Kamis, 01 September 2016

Kerendahan Hati

----Kerendahan Hati---
Amsal 25:6-7 (TB)  Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar. Karena lebih baik orang berkata kepadamu: "Naiklah ke mari," dari pada engkau direndahkan di hadapan orang mulia. Apa matamu lihat, 
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya teringat kepada sebuah dongeng ketika masa kecil dulu. Bawang Putih dan Bawang Merah. 2 orang saudara dengan 2 karakter yang berbeda dan berlawanan. Bawang merah memiliki sifat yang sombong dan tinggi hati,sedangkan bawang putih selalu menunjukkan sikap yang rendah hati . Pada akhir cerita bawang putih mendapat kebahagiaan sedangkan bawang merah memperoleh kesusahan.

Dalam kehidupan kita kedua sifat ini  selalu kita jumpai. Ada orang yang selalu ingin disanjung, dihormati, dianggap penting, ingin hanya pendapatnya saja yang didengar dan selalu menganggap dirinya paling benar. Itu semua bisa terjadi mungkin karena kekayaan, pangkat, jabatan atau memang karakter pribadi. Tetapi ada juga orang yang memiliki segalanya mempunyai sifat sebaliknya misalnya, suka menolong, mau melayani, pengertian akan oranglain.

Amsal ini mengingatkan kita untuk tidak "berlagak" atau menyombongkan diri. Apalagi didepan raja. Raja disini bisa saja orang yang memiliki pengaruh,kekayaan, kekuasaan yang lebih dari kita. Kita diingatkan untuk tahu menempatkan diri. Bahwa kesombongan diri membuat orang akan sombong secara rohani. Dalam firmanNya, Tuhan Yesus berkata agar kita selalu rendah hati karena siapa yang meninggikan diri akan direndahkan. Untuk itu kita perlu mengenal "Siapa diri kita". Kita harus menyadari bahwa kita tidak memiliki kuasa atas diri kita. Apa yang kita peroleh hingga saat ini, itu semua anugerah dari Tuhan. 

Jika kita menyadari ini, maka kita tidak perlu menjadi sombong, tinggi hati dan congkak. Tetapi kita diajarkan untuk menjadi rendah hati, mengikuti teladan Yesus yang dengan kekuasaanNya mau menyerahkan diriNya sebagai ganti dosa kita. Jika kita mengenal kasih Tuhan maka kita harus memiliki sifat yang rendah hati, melayani bukan untuk dilayani, menjadi berkat bagi orang disekeliling kita, karena kita sudah diberkati. Mari kita bertanya kepada diri kita" Sudahkah saya mengenal kasih Tuhan?, Sudahkah saya mengenal diri saya secara utuh? Sudahkah saya mampu mengalahkan ego saya? Sudahkah saya bisa menerima kekurangan saya dan kekurangan orang lain? Sudahkah saya bermanfaat bagi lingkungan disekitar saya?.
Ingatlah tinggi hati dan kecongkakan adalah kekejian bagi Tuhan dan mendapat hukuman serta mendahului kehancuran dan kejatuhan tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal 16:5, 16:18,18:12). Amin

St. E. Marpaung
GKPI Segar Rejosari



Markus 7:21-23 (TB)  sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."