Kristus.

                Demikian hidup kita, yang dilingkupi dosa dan terikat olehnya, yang membuat hidup kita menjadi kehilangan arah, harapan, terbuang, dan terpisah dari Allah, namun oleh kasih dan anugerah Allah kita dipilih dan diangkat menjadi Anak-anakNya melalui pengorbanan Kristus dikayu salib.

                Tentu sebagai orang yang telah terpilih dan terbebas dari ikatan dosa, kita wajib untuk mengabarkan kasih dan perbuatan Tuhan disepanjang hidup kita, sesuai dengan panggilan tugas pelayanan kita masing-masing. Karena kita percaya, bahwa Allah menjadikan kita tentunya Allah memiliki rencana untuk kita lakukan didalam hidup ini sesuai dengan talenta yang kita miliki.

Kristus memilih mengangkat kita untuk menjadi Imam yang penuh kuasa (Imamat Yang Rajani), yang rela diperbarui dan dipelihara oleh Allah setiap saat didalam kekudusan hidup. Ingatlah bahwa kita ini adalah kepunyaan Allah.

                Oleh karena itu hidup kita tidak lagi menurut dunia ini, yang hanya mengandalkan kekuatan, kekayaan, dan bersandar kepada pikiran  sendiri, tetapi menyerahkankan seluruh kepada Kristus untuk mengarahkan dan membimbing kita.

                Dengan status istimewa ini, sejatinya kita tidak perlu lagi untuk takut, kawatir dalam menjalani hidup, meskipun ada banyak pencobaan, penrgumulan dalam kehidupan kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Ia akan memimbing dan menyertai karena Ia adalah Gembala Agung yang baik.

 

III. Refleksi

                Bukan karena kelebihan yang kita miliki kita dipilihNya, tetapi karena kasih dan anugerah Allah semata. Kelemahan rohani dan ikatan dosa yang ada pada kita itulah yang diambilNya, karena Allah begitu mengasihi kita. Kita diangkat, dilayakkan untuk menerima Keselamatan, tugas kita adalah menyampaikan Keselamtan itu, memberitakan semua kebaikan Tuhan disepanjang hidup kita.

                Bersikap, bertindak, berbuat sesuai karakter Kristus. Mari menjadi berkat bagi sesama, siapun dia. Jangan tutupi Cahaya KasihNya, tetapi hendaklah bersinar. Menjadi Imam ditengah keluarga, lingkungan dan jemaat, hidup didalam kekudusan. Kita melayani karena Allah terlebih dahulu melayani kita. Kita diberkati agar kita menjadi berkat bagi semua mahluk.  Inilah yang menjadi sebuah Nyannyian baru bagi kita untuk memuliakan Allah, bersyukur dan memberitakan semua kebaikan Tuhan didalam Hidup kita. Amin