Menjadi pemberita Firman
Minggu,
07 Okt 2018
2
Tim 4:1-5
Adalah hal yang biasa didalam
sebuah pekerjaan atau tugas ada delegasi dari atasan kepada bawahan, atau
estafet kepemimpinan dari pemimpin sebelumnya kepada pemimpin baru. Tentu
ketika diserahkan sebuah tugas dan tanggung jawab baru kepada pemimpin baru,
pemimpin yang lama yang benar dan baik, akan memberikan nasehat, apa yang
seharusnya dilakukan dan hambatan yang akan dihadapi ketika akan melaksanakan
tugas. Agar pemimpin yang baru, tidak melenceng dari garis atau tujuan sebuah
organisasi atau perusahaan tempatnya berkarya atau bekerja.
Demikian halnya Rasul Paulus
memberikan nasehat kepada Timotius yang adalah anak rohani-nya. Diusia yang
masih sangat muda ia dipanggil untuk mejadi pelayan ditengah-tengah jemaat.
Tugasnya adalah untuk memberitakan Injil dan membimbing umat agar hidup didalam
kebenaran Kristus. Begitu besar perhatian Paulus kepada Timotius agar tetap
didalam kesetiaan dan kasih didalam melaksanakan tugas pelayanannya. Ia juga
menguatkan Timotius untuk tidak gentar dalam memberitakan injil, menasehati,
membimbing umat walaupun diusia yang muda, bahkan Paulus didalam kesungguhannya
melayani, Toitius menjadi contoh teladan didalam kehidupan rohani yang benar
(bnd 1 Tim 4;12).
Paulus tidak henti-hentinya
memberi nasehat dan bimbingan, dorongan semangat kepada Timotius untuk tetap setia dalam melayani. Jika pesan ini
telah dilakukan oleh Timotius dan itu pula yang dikehandaki oleh Tuhan kepada
kita untuk setia dan taat menunaikan pelayanan kita sebagai orang percaya.
Penegasan Paulus dan ini juga
menjadai dasar kesaksian Iman kita, bahwa Kristus adalah Hakim yang akan
mengadili kita kelak ketika Ia datang kedua kali (Ayat 1), sehingga ini memberi
pengertian dan pemahaman kepada kita bahwa kepada kita akan dituntut
pertanggunganjawab tentang segala sesuatu yang telah kita lakukan selama hidup
kita didunia ini, terlebih tugas kita sebagai orang percaya.
Paulus mengingatkan untuk tetap
mengigat dan mengerjakan penginjilan (Ayat 2), sebagaimana Sabda Kristus ketika
terangkat ke sorga, untuk menjadikan semua bangsa menjadi muridNya (Bnd Mat
28:18-20,Mrk 16:15-16). Panggilan rohani Orang Krosten adalah memberitakan
Injil, tentang kasih dan kebenaran Kristus. Injil yang sampai kepada kita
sesungguhnya bermanfaat untuk mendidik, menyatakan kesalahan, memperbaiki
kelakukan, dan mendidik untuk hidup dalam kebenaran (Bnd 2 Tim 3;16). Dan ini
menjadi tugas pengikut Kristus, untuk memberi bimbingan, menasehati dan mengeur
orang ketika melakukan kesalahan dan dosa. Semua itu harus dilakukan atas dasar
Kasih Kristus,dan kesabaran yang tiada batasnya. Sebagaimana Kristus mengasihi
kita didalam ketulusan dan keberterimaanNya atas kondisi kita yang penuh dosa.
Persoalannya saat ini ada banyak
orang yang hanya mampu berkotbah, menyampaikan firman Tuhan tetapi tidak
menghidupi, menghayati dan melakukan apa yang Firman Tuhan katakan. Begitu
banyak orang Kristus hanya mampu berkata-kata tetapi tidak bersedia
mengerjakan, sebab seolah olah Firman itu bukan untuk dirinya juga. Sehingga
sering Orang Kristen sendirilah yang menjadi batu sandungan bagi orang lain
untuk mengenal Kristus. Oleh sebab, lain perkataan, lain dihati lain perbuatan.
Tidak selaras antara yang dikatakan / dikotbahkan dengan perbuatan. Padahal Kita
percaya bahwa Firman Allah itu Hidup, sehingga Firman itu mestinya menjadi
nyata, menjadi nafas kita. Ada ungkapan bahwa kotbah sesungguhnya adalah hidup
kita ini. Perjalanan hidup kita membuktikan apakah, kita betul-betul menghidupi
Firman Itu secara benar, atau menjadikan Firman Allah hanya sebagai tameng.
Inilah yang dipesankan Rasul
Paulus kepada kita saat ini, untuk betul-betul menghidupi Firman Allah dan
KebenaranNya serta mengaktualisasikannya selama kita hidup, didalam situasi
apapun, sukacita maupun dukacita. Senang maupun susah. Sebab banyak orang yang
berani bersaksi bahwa ia menghidupi Firman itu dan Percaya kepada Allah, ketika
ia memperoleh banyak berkat kekayaan, Jabatan, Kejayaan. Namun ketika itu
berlalu, ia tidak mampu bersaksi, bahkan cenderung mempersalahkan diri dan
Tuhan. selalu berkata “Tuhan Mengapa ini semua terjadi...”, “Apa salah
kami....”. Itu sebabnya kita diingatkan untuk tetap setia didalam segala situasiuntuk
tetap menghidupi Firman Tuhan.
Seperti diuraikan diatas, ada
banyak kesulitan yang dihadapi ketika mengabarkan Kebenaran Injil. Sebab
Penginjilan bukan sekedar menyampaikan Firman, namun lebih luas. Setiap Orang
Kristen adalah pemberita injil. Ia harus menunjukkan teladan didalam hidup.
Tindakan, perkataan ,kekudusan, kesucian hidup, standar moral yang tinggi. Ia
harus menjadi teladan.
Disituasi saat ini pemberitan
Injil diperhadapkan kepada perilaku dan sikap yang penuh dengan persaingan,
egoisme oleh karena kesulitan hidup, sehingga ketidakjujuran, pengabaian
terhadap kebenaran menjadi sesuatu yang dianggap lumrah. Seorang pemberita
Injil yang murni menuyuarak kebenaran menjadi orang yang dikucilkan, sebab
orang tidak lagi suka mendengar teguran, nasehat yang didasarkan oleh
Injil/Firman Tuhan. Sebab firman Tuhan menjadi penghambat kesenangan dunia ini. Ketika kebenaran menjadi sebuah
lelucon, disinilah peran pemberita injil palsu datang memnafaatkan. Mereka
hanya mementingkan diri sendiri, yang penting tidak mengganggu orang lain
walaupun perbuatan mereka melanggar Firman Tuhan.
Pemberitaan yang ingin didengar
sesuai kehendak hati mereka, dan yang mendukung usaha mereka. Firman Tuhan
tidak lagi untuk membimbing kedalam kebenaran hidup tetapi dipakai sebagai
pembenaran atas perbuatan jahat mereka. Firman Tuhan dipelintir demi
kepentingan Penginjil, terlebih apabila jemaat itu adalah jkemaat yang kaya
secara materi. Tidak lagi kekayaan rohnai yang dicari, namun memaksa Firman
Tuhan menuruti keinginan dunia. Tetapi inilah yang disukai. Itu sebabnya Paulus
dengan tegas mengingatkan untuk berhati-hati dan mengajarkan kebenaran waluapun
akan menderita dan tetap setia didalam panggilan pelayanan. Dan
menyelesaikannya sampai akhir.
Jika pemberita injil palsu
datang dari luar, itu mungkin masih bisa dihalau, tetapi bagaimana jika
pemberita injil itu sendiri sudah mengajarkan yang benar, tetapi tidak
melakukannya. Sebagaimana Tuhan yesus menghardik dan mencela Para Ahli Taurat,
Farisi, Imam, Saduki, yang hanya tau mengajarkan tetapi tidak mau menghidupi
apa yang mereka ajarkan. Tuhan menyebut mereka sesat. Demikian pula Orang
kristen yang hanya tahu mengajarkan yang benar tetang Firman Allah, tetapi
tidak berbuah dalam hidupnya boleh dikatakan tidak ada beda dengan Ahli Taurat,
Farisi, Imam dan saduki. Jadi sesungguhnya Firman itu harus nyata dalam hidup
yang memberitakan..
Paulus mengajarkan kita arti ketekunan,
kesabaran dan kasih didalam pemberitaan injil. Firman harus menjadi Nafas
kehidupan yang nyata sehingga, hidup kita menjadi kesaksian tentang injil itu
sendiri. Didalam kasih, kesabaran dan kestiaan memberitakan Firman tuhan yang
tercermin dari sikap hidup kita sehari hari, kita mampu mengatakan bahwa
“Bagiku Hidup adalah Kristus, dan mati adalah Keuntungan (Flp 1:21). Amen