Rabu, 18 September 2019
Yesaya 57:14-21
Hidup dengan Kerendahan Hati
Persoalan hidup yang sedemikian keras terlebih pada saat ini,
ketika banyak orang merasakan kesusahaan, kesulitan mencari pekerjaan bahkan
kehilangan pekerjaan, diperlakukan tidak baik, dihujat, difitnah bahkan ditekan
oleh lingkungan dimana kita berada tentu membuat kita merasa tertekan, bahkan
kehilangan keyakinan dan putus asa.
Tentu apapun persoalan yang sedang kita hadapi, kita sangat
memerlukan adanya dorongan atau semangat yang diberikan oleh orang-orang yang
mengasihi kita. Dorongan, saran dan doa dapat membantu kita bangkit dari
keterpurukan oleh karena kita menyadari masih ada yang perduli dengan keadaan
yang kita alami.
Demikian halnya dengan Bangsa Israel yang mersakan kegetiran hidup di Pembuangan selama 70 Tahun. Ketika mereka kembali ke Yerusalem, kota kelahiran mereka, apa yang mereka lihat dan saksikan jauh dari apa yang mereka impikan. Ada banyak kehancuran, tanah, kebun yang tidak terurus serta bait suci yang telah porak poranda. Mereka kehilangan harapan, bagaimana mereka harus hidup. Seolah-olah allah meninggalkan mereka, sebab tiada lagi Bait Allah, tempat mereka bertemu dengan Allah. Akibatnya ditengah-tengah kesulitan itu mereka berusah abangkit kembali, namun mereka hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan melupakan Pembangunan kembali Bait Allah. Itu sebabnya pembangunan kembali Bait Allah menjadi terbengkalai oleh sebab mereka lebih dahulu mencari kepuasan untuk diri mereka sendiri.
Allah sungguh mengerti apa yang mereka rasakan. Ditengah himpitan
ekonomi yang maha dahsyat melalui Nabi Yesaya Allah mengingatkan mereka bahwa
IA perduli dan akan memberikan mereka penghiburan. Allah ingin mereka
memperbaiki kelakukuan dan membuka kembali hati mereka untuk Allah.
Diayat 14 “"Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan, angkatlah
batu sandungan dari jalan umat-Ku”.
Allah mengajak dan mengingatkan untuk membuka hati dan membuang
segala batu sandungan yang menjadi
penghalang dan membuat kita jauh dari Tuhan. Apakah yang menjadi batu
sandungan yang menghalangi kita jauh dari Tuhan? Kecongkakan dan ketinggian
hati. Penulis Amsal mengingatkan agar menjauhi Kecongkakan dan tinggi hati
(Amsal 16:18), sebab inilah yang menghancurkan kita dan menjadi penghalang kita
untuk dekat kepada Tuhan. Bagaimana kita disebut congkak?, Bukan hanya oleh
karena kita memliki berbagai kekayaan menjadikan kita congkak, namun ditengah
kemelut dan kesusahan pun kita dapat menjadi congkak. Bagaimana itu bisa
terjadi?. Ketika dalam keterpurukan ada yang mencoba perduli kepadanya namun
ditolak, Atau dalam kesusahan bukannya mencari Tuhan namun mencari illah-illah
lain. Berapa banyak orang yang terhasut hanya karena ingin merubah taraf hidup
dengan mudah menggadaikan keyakinan, harga diri
dengan alasan kemiskinan dan kesusahan. Menganggap seolah-olah Allah
tidak perduli bahkan merasa bahwa Tuhan itu tidak ada. Inilah yang dimaksud penghalang ataupun
sandungan. Dan Allah ingin kita membuang sifat seperti itu. Ia menghendaki kita
supaya hidup didalam kerendahan hati, sebab kerendahan hati mendahlui
kehormatan (Amsal 18:12).
Ayat 15, Jika kita merasa Tuhan jauh atau meninggalkan kita,
seperti yang dirasakan oleh bangsa israel ketika mereka melihat tiada lagi bait
suci disana, sesungguhnya Tuhan itu ada dikediamanNya yang tidak terselami oleh
kita yang melampaui segala akal dan pikiran kita dan sesuai FirmanNya, bahwa IA
berada dekat dengan orang yang remuk hatinya dan tetap didalam kerenahan hati.
Dan inilah yang menjadi syarat kedua untuk sebuah pemulihan relasi kita dengan
Allah. Dengan membuka hati kita untuk IA berkarya dalam hidup kita, kita harus
juga memiliki sikap rendah hati, yang mengakui kedaulatan dan Kuasa Allah
didalam kehidupan kita.
Dengan kerendahan hati, kita dapat merasakan bagaimana penghiburan
Tuhan yang mampu membangkitkan semangat baru bagi siapa saja yang didalam
kesusahan dan keremukan hati yang dilandasi oleh kerendahatan hati. Dan dengan
ini pulalah kita dapat menilai sipakah kita dihadapan Allah, apakah kita sudah
melakukan apa yang benar dimata Tuhan, atau kita hidup meuruti keinginan kita
sendiri dan tidak mengindahkan serta mematuhi apa yang menjadi Hukum dan
perintahNya (ayat 16). Allah mengehndaki kita merubah sikap dan meninggalkan
segala bentuk dosa dan kejahatan dalam hidup, kembali kepadaNya dan
bertobat. Sebab Allah sungguh memahami
kelemahan dan kekuatan kita. Apa yang menimpa kita dizinkan oleh Tuhan adalah
untuk membentuk karakter dan pendirian kita untuk tetap setia kepadaNya. Allah
mengasihi kita, itu sebabnya kesusahaan dan kesulitan itu juga ada batasnya,
sebab Tuhan tidak menghendaki seorangpun jatuh dan kehilangan karunia
keselamatan. Meskipun ada beberapa orang yang didalam berbagai kesulitan
mengambil jalan pintas yang berlawan dengan kehendak Allah dan mengakhiri
kehidupannya. Itu terjadi oleh karena imereka lebih mendengar keinginan dirinya
sendiri. Yang diperlukan adalah sikap kesabaran dan ketekunan didalam menjalani
setiap pergumulan dan pencobaan hidup dengan tetap didalam kerendahan hati memohon
kekuatan dari Tuhan dan pada akhirnya setiap orang yang meletakkan
keyakinananNya kepada Allah dan mau dibimbing Allah, ia akan mersakan suka cita
dan dimampukan untuk memberitakan sukacita yang ia rasakan dan terima dari
Allah, oleh karena penghiburan yang sejati dari Allah. (ayat 16-19)
Ayat 20-21 menunjukkan kekerasan hati dan sikap yang tidak mau
diubahkan yang digamabarkan sebagai orang faik dimata Tuhan, yang hidupnya jauh
dari perasaan damai selalu diombang-ambingkan oleh berbagi persoalan dan apapun
yang dialkukannya hanya mendatangkan kerugian dan kesusahaan bagi orang lain.
Menutup hati dan tidak mau mendengar suara Tuhan adalah gambaran kecongkakan.
Kekerasan dan kecongkakan hati hanya menjauhkan kita dari Tuhan.
Oleh karena itu, apapun persoalan hidup yang kita hadapi, hari ini
kita diingatkan Tuhan bahwa Tuhan itu adalah pengasih, panjang sabar dan selalu
menunggu kita untuk kembali kepadaNya dan meningalkan jalan hidup kita yang
sesat. Sebab IA menjajikan penghiburan bagi kita ditengah persoalan yang kita
hadapi, IA juga memberi kita kekuatan dan membangkitkan semangat baru bagi kita
yang remuk hati. Namun itu semua akan terterima kita jika kita mau membuka
hati, menghilangkan semua penghalang dalam hidup kita yaitu tinggi hati dan
kecongkakan yang mengndalkan diri sendiri, untuk hidup didalam kerendahan hati,
ketulusan, kesabaran dan ketekunan dan mengakui kuasa serta otoritas Allah
didlam hidup.
Kerendahan hati memampukan kita untuk bersaksi bahwa betapa Tuhan
itu menjadi penolong, penghibur sejati
yang memberi kekuatan dalam kehidupan. Suka cita dan damai sejahtara adalah
anugerah bagi mereka yang mau hidup didalam kerenahan hati.
1. Persolan dan
kesulitan dalam hidup adalah bagian dari hidup itu sendiri. Menyikapinya adalah
yang utama. Untuk itu perlu membuka hati dan memperbaiki kualitas hubungan
dengan Tuhan. tidak lagi mengerskan hati namun didalam kerendahan hati menerima
dan mendengarkan suara Tuhan. inilah jalan untuk memperbaiki relasi yang telah
rusak dengan Tuhan, ketika Tuhan mengetuk dan mau membukakan hati dan mata
rohani kita, dimintakan Tuhan adalah kerelaan dan kesedian hati kita dengan
segala kerendahan untuk mau diubahkanNya.
2. Tuhan
menganugerahkan kekuatan kepada setiap yang berseru didalam keremukan hati yang
dilandasi kerendahan hati
3. Sebagaimana
Tuhan yang mengasihi kita dan tidak lagi menginagt dosa dan pelanggaran kita,
demikian hendaknya kita juga berlaku kepada sesama, untuk mau meredakan amaran
dan kebencian kepada yang lain