Kami akan beribadah Kepada Tuhan
Ingkon Jahowa Do Oloan Nami
Josua 24:14-24
Pendahuluan
Banyak hal telah dilalui oleh Joshua,
ketika memimpin bangsa Israel. Ada banyak kesusahan., peperangan sebelum mereka memasuki tanah
Kanaan. Bahkan ketika Tuhan memanggilnya untuk memulai pelayanannya Ia
diperhadapkan kepada Tugas memimpin bangsa Israel dan membagi warisan dari
Tanah yang akan mereka masuki.
Walaupun banyak kesulitan
dan sungut sungut bangsa itu, ia tetap mengingat perintah Tuhan untuk tidak
serong ke Kiri ataupun ke kanan. Ia tetap setia dan ia berhasil melaksanakan
tugasnya. Pada masa kepemimpinan Yosua, bangsa itu merasakan indahnya
persatuan, kesulitan dihadapi dan dipecahkan bersama. Serta pada masanyalah
bangsa Israel taat kepada Allah. Josua menjadi teladan kepemimpinan
ditengah-tengah keluarga, umat bangsa itu.
Penjelasan.
Nas ini adalah bagian akhir dari Kitab Yosua, dan merupakan
masa-masa akhir dari hidupnya. Yosua sangat merasa
perlu untuk mengingatkan kembali tentang kesetiaan mereka kepada Allah. Jika
kita membaca dari ayat 1, Yosua menceritakan bagaimana Tuhan memanggil Abraham
sampai kepada pembebasan bangsa itu dari Mesir serta penyertaan Tuhan selama
mereka dipadang Gurun sebelum memasuki Kanaan.
Ini sangat perlu diceritakan kepada semua bangsa itu, oleh karena
yang masuk ke Tanah Kanaan adalah yang lahir selama diperjalanan, sehingga
tidak mengetahui bagaimana sejarah perjalanan bangsa itu, ini perlu sebagai
pengingat sejarah kepada genereasi selanjutnya untuk tidak melupakan Tuhan,
serta menjadi refleksi bagaimana Tuhan menyertai dan memberkati mereka,
walaupun ada banyak persoalan dalam kehidupan mereka. 5 Musa 11:19 Jala ajarhon hamu
angka i tu angka anakmuna, taringoti hamu angka i, molo hundulhundul ho di
bagasan jabum manang mardalani ho di pardalanan, manang laho modom pe ho, nang
dung hehe muse.
Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dan menjadi bahan
perenungan bagi kita tentang nas ini:
Josua memberi pilihan kepada bangsa itu apakah mereka beribadah
kepada Allah atau kepada allah yang lain. Josua mengingatkan bangsa itu karena
mereka telah melihat bagaimana Allah mengalahkan bangsa-bangsa disekeliling
mereka serta bagaimana Tuhan menyertai mereka selama diperjalanannya walapun
mereka terkadang memberontak kepada Tuhan namun Tuhan tetap mengasihi bangsa itu.
Tuhan tidak pernah lupa dengan janjinya, dan tidak berubah.
Mereka disuruh memilih bukan karena keterpaksaan, tetapi dari
dasar hati dan imannya sendiri. Josua menjadi contoh kesetiaan akan tugas dan
panggilan pelayanan untuk memimpin bangsa itu. Ia sendiri dengan tegas
menyatakan bahwa Ia dan Keluarganya hanya kepada Tuhan saja berbakti.
Ini menjadi pelajaran bagi kita, bahwa kestiaan kepada Tuhan diawali dari diri
sendiri, keluarga. Ada banyak orang yang oleh karena kesulitan hidup, iming-iming jabatan,
kekayaan dan kekuasaan menjual keyakinanannya dan meninggalkan Tuhan.
Kita perlu merefleksi ke
belakang untuk melihat bagaimana Tuhan sesungguhnya bekerja menyertai dan
memberkati serta mencukupkan kita, meski terkadang susah bagi kita mengerti jalan dan cara
Tuhan membentuk kita.
Kalau kita mau jujur, jika disuruh untuk menghitung, bukankah
lebih banyak kebaikan yang kita terima dari Tuhan dari pada kesulitan yang kita
hadapi?, Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk terus mengeluh dan putus
asa, walaupun ditengah-tengah kesulitan hidup. Dan kita sudah semestinya
menjadi teladan ditengah kehidupan kita, menjadi garam yang memberi rasa dan
terang yang memberi jalan bagi orang yang memerlukannya. Semestinya kehadiran
kita membawa suka cita dan damai bukan menjadi duri bagi orang lain.
Kita memuji dan menyembah Tuhan, adalah karena anugerah yang telah
kita terima didalam Kristus. Kita telah dipanggil keluar dari Dosa melalui
darah Kristus dan diberikan anugerah keselamatan. Semestinyalah kita didalam
kesetiaan dan kesungguhan hati untuk memuji dan memuliakan Tuhan melalui hidup
kita. dan mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup yang
bertumbuh dan berbuah, oleh karena Kristus telah menebus kita.
Allah adalah kudus, sehingga setiap orang percaya terus berusaha
untuk hidup menurut kehendak Tuhan. Dunia ini sangat besar pengaruhnya bagi
kehidupan kita. sebagai orang yang percaya setiap saat kita digoda untuk
mengikut ajakan dunia. Ketika jabatan, pangkat, kemewahan hidup dan kekayaan
yang menjadi tujuan kita, justru banyak orang menganggap itu sebagai usahanya
sendiri. Dan hidup menurut kehendaknya sendiri. Sehingga, kita tidak layak
dihadapan Tuhan oleh karena cara hidup kita yang jauh dari kekudusan. Tidak
mungkin Allah yang kudus dapat menyatu dengan orang yang tidak kudus.
Setiap minggu kita mengikrarkan
Pengakuan iman Rasuli, Percaya kepada AllahBapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus, namun
setiap hari juga kita melakukan dosa. Sehingga terkadang hanya mulut kita saja
yang memuji namun hati dan pikiran kita masih jauh dari Tuhan.
Yosua mengajarkan kita untuk terus menjaga kekudusan hidup.
Menjaga setiap perkataan, sikap dan perilaku yang harus sesuai dengan kehendak
Tuhan. Memang susah untuk hidup kudus, tetapi penyerahan diri kepada Tuhan dan
mengizinkanNya bekerja, maka kita setiap hari diperbarui menurut kehendakNya. Oleh karena sulit bagi manusia untuk hidup kudus, Roh Kudus sendirilah yang selalu membimbing kita untuk kudus.
Oleh karena setiap pilihan memiliki konsekuensi, demikian juga
ketika kita telah mengirarkan diri percaya dan berbakti kepada Tuhan, maka jika
kita melanggar, secara tidak langsung kita juga harus
siap dengan konsekuensi hukuman dari Tuhan. Orang percaya dapat melihat bahwa
itulah cara Tuhan untuk medisiplinkan umatNya agar tetap didalam kesetiaan
berbakti kepadaNya. Tetapi orang yang tidak percaya melihat kesulitan dan kesusahan adalah sebagai hukuman dari Tuhan.
Refleksi
Perjalanan bangsa israel keluar dari tanah mesir menuju
tanah kanaan, Sesungghunya adalah gambaran kehidupan nyata manusia. Perbudakan
di Mesir adalah gambaran Perbudakan Dosa kepada Manusia, Kristus membebaskan
manusia dari dosa melalui pengorbanannya dikayu salib dan kebanagkitanNya, kita dilayakkan kepada kehidupan kekal bagi yang setia.
Namun seperti bangsa
Israel tidak semua yang masuk ketanah Kanaan, oleh karena gagal mengerti
kehendak dan rencana Tuhan ditengah ketidaksabaran, sungut-sungut bahkan
menyimpang dari Tuhan. akhirnya generasi yang lahir diperjalananlah yang masuk
ke tanah kanaan.
Demikian juga kita sebagai orang percaya yang telah ditebus
oleh Kristus, ada banyak permasalahan, kesulitan dan didalam menjalani hidup,
yang bahkan sering membuat kita jauh dari Tuhan, sehingga oleh karenanya kita
menjadi tidak layak kepada kehidupan Kekal. Hari ini kita diingatkan untuk
tetap dan setia didalam Tuhan membuka hati agar Tuhan bekerja didalam diri
kita untuk diperbarui setiap hari dan senantiasa menjaga kekududan dan cara
hidup kita yang berkenan dengan kehendak Tuhan. agar kita layak menerima
mahkota kehidupan kekal.
Mempersembahkan hidup kita hanya
untuk Tuhan, hidup kudus dan berbuah kebenaran dan kebaikan, inilah ibadah yang
sejati.
St.E. Marpaung