Sabtu, 27 Agustus 2016

Bersukacita Oleh Karena Kasih dan Perbuatan Tuhan

TANGGAL         :21 Agustus 2016
NAS                :Lukas 13:10-17
THEMA           : Bersukacita Oleh Karena Kasih dan Perbuatan Tuhan 

Pendahuluan
Nas ini, sangat berhubungan erat dengan nas ibadah minggu kita (Yesaya 58:9-14). Jika pada ibadah minggu kemarin, kita diingatkan untuk beribadah dengan tulus hati, mengasihi Tuhan dan serta perwujudan ibadah kita yang juga harus mengasihi sesama, sebagai buah dari keimanan dan keyakinan kita didalam kehidupan kita, maka pada malam ini kita juga diingatkan oleh Tuhan Yesus melalui tanda Ajaib yang diperbuatNya yaitu kesembuhan kepada Perempuan yang telah 18 tahun mederita sakit oleh karena ikatan roh, ketika Ia mengajar disebuah rumah ibadat . Bahkan Tuhan Yesus, sangat keras mengkritik sikap para Pemimpin Umat (Kepala Rumah Ibadah ).


Penjelasan Nas
Ada tiga pribadi yang sangat menonjol dalam nas ini, yaitu, Tuhan Yesus yang mengajar dan membuat , Perempuan yang telah mengalami sakit selama 18 tahun dan Kepala Rumah Ibadah yang mencela Tindakan Tuhan Yesus.
Apa yang dapat kita renungkan dari Nas Ini? 
1.  Percaya dan berserah penuh hanya kepada Tuhan (Ayat 11)
Perempuan didalam  nas kita ini adalah sebagai gambaran kehidupan, betapa ia menanggung penyakit / beban yang amat sangat berat sehingga ia sampai membungkuk, apalagi untuk berdiri / berjalan ia bahkan tidak mampu. Dikatakan bahwa ia telah 18 Tahun terikat / dirasuki oleh roh

Amsal 12:25  “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.

Kita lebih sering menuduh diri kita sendiri,  merasa bersalah atas segala kegagalan yang kita alami tanpa pernah mau merubah kegagalan itu dan kepahitan atau kedukaan yang kita alami, atau oleh karena tuduhan dan penghakiman orang-orang atas perbuatan kita dimasa lalu membuat kita menjadi merasa rendah diri, hidup dalam penyesalan, depresi, merasa tidak mampu, kecewa.  Keadaan keadaan Inilah yang membuat kita menjadi “Bungkuk dan membuat kita Tertunduk dan tidak mampu berdiri tegak ”, sehingga ini semua bisa menjauhkan kita dari Tuhan. Atau bahkan ketika kita selalu berdoa dan berserah kepada Tuhan, tetapi kita merasa bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa dan keluhan kita. Kita harus ingat Tuhan mengetahui kapan dan bagaimana Ia akan menjawab doa dan keluhan-keluhan kita.

Perempuan ini menunjukkan imannya dengan datang kepada Yesus dan ia menjadi sembuh. Perempuan yang sedang sakit ini, mengajarkan kita untuk Menyerahkan diri dan seluruh keberadaan kita dan dengan segala beban berat yang ada di pundak kita,serta kesulitan yang hadapi hanya Kepada Tuhan Yesus. Tuhan menginginkan agar kita percaya, berpegang, berserah dan menyandarkan hidup kita hanya kepadaNya. Sesuai JanjiNya,  Ia akan memberikan kelegaan kepada kita. Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

2.  Tuhan perduli dan berkarya dalam kehidupan (Ayat 12-13)
Pertolongan Tuhan itu selalu tepat pada waktunya. Mujizat kesembuhan yang dialami oleh perempuan itu, menunjukkan bahwa Allah mengetahui dan perduli dengan kehidupan kita. Ibarat sebuah bangunan jembatan, sang arsiteklah yang mengerti dan mengetahui kekuatan jembatan yang dibangunnya.  Ada banyak orang mungkin tidak mengenal siapa diri kita, tetapi Allah dengan Segala Kekuasaan dan KemahatahuanNya sangat mengenal dan mengerti keadaan  kita. Oleh karena Dia yang telah menjadikan kita. Dan Ia juga Maha hadir didalam setiap detik kehidupan kita. (Maz 33:13-14, Yes 57:15). Tanpa diminta, Allah berkarya didalam diri Perempuan itu, Seketika ia menjadi sembuh dan mampu untuk berjalan. Semua itu menunjukkan betapa besar kasihNya kepada manusia yang mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Yang sering terjadi adalah kita enggan mendatangi hadirat Tuhan, oleh karena kita merasa bahwa kita tidak layak dihadapanNya karena dosa dosa kita. Tuhan menginginkan kita untuk berubah dan bertobat dari semua kelakuan dan dosa kita agar kita hidup (Yeh 33:19). Nas ini mengajarkan kita agar meyakini kekuasaan Allah dalam kehidupan kita dan percaya bahwa Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan tepat pada waktunya sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri.

3.  Selalu mengucap syukur
dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Nas ini mengajarkan kita untuk senantiasa mengucap syukur kepada Allah, atas kasih  dan perbuatanNya kepada kita. Muzijat kesembuhan yang dialami perempuan ini bukanlah satu-satunya kesembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, ada juga kisah 10 orang yang menderita kusta yang memperoleh kesembuhan (Lukas 17:12-19). Tetapi dari 10 orang tadi hanya satu orang saja yang kembali untuk mengucap syukur kepada Yesus. Kita diajarkan dalam perikop ini, bukan hanya dikala kita merasa membutuhkan pertolongan Allah saja kita menjadi percaya dan mengucap syukur, tetapi kita harus mengucap syukur setiap waktu oleh karena kasihNya dan karena iman percaya kita. Iman kita yang penuh dan dengan ucapan syukurlah yang akan menyelamatkan kita.

4.  Mengasihi dan Perduli Kepada Sesama (ayat 14-17)
Seringkali kita menjadi kaku oleh karena hukum,  aturan maupun peraturan yang ada Lingkungan dan di Jemaat. Padahal aturan itu sebenarnya untuk memudahkan kita dalam melaksanakan tugas kita. Terkadang kita gagal mengerti mengenai aturan, sehingga menghalangi kita untuk berbuat kasih. Itulah sikap yang ditunjukkan Kepala Rumah Ibadah.


Sikap kepala rumah ibadat yang memprovokasi adalah sikap perlawanan kepada Tuhan Yesus, oleh karena Tuhan Yesus membawa pembaharuan dengan menyembuhkan perempuan itu. 

Kepala Rumah Ibadah menilai bahwa Tuhan Yesus menodai kekudusan hari Sabat dan melanggar tradisi.  Kepala Rumah Ibadah tidak memahami makna Sabbat dan ia sendiri tidak mengenal siapa Tuhan Yesus. Mungkin saja ia terganggu oleh karena mujizat itu dilakukanNya didepan banyak orang, sehingga ada perasaan akan kehilangan wibawa / marwah. Kepala Rumah Ibadah adalah jabatan yang tinggi, sehingga perkataannya adalah hukum. Ada banyak orang merasa terganggu apabila ada perubahan, terutama apabila perubahan itu mengganggu kepentingannya.

Sabat juga bermakna pembebasan. Perempuan yang sakit itu datang kepada Yesus pada hari Sabat bertujuan untuk membebaskan dirinya dari penyakit yang dideranya selama 18 Tahun. Kritik Tuhan Yesus kepada Kepala Rumah Ibadah maupun orang banyak itu, mengingatkan kita untuk tidak bersikap munafik dan harus menunjukkan keperdulian kepada sesama, terutama bagi Pelayan Tuhan.  Dimanakah para pelayan Iman, ada anggota jemaatnya yang sedang bermasalah atau mengalami pergumulan?, sudahkan kita mendoakan mereka? sudahkah kita perduli kepada anggota jemaat kita?. 
Tidak ada pembatasan waktu dan tempat bagi kita untuk berbuat kasih kepada sesama. Kita diingatkan agar bukan hanya pemberitaan Firman saja yang utama, tetapi memupuk keperdulian terhadap sesama juga sangat diperlukan. Agar Firman Tuhan yang kita beritakan selaras dengan perbuatan kita sehari hari.


REFLEKSI
Nas ini memberi pemahaman kepada kita untuk hanya percaya dan beriman, berserah, menyandarkan kehidupan kita hanya kepada Tuhan Yesus, mengucap syukur dalam segala hal, serta mengasihi sesama sebagai buah keimanan kita, dan biarkan Tuhan yang bekerja didalam kehidupan kita seturut dengan kehendakNya, dan kita menjadi orang yang bersuka cita oleh karena kasih dan perbuatan Tuhan didalam hidup kita.

St. E. Marpaung-GKPI Segar Rejosari