Selasa, 21 Agustus 2018

Bersatu Melayani dalam Kasih


Bersatu Melayani dalam Kasih 
(Kis PR 4:32-37)
===Retreat Remaja===

I. Pendahuluan
Satu batang lidi tidak akan kuat dan tidak berarti apa-apa, paling dipakai untuk melecut atau untuk mencungkil gigi, tetapi satu ikat lidi, ia menjadi bermanfaat dan berguna,menjadi sapu dan dipakai untuk membersihakan. Itulah sebabnya ada pepatah “ Bersatu kita teguh, tercerai berai kita akan runtuh”, (sengaja saya memakai kata terceraii berai).  Apa maknanya? Jikalau tidak ada kesatuan, maka kita akan mudah dihancurkan, dikalahkan. Tetapi jika ada kesatuan maka, perlu usaha besar untuk menghancurkannya. Bahkan begitu Pentingnya Kesatuan, Pemimpin Bangsa kita terdahulu merumuskan Persatuan didalam Ideologi Negara kita yaitu Pancasila, Sila Ketiga “ Persatuan Indonesia”

Dan sesuai dengan tema yang diberikan “Bersatu Melayani dalam Kasih”,  kita ingin melihat mengapa kesatuan didalam pelayanan itu penting, apa penyebab terjadi keterpisahan, apa usaha untuk bisa menyatukan dan bagaimana cara menjaganya, Mengapa kesatuan itu Penting?. Inilah yang menjadi pesan utama bagi kita, terutama anak-anak kami yang remaja, oleh karena dipundak kalianlah masa depan gereja, dimanapun kelak kalian berada. Dan saya bersyukur boleh memberikan Pengajaran kepada anak-anak kami sekalian.
Apa penyebab terjadi keterpisahan ?
Tentunya bukan hal yang mudah bagi kita untuk mempersatukan. Tidak ada manusia yang sama, bahkan kembar identik sekalipun tetap masih ada perbedaan. Bahkan dalam Ilmu Biologi, keanekaragaman mahluk hidup dicoba dikelompokkan berdasarkan ciri fisik, sampai ketingkat sel/ molekul, (Taksonomi = Pengelompokan Mahluk Hidup, Kindom,divisi, kelas, ordo, famili, genus, spesies).Luar biasa Tuhan menciptakan kita manusia dan alam ini, tidak ada yang sama, berapa banyak jenis hewan, berapa banyak jenis tumbuhan.
Pada Mulanya Bumi ini diciptakan, semuanya sempurna dan Allah melihat semuanya sungguh amat baik, bagaimana Adam menamai seluruh ciptaan, tentu oleh karena Allah sendiri yang telah memberi kuasa kepadanya  (bnd kej 1:26-30). Manusia diberi kuasa dan menjadi citra kemuliaan Allah pada mulanya, tetapi  ketika oleh keinginan manusia untuk menjadi sama seperti Allah, manusia tergoda dan jatuh kedalam dosa (Kej 3), sehingga Citra Kemuliaan Allah sirna, dan akibatnya kesengsaraan dan mautlah yang dihasilkan. Manusia Terpisah dari Penciptanya. Rasul Paulus menuliskan di Roma 8:6-7 “6: Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. 8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Ada banyak contoh dalam Alkitab (PL) usaha yang dilakukan manusia untuk bersatu dengan Allah, tetapi gagal, oleh karena dosa. Dalam Kejadian 11:1-9, bagaimana Allah menghancurkan Babel. Pada awalnya seluruh bumi ini satu bahasa dan logatnya. Tetapi oleh karena keinginan untuk mencapai langit, kesombongan, kecongkakan serta ingin seperti Tuhan, Allah menghukum dan menghancurkan kota itu, sehingga tercerai berai dengan bahasa yang berbeda-beda, sehingga Yang terjadi adalah kekacaun demi kekacauan.
Walaupun demikian Allah tetap mengasihi manusia. Dan Allah sendiri memilih Orang-orang PilihanNya yaitu Nabi-nabi utusan Allah, yang ditugaskan untuk menegaskan Sikap Allah kepada Manusia agar bertobat, juga tidak mampu untuk membawa manusia kembali kepada Allah, bahkan Hukum telah diberikan dan Hukuman telah dijatuhkan pun tidak membuat manusia berubah. Tetap saja kekerasan hati, kedegilan dan sikap pemberontakan yang hanya mengikuti Keinginan dan nafsu menguasai manusia.
Di dalam PL Alkitab sangat jelas menggambarkan prilaku manusia yang selalu ingin berpisah dari Allah, apapun dosa yang telah dilakukan manusia dari mulanya sangat jelas dan  terperinci dituliskan, sehingga apa yang terjadi sekarang bukanlah hal baru, hanya pengulangan, yang membedakan hanya situsi dan waktunya saja. Hanya casingnya yang beda, isinya sama saja. Mengapa itu dituliskan dan sampai kepada kita hari ini, supaya manusia tidak mengikuti contoh-contoh yang tidak baik, dan hidup didalam kekudusan.
Tentu kita sudah mengetahui, bahwa keterpisahan manusia dari Allah adalah akibat dosa dan Iblis memanfaatkan keinginan dan nafsu manusia untuk menyatakannya. Dosa telah mencemari jiwa manusia, sehingga bukan hanya kepada Allah manusia terpisah, tetapi dalam hidup manusia pun selalu terjadi pemisahan antar sesama manusia.  Ada yang terpisah oleh karena status, kekayaan, pendidikan, strata sosial, agama, ras, golongan, suku dll, ini semua terjadi karena mengikuti keinginan daging. Jadi keinginan manusia itu sendirlah yang membuat manusia menjadi terpisah oleh sekat-sekat yang dibuat manusia itu sendiri.
Lalu bagaimana agar dapat bersatu kembali?
Itulah sebabnya Allah sendiri berinkarnasi hadir ditengah-tengah manusia melalui kelahiranNya didalam Yesus Kristus, untuk menebus, menyelamatkan dan mempersatukan manusia dengan diri-Nya melalui kematian dan kebangkitanNya, dan Ia sendirilah yang menjadi korban Persembahan yang sempurna untuk Pendamaian agar manusia dapat bersatu dengan Allah dalam kemuliaanNya. (Yoh 3;16)
Yoh 17:20-23, dikatakan disana bahwa Tuhan Yesus Sendiri berdoa agar semua yang mengikutiNya, bukan hanya para Murid dan Rasul ketika Yesus bersama mereka, tetapi untuk semua orang yang percaya kepada Kabar Baik dan Pemberitaan Injil termasuk kita saat ini supaya kita menjadi satu dan sempurna didalam Kristus.
Itu Semua hanya dan oleh karena KasihNya kepada kita, bukan usaha kita. sehingga seberapa besar dan banyak pun usaha dan perbuatan baik kita, tidak menjamin kita kepada keselamatan dan hidup kekal, karena keselamatan itu adalah AnugerahNya yang diberikan Cuma-Cuma kepada siapa yang percaya dan diperkenanNya serta melakukan perintahNya. Efesus  2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Kasih Allah sendirilah yang menyelamatkan dan mendamaikan kita dengan DiriNya. Kasih Allah sendiri yang dapat mempersatukan.
Kita sudah diselamatkan, lantas apa yang kita lakukan?
Kita telah dipilih dan dipanggil oleh Kristus sendiri untuk keluar dan dikuduskan agar kita menjadi milik kepunyaanNya, dan tugas kita adalah memberitakan  Injil dan perbuatan-perbuatanNya (I Petrus  2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Tugas dan panggilan pengikut Kristus adalah memberitakan Injil. Namun sebelum memberitakan Kabar baik, kita pun perlu menghidupi Injil itu. Tidak seperti tukang obat, yang menjual obat tetapi tidak pernah meminum, ataupun memakai obatnya. Itulah sebabnya sangat diperlukan kesungguhan hati setiap pribadi mengenal siapa Kristus itu dan mengasihiNya, sehingga Kristus-lah yang menjadi nafas, semua yang diperbuat hanya untuk Kristus. Mengenal dan mencintai Kristus, berarti juga mengasihi serta mematuhi apa yang diperintahkanNya. Apa itu? Yoh 13:34-35 “34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.".  Allah menghendaki Pengikut Kristus atau MuridNya harus hidup didalam kasih dan saling mengasihi.
Mengapa kita harus mengasihi dan apa pentingnya Kasih ? Karena Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8), Kasih menutupi banyak sekali Dosa (1 Petrus 4:8), Kasih sebagai Pengikat Yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose 3:14).
Bagaimanakah sifat kasih ? (1 Korintis 13:4-7). Kasih itu sabar; murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.  Kasih tidak berkesudahan;
Sudah jelas bagi kita, bahwa hanya Kasihlah Yang Dapat Mempersatukan dan Menyempurnakan.  Dengan demikian didalam pelayanan pun, kasih itu yang terutama. Tanpa kasih pelayanan hanya sebatas rutinitas dan formalitas. Tidak memberikan makna dan dampak. Itulah sebabnya Kasih adalah hal yang utama didalam setiap usaha pelayanan.
Bersatu Melayani Dalam Kasih, tentu bukan hal yang mudah. Ada banyak hal yang dapat menghalangi kita dalam pelayanan. Perbedaan pemahaman akan panggilan tugas pelayanan, perbedaan sifat dan karakter, motivasi pelayanan itu sendiri, adalah sebahagian hal yang dapat menghambat seseorang untuk melayani.  Sehingga sukar untuk dipersatukan.
Motivasi pelayanan untuk mengejar kehormatan dan kebesaran tentu akan berbuah kekecewaan jika buah dari pelayanan itu tidak memuaskan. Padahal yang kita layani adalah Tuhan, tetapi oleh karena motivasi kita yang salah, bukan Tuhan yang dimulaikan, tetapi diri sendirilah yang menjadi sasaran kemuliaan itu.
Tentu disinilah sesungguhnya kita harus memahami tugas dalam melayani. Apakah yang menjadi tujuanku dalam melayani? Untuk ku kah atau Tuhanku?, Apakah aku melayani sebagai bentuk syukurku ataukah karena keterpaksaan?,
Didalam pelayananku apakah aku bisa menerima kekurangan dan kelemahan orang lain?. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, apakah yang harus dilakukan agar ada kesatuan didalam pelayanan?. Sebenarnya dari tema sendiri sudah terjawab, bahwa Melayani harus dilandasi Kasih. Kasih adalah ciri khas atau identitas seorang Kristen. Sehingga ketika ia menjadi identitas ia membutuhkan alat kelengkapan ataupun atribut sebagai seorang pelayan yang melayani, yaitu : (Kolose 3:12-13)
1.    Berbelas kasih berarti memiliki keperdulian dan empati atas kelemahan, kesusahaan  dan kekurangan orang lain. 
2.    Kemurahan berarti kerelaan untuk menolong secar nyata dan selalu memiliki kerinduan untuk memberikan tenaga, pikiran dan yang ia miliki untuk membantu sesama. Ingat Orang samaria yang baik hati dan imam yang sombong.
3.    Kerendahan hati., sebab kerendahan hati itu mendahului kehormatan  dan kesombingan mendahuli kehancuran (Amsal  18:12). Kerendahan hati didasari apa yang ada pada dirinya semata-mata naugerah dan berkat Tuhan, sehingga tidak ada alasan untuk menjadi congkak.
4.    Kelemahlembutan berarti kemampuan untuk menguasai diri dan tidak bereaksi negatif ketika dituduh, difitnah, disakiti. Ia bisa saja marah tetapi bukan seorang pemarah, kemarahannya mengarahkan orang untuk berbuat benar bukan kemarahan yang menghasilkan dosa.
5.    Kesabaran bermakna ketenangan hati pengendalian diri dan menghindarkan diri dari perselisihan.
6.    Pengampunan berarti membuka hati untuk memaafkan secara tulus dan melupakan kesalahan dan kelemahan orang lain. Kristus adalah teladan untuk contoh pengampunan. Harus kita sadari, tidak ada satu orang pun yang tidak pernah berbuat salah. Sebagaimana kita yang menginginkan pengampunan ketika kita berbuat salah, demikian hendaknya kita juga mau mengampuni jika orang bersalah kepada kita. Mengampuni membebaskan kita dari rasa benci dan sikap menghakimi. Mengampuni adalah jalan bagi kita untuk menerima pengampunan.
Attribut atau kelengkapan inilah yang memupuk sikap untuk Bersatu dalam Melayani. Dan semua ini lahir dari kerelaan untuk menyangkal diri dan tunduk hanya kepada kehendak Tuhan, membuka hati untuk selalu diperbarui oleh Roh Kudus. Tuhan menghendaki seluruh umatNya bersatu, Satu Tuhan, Satu Iman, Satu Baptisan (Efesus 4:5), dan inilah juga yang menjadi Doa Syafaat Kristus kepada Murid/Rasul dan Orang Percaya (Yoh 17:20-23), serta sebagai satu kesatuan Tubuh Kristus yang walaupun berbeda-beda tetapi selalu berhubungan satu sama lain dan tidak terpisah dan tidak ada yang lebih utama, semuanya hanya untuk Tuhan. Siapun Kita, Apapun Profesi Kita, status Kita, warna Kulit Kita, Marga kita, Kita adalah Satu didalam Kristus dan Tunduk hanya kepada Kristus (1 Kor 12:1-31). Melayani harus dengan sungguh-sungguh, dengan segenap hati dan segenap jiwa serta akal budi. Mulailah melayani dari hal sederhana, serta memegang teguh prinsip pelayanan “Semuanya Untuk Kemulian Tuhan (Kolose 3 23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.) Amen