Minggu, 21 Juli 2019 Set. Trinitatis
Yakabus 1;2-12 “Hidup Beriman Dan Berhikmat”
Pendahuluan
Setiap orang
memiliki cita-cita yang ingin diraih dan itu harus diperjuangkan dengan
pengorbanan. Tentu cita-cita yang berhasil diraih, akan memuaskan kita dan
setimpal dengan usaha kita. Jika cita-cita didunia ini saja kita perjuangkan
dengan usaha yang keras, apalagi Iman kita kepada Kristus, juga harus
diperjuangkan meskipun Iman yang kita peroleh adalah anugerah.
Bukan
persoalan mudah Dalam memperjuangkan Anugerah Iman yang kita terima. Ada banyak
pencobaan, tantangan dan kesulitan yang mesti kita hadapi.
Apabila saat
ini ditanyakan kepada kita, apakah ada diantara kita yang mau menderita,
mengalami kesulitan ataupun pencobaan,tentu tidak akan ada yang bersedia. Sebab
tidak ada seorangpun yang menginginkannya. Sadar atau tidak, mau atau tidak, siap atau tidak, kesulitan akan
kita hadapi. Saat inipun masing-masing
dari kita sedang mengalami kesulitan, maupun kesusahaan. Bagi orang tua kesulitan ataupun pencobaan
karena tuntutan ekonomi, tuntutan keluarga dlsb. Sedangkan bagi anak remaja dan
PP, sedang berusaha mencari jati diri, mengejar cita-cita, pekerjaan jodoh dan
lain sebagainya.
Penjelasan
Sejak manusia jatuh kedalam dosa, berbagai
kesulitan dan pencobaan selalu menyertai. Dan kesulitan / kesusahan silih
berganti dengan sukacita.
Alkitab memberitahukan
kepada kita bahwa Tokoh tokoh yang ada didalamnya semuanya mengalami pencobaaan
dan kesulitan, namun mereka menang karena Iman mereka. Abraham, diperintahkan untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan meninggalkan segala kemewahan dan
kenyamanannya menuju tanah perjanjian
yang Ia sendrir tidak tahu, dan Ishak pun
yang telah lama dinantipun harus dikorbankan. Daniel, Sadrak, Mesak, Abednego harus menghadapi hukuman, namun Iman
merekalah yang menyelamatkan. Tuhan
Yesus tidak luput dari pencobaan. IA dicobai oleh Iblis setelah 40 hari
berpuasa. Rasul Yakobus yang
menuliskan surat inipun, menderita aniaya. Ia harus dirajam dan dijatuhkan dari
Puncak Bait Suci di Yerusalem.
Mengikut Kristus harus rela dan tahan
menderita, dengan menyangkal diri, memikul salib. Kita mesti hati-hati dengan
pengajaran yang mengajarkan bahwa Iman kepada Kristus semuanya menjadi LEBIH
MUDAH, SEMUA INDAH , APA YANG KITA MINTA AKAN BERHASIL.
Mengapa kita mengalami pencobaan?,Bukankah
Rancangan Tuhan adalah Sukacita dan Damai Sejahtera, bagi kita?. Kita harus memahami apa sesungguhnya yang
dimaksud dengan pencobaan. Ada dua makna
pencobaan: 1) yang
berarti ujian Iman, seperti Allah
menguji Abraham dan Para Nabi,2)Bujukan kepada dosa yang berujung kepada
kebinasaan dan kesesatan.
Lalu dari manakah sumber ujian ataupun
pencobaan itu?, Jika kita melihat Abraham maka
kita dapat memahami bahwa Allah sendiri yang menguji, dituntut adalah
kesetiaan dalam iman.
Pada kasus lain, Ketika Tuhan Yesus dicobai
oleh Iblis dipadang Gurun, jelas bahwa Iblis juga memiliki peran didalam
pencobaan dalam hidup.
Manusia juga dicobaioleh keinginannya
sendiri. Ketika kejayaan, kecantikan,
kekayaan dan nama besar yang disandangnya sangat mudah untuk jatuh kedalam
keinginan selalu dihormati, diagung-agungkan, yang bermuara pada dosa
kesombongan, ketamakan, apabila tidak
memiliki Iman yang Hidup dan Hidup didalam Iman.
Itulah sebabnya dalam doa bapa kami “Jangan
membawa kami kedalam pencobaan” dimaknai sebagai “permohonan pemeliharaan Tuhan dari
keinginan daging dan penyesatan oleh Iblis.
Allah mengizinkan kita mengalami pencobaan
adalah semata-mata untuk mengasah iman kita dan bukti IA mengasihi kita.
Pada Nas ini, Yakobus menekankan ujian
ataupun pencobaan itu ditujukan untuk membangun iman dan relasi kita dengan
Allah
(Ayat 2), adalah sebagai sebuah kebahagian
apabila kita mengalami berbagai-bagai pencobaan oleh karena iman kita kepada
Kristus.
Bagaimana mungkin dikatakan sebagai Kebahagiaan
jika mengalami penderitaan karena iman?, bukankah ini bertentangan
dengan keinginan dan hasrat kita sebagai manusia yang tidak mau susah?.
Saya akan berikan contoh bahwa menderita itu
menjadi sebuah kebahagiaan.
Seorang
pelajar/mahasiswa untuk dapat naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi lagi, ia
harus menderita didalam proses belajar dan rela mengikuti ujian, agar bisa naik
kelas. Atau seorang tentara akan sangat terhormat jika ikut berperang membela
negaranya dan ia harus rajin berlatih, mengasah kemampuan fisik dlsb. Bukankah
belajar dan peperangan adalah penderitaan dan pencobaan. Namun pada akhirnya
orang yang sungguh-sungguh memperoleh kemenangan.
Pencobaan atau ujian yang dialami berbeda
dari persfektif orang percaya dan orang tidak percaya. Orang percaya kepada
Kristus berprinsip bahwa pencobaan dan kesulitan yang dialaminya adalah
Proses untuk pemurnian Iman yang membangun keyakinan dan cintanya kepada Tuhan.
Tetapi Orang yang tidak Percaya kepada
Kristus, menganggap bahwa itu adalah hukuman, dan dengan mudah menyalahkan
Tuhan dengan apa yang dialaminya.
Dimanakah kita?, Apakah kita berprinsip
bahwa pencobaan adalah Proses Pendewasan Iman kita ataukah kita menuduh Allah
yang menimpakan kesulitan ini? Mari tanya diri kita.
Pencobaan adalah Proses Pemurnian,
Pendewasaan dan Pematangan Iman Kepada
Tuhan Yesus dan didalam kelemahan dan
keterbatasan kita, Kuasa Allah semakin Nyata.
Lalu
apa yang perlu kita lakukan?,
Ayat 3-8
Jika
kita manganggap sebagai pencobaan itu adalah kebahagiaan, maka kita berbuahkan
ketekunan. Ketekuaan itu adalah
proses yang berkesinambungan. Ketekunan adalah usaha yang keras,
tidak terhenti, atau terputus-putus, dan kita diingatkan agar Kerajinan kita
tidak kendor. Seperti sorang pelajar
yang tekun didalam belajar, demikianlah kita bertekun didalam memperjuangkan
iman agar menjadi Sempurna Sesuai Kehendak Tuhan. Untuk menjadi Sempurna
Perlu Proses Yang Panjang. Emas yang Murni, akan dibakar, ditempa, dibakar lagi
digosok untuk mendapatkan kilau yang memukau.
Bagaimana caranya? Tetap mengerjakan kebenaran
dan melakukan kebaikan meskipun didalam kesulitan. Ditengah kekurangan kita
masih bisa memberi dan menolong orang lain, memberi nasehat ketika kita
terpuru. Bagi yang bekerja atau Karyawan tetap bekerja dengan baik dan benar meskipun ada
tekanan. Pada saat inilah kita bisa merasakan Penghiburan.
Ketekunan dalam memperjuangkan Iman akan
melahirkan Sikap Tahan Uji, tidak mudah mengeluh, tidak berputus asa tetapi
tetap berpengharapan. Dan inilah buah dari ketekunan didalam meperjuangkan
Iman.
Ayat (5-8) Namun menjalani ini semua tidaklah
mudah. Dan Yakobus mengatakan jika mengalami kesulitan ataupun kekurangan
Hikmat mintalah kepada Tuhan.
Apa yang dimaksud Yakobus?, Bahwa Pencobaan
itu adalah proses dan perjuangan lepas dari pencobaan dan
ujian itu terkadang kita menjadi lemah, dan disinilah kita perlu sikap berserah
diri penuh kepada Tuhan, memohon bimbingan, petunjuk dan pengajaranNya didalam
Iman agar kita tidak salah melangkah.
Jangan pernah ragu kawatir ataupun bimbang
kepada Tuhan, meskipun
permohonan dan doa kita seolah olah tidak dijawab seperti keinginan kita. Sebab Tuhan lebih mengerti
kelemahan kita dan Percayalah bahwa Tuhan menolong kita tepat pada WaktuNya
sendiri. Keraguan dan kekawatiran kita adalah senjata ampuh yang akan dipakai
Iblis untuk menjatuhkan kita, dan
itu bisa menjauhkan kita dari
Tuhan.
Keraguan dan Kekawatiran mematikan
Pengharapan.
Yang dbutuhkan adalah kesabaran dan kebesaran
hati dengan tetap mengerjakan Tugas dan Panggilan sebagi ornag percaya.. Semakin dekat kepada
Tuhan, Tantangan dan Pencobaan Semakin Besar dan Berat. Hanya dengan Berserah diri
kepada Tuhan. Tekun, Sabar dan mengizinkan Tuhan bekerja membentuk kita seturut
kehendakNya.
Ayat 9-11 Tidak ada gunanya mengandalkan
kemapuan dan kekuatan diri ataupun apa yang ada didunia ini, sebab ia tidak
kekal. Kita terbatas, dalam hal waktu,
tenaga, pikiran. Meskipun seluruh dunia ini menjadi milik kita, namun tidak
menjamin kita bebas dari pencobaan maupun ujian. Tidak perlu menjadi
sombong, tinggi hati, yang diperlukan adalah kerendahan hati dihadapan Allah.
Iman yang Hidup adalah Iman yang teruji,
nyata dan bekerja. Pencobaan adalah Ujian Iman dan merupakan Proses Panjang
selama kita hidup. Hidup
Beriman Kepada Allah berarti yakin
kepada pimpinann, bimbingan, pengajaran Allah ditengah-tengah berbagai
pencobaan yang kita hadapi. Dan Hikmat Allah memampukan kita memahami kehendak
Allah melalui pergumulan yang kita hadapi. Tidak perlu mengeluh dan berputus
asa dalam menghadapi pencobaan, Bagi
Tuhan lebih dari yang kita pikirkan caraNya menolong dan membantu kita.
Ditengah Pencobaan Yang kita Alami, IA tidak
meninggalkan kita, IA menyediakan
jalan keluarnya, asal kita tetap beriman teguh, Sesuai janjiNya bahwa
Penderitaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita, dan ada sukacita besar. Didalam Kelemahan kita, Kuasa Allah Nyata dan Hikmat Tuhan yang memampukan kita untuk menanggung
segala perkara, yang mendidik kita menjadi Pribadi
yang Tahan Uji, membangun Pengharapan, Dan
Kita menjadi Orang Percaya yang berbahagia dan memperoleh upah Mahkota
Kehidupan sebagaimana JanjiNya
Kerendahan hati, kesetiaan, ketekunan, berpengharapan
menjadikan Iman kita Hidup ditengah Berbagi Kesulitan Hidup. Roh Kudus
membimbing dan memberkati Kita. Amin