TANGGAL :21 Agustus 2016
NAS
:Lukas 13:10-17
THEMA : Bersukacita Oleh Karena Kasih dan Perbuatan
Tuhan
Pendahuluan
Nas ini, sangat berhubungan
erat dengan nas ibadah minggu kita (Yesaya 58:9-14). Jika pada ibadah minggu
kemarin, kita diingatkan untuk beribadah dengan tulus hati, mengasihi Tuhan dan
serta perwujudan ibadah kita yang juga harus mengasihi sesama, sebagai buah
dari keimanan dan keyakinan kita didalam kehidupan kita, maka pada malam ini
kita juga diingatkan oleh Tuhan Yesus melalui tanda Ajaib yang diperbuatNya
yaitu kesembuhan kepada Perempuan yang telah 18 tahun mederita sakit oleh
karena ikatan roh, ketika Ia mengajar disebuah rumah ibadat . Bahkan Tuhan Yesus, sangat keras mengkritik sikap para Pemimpin Umat
(Kepala Rumah Ibadah ).
Penjelasan Nas
Ada
tiga pribadi yang sangat menonjol dalam nas ini, yaitu, Tuhan Yesus yang
mengajar dan membuat , Perempuan yang telah mengalami sakit selama 18
tahun dan Kepala Rumah Ibadah yang mencela Tindakan Tuhan Yesus.
Apa yang dapat kita renungkan dari Nas Ini?
1. Percaya dan berserah penuh
hanya kepada Tuhan (Ayat 11)
Perempuan didalam nas kita ini adalah sebagai gambaran
kehidupan, betapa ia menanggung penyakit / beban yang amat sangat berat
sehingga ia sampai membungkuk, apalagi untuk berdiri / berjalan ia bahkan tidak
mampu. Dikatakan bahwa ia telah 18 Tahun terikat / dirasuki oleh roh.
Amsal 12:25 “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.
Kita lebih sering menuduh
diri kita sendiri, merasa bersalah atas
segala kegagalan yang kita alami tanpa pernah mau merubah kegagalan itu dan
kepahitan atau kedukaan yang kita alami, atau oleh karena tuduhan dan
penghakiman orang-orang atas perbuatan kita dimasa lalu membuat kita menjadi merasa
rendah diri, hidup dalam penyesalan, depresi, merasa tidak mampu, kecewa. Keadaan keadaan Inilah yang membuat kita menjadi “Bungkuk dan membuat kita Tertunduk dan tidak
mampu berdiri tegak ”, sehingga ini semua bisa menjauhkan kita dari Tuhan. Atau bahkan ketika kita selalu berdoa dan berserah kepada Tuhan, tetapi kita merasa bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa dan keluhan kita. Kita harus ingat Tuhan mengetahui kapan dan bagaimana Ia akan menjawab doa dan keluhan-keluhan kita.
Perempuan ini menunjukkan imannya dengan datang
kepada Yesus dan ia menjadi sembuh. Perempuan yang sedang sakit ini,
mengajarkan kita untuk Menyerahkan diri dan seluruh keberadaan kita dan dengan
segala beban berat yang ada di pundak kita,serta kesulitan yang hadapi hanya
Kepada Tuhan Yesus. Tuhan menginginkan agar kita percaya, berpegang, berserah
dan menyandarkan hidup kita hanya kepadaNya. Sesuai JanjiNya, Ia akan memberikan kelegaan kepada kita. Matius
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.
2. Tuhan perduli dan berkarya
dalam kehidupan (Ayat 12-13)
Pertolongan Tuhan itu selalu tepat pada waktunya. Mujizat kesembuhan yang
dialami oleh perempuan itu, menunjukkan bahwa Allah mengetahui dan perduli
dengan kehidupan kita. Ibarat sebuah bangunan jembatan, sang arsiteklah yang
mengerti dan mengetahui kekuatan jembatan yang dibangunnya. Ada banyak orang mungkin tidak mengenal siapa
diri kita, tetapi Allah dengan Segala Kekuasaan dan KemahatahuanNya sangat
mengenal dan mengerti keadaan kita. Oleh
karena Dia yang telah menjadikan kita. Dan Ia juga Maha hadir didalam setiap
detik kehidupan kita. (Maz 33:13-14, Yes 57:15). Tanpa diminta,
Allah berkarya didalam diri Perempuan itu, Seketika ia menjadi sembuh dan mampu
untuk berjalan. Semua itu menunjukkan betapa besar kasihNya kepada manusia yang
mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Yang sering terjadi adalah kita
enggan mendatangi hadirat Tuhan, oleh karena kita merasa bahwa kita tidak layak
dihadapanNya karena dosa dosa kita. Tuhan menginginkan kita untuk berubah dan bertobat
dari semua kelakuan dan dosa kita agar kita hidup (Yeh 33:19). Nas ini mengajarkan kita agar meyakini
kekuasaan Allah dalam kehidupan kita dan percaya bahwa Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan tepat pada waktunya sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri.
3.
Selalu mengucap syukur
dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan
memuliakan Allah.
Nas ini mengajarkan kita
untuk senantiasa mengucap syukur kepada Allah, atas kasih dan perbuatanNya kepada kita. Muzijat
kesembuhan yang dialami perempuan ini bukanlah satu-satunya kesembuhan yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus, ada juga kisah 10 orang yang menderita kusta yang
memperoleh kesembuhan (Lukas 17:12-19).
Tetapi dari 10 orang tadi hanya satu orang saja yang kembali untuk mengucap
syukur kepada Yesus. Kita diajarkan dalam perikop ini, bukan hanya dikala kita
merasa membutuhkan pertolongan Allah saja kita menjadi percaya dan mengucap
syukur, tetapi kita harus mengucap syukur setiap waktu oleh karena kasihNya dan
karena iman percaya kita. Iman kita yang penuh dan dengan ucapan syukurlah yang
akan menyelamatkan kita.
4. Mengasihi dan Perduli
Kepada Sesama (ayat 14-17)
Seringkali kita menjadi kaku oleh karena
hukum, aturan maupun peraturan yang ada
Lingkungan dan di Jemaat. Padahal aturan itu sebenarnya untuk memudahkan
kita dalam melaksanakan tugas kita. Terkadang kita gagal mengerti mengenai
aturan, sehingga menghalangi kita untuk berbuat kasih. Itulah sikap yang ditunjukkan
Kepala Rumah Ibadah.
Sikap kepala rumah ibadat
yang memprovokasi adalah sikap perlawanan kepada Tuhan Yesus, oleh karena Tuhan
Yesus membawa pembaharuan dengan menyembuhkan perempuan itu.
Kepala Rumah Ibadah menilai
bahwa Tuhan Yesus menodai kekudusan hari Sabat dan melanggar tradisi. Kepala Rumah Ibadah tidak memahami makna
Sabbat dan ia sendiri tidak mengenal siapa Tuhan Yesus. Mungkin saja ia
terganggu oleh karena mujizat itu dilakukanNya didepan banyak orang, sehingga
ada perasaan akan kehilangan wibawa / marwah. Kepala Rumah Ibadah adalah
jabatan yang tinggi, sehingga perkataannya adalah hukum. Ada banyak orang
merasa terganggu apabila ada perubahan, terutama apabila perubahan itu
mengganggu kepentingannya.
Sabat juga bermakna pembebasan. Perempuan yang
sakit itu datang kepada Yesus pada hari Sabat bertujuan untuk membebaskan
dirinya dari penyakit yang dideranya selama 18 Tahun. Kritik Tuhan Yesus kepada
Kepala Rumah Ibadah maupun orang banyak itu, mengingatkan kita untuk tidak
bersikap munafik dan harus menunjukkan keperdulian kepada sesama, terutama bagi
Pelayan Tuhan. Dimanakah para pelayan Iman, ada anggota jemaatnya yang sedang bermasalah atau mengalami pergumulan?, sudahkan kita mendoakan mereka? sudahkah kita perduli kepada anggota jemaat kita?.
Tidak ada pembatasan
waktu dan tempat bagi kita untuk berbuat kasih kepada sesama. Kita diingatkan
agar bukan hanya pemberitaan Firman saja yang utama, tetapi memupuk keperdulian
terhadap sesama juga sangat diperlukan. Agar Firman Tuhan yang kita beritakan
selaras dengan perbuatan kita sehari hari.
REFLEKSI
Nas ini memberi pemahaman
kepada kita untuk hanya percaya dan beriman, berserah, menyandarkan kehidupan
kita hanya kepada Tuhan Yesus, mengucap syukur dalam segala hal, serta
mengasihi sesama sebagai buah keimanan kita, dan biarkan Tuhan yang bekerja
didalam kehidupan kita seturut dengan kehendakNya, dan kita menjadi orang yang
bersuka cita oleh karena kasih dan perbuatan Tuhan didalam hidup kita.
St. E. Marpaung-GKPI Segar Rejosari