Minggu, 18 November 2018

Mengalahkan Kejahatan dengan Kebaikan


Minggu, 18 Nop 2018
Mengalahkan Kejahatan dengan Kebaikan
Roma 12:9-21

“Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”
Roma 12:21

Sebelum sebuah pesawat diterbangkan oleh pilot, tentu terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap semua kondisi pesawat untuk menilai apakah pesawat tersebut layak dan aman untuk diterbangkan. Jika terdapat kerusakan alat ataupun sistem didalam pesawat, segera dapat diketahui untuk dilakukan perbaikan. Kesemuanya ini dilakukan untuk keamanan dan kenyamanan penumpang yang menggunakan jasa penerbangan tersebut.


Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma (Pasal 12) mengingatkan kita untuk hidup didalam Kasih. Oleh karena Kristus sendiri yang menjadi teladan didalam praktek hidup penuh Kasih.  Dimulai dengan mempersembahkan diri (penyerahan hidup hanya kepada Kristus, untuk terus bertumbuh didalam ibadah yang sejati dan berbuah didalam kehidupan – ayat 1), sebagai akibatnya cara hidup kita menjadi berbeda dengan dunia (ayat 2) yang terus mengalami pembaruan oleh karya Roh Kudus. Jika dunia mengajarkan prinsip egoisme yang berpusat kepada diri sendiri, tetapi orang yang telah menyerahkan hidup kepada Kristus dan diperbarui oleh Roh Kudus setiap waktu, hidupnya bukan lagi hanya untuk dirinya sendiri tetapi hidup yang selalu memberi manfaat didalam kebaikan dimanapun ia berada. Hidup didalam kasih kepada sesama dan mendatangkan sukacita (bnd. Yoh 15:12).

Atas dasar inilah Rasul Paulus mengajarkan dan menasehatkan untuk hidup didalam Kasih. dan sama seperti seorang pilot yang membuat ceklist pemeriksaan kondisi pesawat, demikian hendaknya kita membuat penilaian kepada diri kita sendiri terhadap pengertian kita tentang hidup didalam kasih. Lawan Kasih adalah Kejahatan. Dan kejahatan terbesar itu bersumber dari diri sendiri. Kita tidak mampu melakukan pekerjaan kasih oleh karena mendapat perlawanan dari diri sendiri bukan orang lain. Mulut berkata mengasihi tetapi hati masih membenci. Itulah sebabnya kita perlu instrospeksi diri terhadap kehidupan rohani kita apakah sudah sesuai standar hidup sebagai seorang pengkiut Kristus atau hanya sebagai slogan dan simbol semata.

Dalam perikop ini Rasul Paulus membagi kedalam 2 kelompok yaitu Apa yang harus dilakukan (Ayat 9-16) dan yang harus dijauhi (Ayat 17-20). Ayat 9-21 adalah ceklist yang tepat untuk menilai diri kita sendiri.
Ayat 9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. (Apakah hidupku seperti orang munafik yang berbuat dan bertindak tidak sesuai dengan apa yang kukatakan? – lain dimulut lain dihati lain diperbuat)
Ayat10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.(Apakah aku mengejar perhargaan dan selalu ingin tampil menjadi yang terkemuka serta ingin dihormati dan dihargai?, apakah aku selalu memandang rendah orang yang kebtulan lebih rendah dari aku)
Ayat11Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.(Apakah aku bekerja hanya mengharapkan upah dan pujian untuk diriku?, Apakah aku selalu memperhitungkan apa yang telah kulakukan didalam pelayananku?)
Ayat 12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!(Apakah aku hanya bersukacita ketika aku mendapat berkat dan bersungut-sungut ketika aku berbean berat?)
Ayat 13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!(Apakah aku masih mementingkan diriku sendiri dan tdak perduli dengan orang lain, dan menganggap kesulitan orang lain adalah akibat kesalahannya sendiri?)
Ayat 14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!(Apakah aku menuntut balas dan mencaci maki orang jika aku disakiti)
Ayat 15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!(Apakah aku senang melihat orang lain susah dan susah jika orang lain bersukacita?)
Ayat 16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!(Apakah aku selalu mempertontonkan kepintaran dan kepandaianku?, apakah aku tidak mau disaingi oleh yang lain?)

Jika jawaban kita dari pertanyaan-pertanyaan diatas adalah “Ya”, sudah waktunya bagi kita untuk menyadari bahwa kita masih jauh dari apa yang Kristus ajarkan dan mau menyangkal diri. Dan selagi kita masih diberi waktu marilah kita bertobat,  Sebab Kristus mengajarkan kita untuk  hidup yang memberi pengampunan, berkemurahan (ayat 17+19-20), menjadi pembawa kedamaian dimana kita berada (Ayat 18). Semua ini hanya dapat dilakukan jika kita hidup didalam Kristus dan Roh Kudus yang membimbing kita untuk dapat mengalahkan kejahatan yang ada didalam diri kita dan sebagai buahnya kita akan hidup didalam kebenaran dan melakukan kebaikan kepada siapa saja.