Bersatu Melayani dalam Kasih
(Kis PR 4:32-37)
===Retreat Remaja===
I. Pendahuluan
Satu
batang lidi tidak akan kuat dan tidak berarti apa-apa, paling dipakai untuk
melecut atau untuk mencungkil gigi, tetapi satu ikat lidi, ia menjadi
bermanfaat dan berguna,menjadi sapu dan dipakai untuk membersihakan. Itulah
sebabnya ada pepatah “ Bersatu kita teguh, tercerai berai kita akan runtuh”, (sengaja saya memakai kata terceraii
berai). Apa maknanya? Jikalau tidak
ada kesatuan, maka kita akan mudah dihancurkan, dikalahkan. Tetapi jika ada
kesatuan maka, perlu usaha besar untuk menghancurkannya. Bahkan begitu
Pentingnya Kesatuan, Pemimpin Bangsa kita terdahulu merumuskan Persatuan
didalam Ideologi Negara kita yaitu Pancasila, Sila Ketiga “ Persatuan
Indonesia”
Dan
sesuai dengan tema yang diberikan “Bersatu Melayani dalam Kasih”, kita ingin melihat mengapa kesatuan didalam
pelayanan itu penting, apa penyebab terjadi keterpisahan, apa usaha untuk bisa
menyatukan dan bagaimana cara menjaganya, Mengapa kesatuan itu Penting?. Inilah
yang menjadi pesan utama bagi kita, terutama anak-anak kami yang remaja, oleh
karena dipundak kalianlah masa depan gereja, dimanapun kelak kalian berada. Dan
saya bersyukur boleh memberikan Pengajaran kepada anak-anak kami sekalian.
Apa penyebab terjadi keterpisahan
?
Tentunya
bukan hal yang mudah bagi kita untuk mempersatukan. Tidak ada manusia yang
sama, bahkan kembar identik sekalipun tetap masih ada perbedaan. Bahkan dalam
Ilmu Biologi, keanekaragaman mahluk hidup dicoba dikelompokkan berdasarkan ciri
fisik, sampai ketingkat sel/ molekul, (Taksonomi = Pengelompokan Mahluk Hidup,
Kindom,divisi, kelas, ordo, famili, genus, spesies).Luar biasa Tuhan
menciptakan kita manusia dan alam ini, tidak ada yang sama, berapa banyak jenis
hewan, berapa banyak jenis tumbuhan.
Pada
Mulanya Bumi ini diciptakan, semuanya sempurna dan Allah melihat semuanya
sungguh amat baik, bagaimana Adam menamai seluruh ciptaan, tentu oleh karena
Allah sendiri yang telah memberi kuasa kepadanya (bnd kej 1:26-30). Manusia diberi kuasa dan
menjadi citra kemuliaan Allah pada mulanya, tetapi ketika oleh keinginan manusia untuk menjadi
sama seperti Allah, manusia tergoda dan jatuh kedalam dosa (Kej 3), sehingga
Citra Kemuliaan Allah sirna, dan akibatnya kesengsaraan dan mautlah yang
dihasilkan. Manusia Terpisah dari Penciptanya. Rasul Paulus menuliskan di Roma
8:6-7 “6: Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup
dan damai sejahtera. 8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap
Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin
baginya.
Ada
banyak contoh dalam Alkitab (PL) usaha yang dilakukan manusia untuk bersatu
dengan Allah, tetapi gagal, oleh karena dosa. Dalam Kejadian 11:1-9, bagaimana
Allah menghancurkan Babel. Pada awalnya seluruh bumi ini satu bahasa dan
logatnya. Tetapi oleh karena keinginan untuk mencapai langit, kesombongan,
kecongkakan serta ingin seperti Tuhan, Allah menghukum dan menghancurkan kota
itu, sehingga tercerai berai dengan bahasa yang berbeda-beda, sehingga Yang
terjadi adalah kekacaun demi kekacauan.
Walaupun
demikian Allah tetap mengasihi manusia. Dan Allah sendiri memilih Orang-orang
PilihanNya yaitu Nabi-nabi utusan Allah, yang ditugaskan untuk menegaskan Sikap
Allah kepada Manusia agar bertobat, juga tidak mampu untuk membawa manusia
kembali kepada Allah, bahkan Hukum telah diberikan dan Hukuman telah dijatuhkan
pun tidak membuat manusia berubah. Tetap saja kekerasan hati, kedegilan dan
sikap pemberontakan yang hanya mengikuti Keinginan dan nafsu menguasai manusia.
Di
dalam PL Alkitab sangat jelas menggambarkan prilaku manusia yang selalu ingin
berpisah dari Allah, apapun dosa yang telah dilakukan manusia dari mulanya
sangat jelas dan terperinci dituliskan,
sehingga apa yang terjadi sekarang bukanlah hal baru, hanya pengulangan, yang
membedakan hanya situsi dan waktunya saja. Hanya casingnya yang beda, isinya
sama saja. Mengapa itu dituliskan dan sampai kepada kita hari ini, supaya
manusia tidak mengikuti contoh-contoh yang tidak baik, dan hidup didalam
kekudusan.
Tentu
kita sudah mengetahui, bahwa keterpisahan manusia dari Allah adalah akibat dosa
dan Iblis memanfaatkan keinginan dan nafsu manusia untuk menyatakannya. Dosa
telah mencemari jiwa manusia, sehingga bukan hanya kepada Allah manusia
terpisah, tetapi dalam hidup manusia pun selalu terjadi pemisahan antar sesama
manusia. Ada yang terpisah oleh karena
status, kekayaan, pendidikan, strata sosial, agama, ras, golongan, suku dll,
ini semua terjadi karena mengikuti keinginan daging. Jadi keinginan manusia itu
sendirlah yang membuat manusia menjadi terpisah oleh sekat-sekat yang dibuat
manusia itu sendiri.
Lalu bagaimana agar dapat bersatu
kembali?
Itulah
sebabnya Allah sendiri berinkarnasi hadir ditengah-tengah manusia melalui
kelahiranNya didalam Yesus Kristus, untuk menebus, menyelamatkan dan
mempersatukan manusia dengan diri-Nya melalui kematian dan kebangkitanNya, dan
Ia sendirilah yang menjadi korban Persembahan yang sempurna untuk Pendamaian
agar manusia dapat bersatu dengan Allah dalam kemuliaanNya. (Yoh 3;16)
Yoh
17:20-23, dikatakan disana bahwa Tuhan Yesus Sendiri berdoa agar semua yang
mengikutiNya, bukan hanya para Murid dan Rasul ketika Yesus bersama mereka,
tetapi untuk semua orang yang percaya kepada Kabar Baik dan Pemberitaan Injil
termasuk kita saat ini supaya kita menjadi satu dan sempurna didalam Kristus.
Itu
Semua hanya dan oleh karena KasihNya kepada kita, bukan usaha kita. sehingga
seberapa besar dan banyak pun usaha dan perbuatan baik kita, tidak menjamin
kita kepada keselamatan dan hidup kekal, karena keselamatan itu adalah
AnugerahNya yang diberikan Cuma-Cuma kepada siapa yang percaya dan
diperkenanNya serta melakukan perintahNya. Efesus
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Kasih Allah sendirilah yang
menyelamatkan dan mendamaikan kita dengan DiriNya. Kasih Allah sendiri yang
dapat mempersatukan.
Kita sudah diselamatkan, lantas
apa yang kita lakukan?
Kita
telah dipilih dan dipanggil oleh Kristus sendiri untuk keluar dan dikuduskan
agar kita menjadi milik kepunyaanNya, dan tugas kita adalah memberitakan Injil dan perbuatan-perbuatanNya (I
Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Tugas
dan panggilan pengikut Kristus adalah memberitakan Injil. Namun sebelum
memberitakan Kabar baik, kita pun perlu menghidupi Injil itu. Tidak seperti
tukang obat, yang menjual obat tetapi tidak pernah meminum, ataupun memakai
obatnya. Itulah sebabnya sangat diperlukan kesungguhan hati setiap pribadi
mengenal siapa Kristus itu dan mengasihiNya, sehingga Kristus-lah yang menjadi
nafas, semua yang diperbuat hanya untuk Kristus. Mengenal dan mencintai
Kristus, berarti juga mengasihi serta mematuhi apa yang diperintahkanNya. Apa
itu? Yoh
13:34-35 “34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi. 35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah
murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.". Allah menghendaki Pengikut Kristus atau
MuridNya harus hidup didalam kasih dan saling mengasihi.
Mengapa
kita harus mengasihi dan apa pentingnya Kasih ? Karena Allah adalah Kasih (1
Yoh 4:8), Kasih menutupi banyak sekali Dosa (1 Petrus 4:8), Kasih sebagai
Pengikat Yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose 3:14).
Bagaimanakah
sifat kasih ? (1 Korintis 13:4-7). Kasih itu sabar; murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, Ia menutupi segala sesuatu, percaya
segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala
sesuatu. Kasih tidak berkesudahan;
Sudah
jelas bagi kita, bahwa hanya Kasihlah Yang Dapat Mempersatukan dan
Menyempurnakan. Dengan demikian didalam
pelayanan pun, kasih itu yang terutama. Tanpa kasih pelayanan hanya sebatas
rutinitas dan formalitas. Tidak memberikan makna dan dampak. Itulah sebabnya
Kasih adalah hal yang utama didalam setiap usaha pelayanan.
Bersatu
Melayani Dalam Kasih, tentu bukan hal yang mudah. Ada banyak hal yang dapat
menghalangi kita dalam pelayanan. Perbedaan pemahaman akan panggilan tugas
pelayanan, perbedaan sifat dan karakter, motivasi pelayanan itu sendiri, adalah
sebahagian hal yang dapat menghambat seseorang untuk melayani. Sehingga sukar untuk dipersatukan.
Motivasi
pelayanan untuk mengejar kehormatan dan kebesaran tentu akan berbuah kekecewaan
jika buah dari pelayanan itu tidak memuaskan. Padahal yang kita layani adalah
Tuhan, tetapi oleh karena motivasi kita yang salah, bukan Tuhan yang
dimulaikan, tetapi diri sendirilah yang menjadi sasaran kemuliaan itu.
Tentu
disinilah sesungguhnya kita harus memahami tugas dalam melayani. Apakah yang
menjadi tujuanku dalam melayani? Untuk ku kah atau Tuhanku?, Apakah aku
melayani sebagai bentuk syukurku ataukah karena keterpaksaan?,
Didalam
pelayananku apakah aku bisa menerima kekurangan dan kelemahan orang lain?. Dari
pertanyaan-pertanyaan itu, apakah yang harus dilakukan agar ada kesatuan
didalam pelayanan?. Sebenarnya dari tema sendiri sudah terjawab, bahwa Melayani
harus dilandasi Kasih. Kasih adalah ciri khas atau identitas seorang Kristen.
Sehingga ketika ia menjadi identitas ia membutuhkan alat kelengkapan ataupun
atribut sebagai seorang pelayan yang
melayani, yaitu : (Kolose 3:12-13)
1.
Berbelas
kasih berarti memiliki keperdulian dan empati atas kelemahan, kesusahaan dan kekurangan orang lain.
2. Kemurahan berarti kerelaan untuk menolong
secar nyata dan selalu memiliki kerinduan untuk memberikan tenaga, pikiran dan
yang ia miliki untuk membantu sesama. Ingat Orang samaria yang baik hati dan
imam yang sombong.
3. Kerendahan hati., sebab kerendahan hati itu
mendahului kehormatan dan kesombingan
mendahuli kehancuran (Amsal 18:12).
Kerendahan hati didasari apa yang ada pada dirinya semata-mata naugerah dan
berkat Tuhan, sehingga tidak ada alasan untuk menjadi congkak.
4. Kelemahlembutan
berarti kemampuan untuk menguasai diri dan tidak bereaksi negatif ketika
dituduh, difitnah, disakiti. Ia bisa saja marah tetapi bukan seorang pemarah,
kemarahannya mengarahkan orang untuk berbuat benar bukan kemarahan yang
menghasilkan dosa.
5. Kesabaran
bermakna ketenangan hati pengendalian diri dan menghindarkan diri dari
perselisihan.
6. Pengampunan
berarti membuka hati untuk memaafkan secara tulus dan melupakan kesalahan dan
kelemahan orang lain. Kristus adalah teladan untuk contoh pengampunan. Harus
kita sadari, tidak ada satu orang pun yang tidak pernah berbuat salah.
Sebagaimana kita yang menginginkan pengampunan ketika kita berbuat salah,
demikian hendaknya kita juga mau mengampuni jika orang bersalah kepada kita. Mengampuni membebaskan kita dari rasa benci
dan sikap menghakimi. Mengampuni adalah jalan bagi kita untuk menerima
pengampunan.
Attribut
atau kelengkapan inilah yang memupuk sikap untuk Bersatu dalam Melayani. Dan
semua ini lahir dari kerelaan untuk menyangkal diri dan tunduk hanya kepada
kehendak Tuhan, membuka hati untuk selalu diperbarui oleh Roh Kudus. Tuhan
menghendaki seluruh umatNya bersatu, Satu Tuhan, Satu Iman, Satu Baptisan
(Efesus 4:5), dan inilah juga yang menjadi Doa Syafaat Kristus kepada
Murid/Rasul dan Orang Percaya (Yoh 17:20-23), serta sebagai satu kesatuan Tubuh
Kristus yang walaupun berbeda-beda tetapi selalu berhubungan satu sama lain dan
tidak terpisah dan tidak ada yang lebih utama, semuanya hanya untuk Tuhan.
Siapun Kita, Apapun Profesi Kita, status Kita, warna Kulit Kita, Marga kita,
Kita adalah Satu didalam Kristus dan Tunduk hanya kepada Kristus (1 Kor
12:1-31). Melayani harus dengan sungguh-sungguh, dengan segenap hati dan segenap
jiwa serta akal budi. Mulailah melayani dari hal sederhana, serta memegang
teguh prinsip pelayanan “Semuanya Untuk Kemulian Tuhan (Kolose 3 23 Apa pun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia.) Amen