Jumat, 03 Juni 2016

Biarlah Segala Bangsa Mengenal NamaMu ya Tuhan

TANGGAL :29 Mei 2016
NAS :1 Raja-raja 8:22-23+41-43
THEMA          :Biarlah Segala Bangsa Mengenal NamaMu ya Tuhan

PENDAHULUAN
Kita mengenal istilah Mangompoi Bagas didalam budaya Batak. Ini dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur karena telah berhasil membangun sebuah rumah kediaman yang baru dan biasanya diadakan perayaan dengan mengundang keluarga dan kerabat. Atau ketika meletakkan batu pertama pembangunan rumah ibadah “Mameakkan Batu Ojahan / MBO”, juga disertai perayaan dan ibadah. 


Demikian juga halnya ketika Raja Salomo mentahbiskan bait suci. Kita mengetahui Bahwa Raja Salomo adalah seorang raja yang sangat terkenal akan kebijaksanaannya dan termasyur. Pada zaman Raja Salomo, bangsa Israel mencapai masa keemasan dan Salomo sendiri memerintah selama 40 Tahun. Kitab 1 Raja-raja 8, secara khusus menceritakan sebuah proses pentahbisan Bait Suci. Sebagaimana janji Allah kepada Daud, bahwa anak kandung Daud-lah yang akan mendirikan Bait Suci bagi Allah. Setelah Bait Suci dibangun dan Tabut Perjanjian dipindahkan dan ditempatkan diruang Maha Kudus, Bait Suci menjadi tempat Kemah Pertemuan, tempat dimana bangsa Israel  beribadah, menyembah dan mempersembahkan korban bagi Allah.   

Dalam proses pentanbisan Bait Suci ini, Raja Salomo juga menaikkan doa kepada Allah. Ada banyak makna spiritual dari Doa Syafaat Raja Salomo ini. Inilah yang menjadi topic utama pada ibadah kita hari ini yakni Doa. 

Apa yang mau diajarkan kepada kita melalui perikop ini:

1. Pemimpin yang pendoa (ayat 22)
Raja Salomo menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin. Bahwa ia menyadari bahwa kebijaksanaan dan kemasyuran  itu adalah pemberian Tuhan. Hal yang pertama dilakukan Salomo setelah dianggkat menjadi Raja adalah berdoa untuk memohon hikmat dari Tuhan, dan Tuhan memenuhinya.  Sebagai orang Kristen kita dilahirkan untuk menjadi pemimpin, tidak bisa menjadi pemimpin bagi orang lain minimal menjadi pemimpin bagi diri sendiri dan keluarga. Melalui ayat ini kita diminta dan diingatkan untuk selalu berdoa (Roma 12:12).  Sebagaimana teladan kita Yesus Kristus selama didunia ini juga berdoa.  Minimal Menjadi pemimpin doa didalam Keluarga.

Mengapa Kita Harus Berdoa?, Doa merupakan sarana komunikasi antara manusia (orang percaya) dengan Allah dan menunujkkan keimanan kita kepada –Nya. Sebagai orang percaya tentu kita ingin mengerti apa yang menjadi yang menjadi kehendak-Nya. Oleh karena itu kita harus berdoa kepada Allah agar memahaminya. Doa merupakan sarana untuk mengetahui dan memahami kehendak Allah.  Doa adalah anugerah yang diberikan oleh kepada kita.  Bukan itu saja, Allah mengizinkan kita didalam doa untuk:
Pengucapan Syukur
Pujian / Penyembahan
Permohonan
Pengantara
Pengampunan dosa.

 Mengapa kita perlu berdoa?, Doa merupakan:*1
Wujud pelayanan kepada Allah (Lukas 2:36-38).
Perintah Allah kepada kita untuk berdoa (Filipi 4:6-7).
Tuhan Yesus dalam pelayananNya, mengajarkan kita untuk berdoa (Matius 6:9-13)
Sarana untuk memperoleh jalan keluar dalam berbagai situasi seperti:
a. Mempersiapkan keputusan-keputusan besar (Lukas 6:12-13)
b. Mengatasi halangan kuasa kegelapan dalam hidup (Matius 17:14-21)
c. Meminta pengerja-pengerja untuk tuaian rohani (Lukas 10:2)
d. Mendapatkan kekuatan untuk mengatasi pencobaan (Matius 26:41)
e. Cara untuk menguatkan orang lain secara rohani (Efesus 6:18-19)

2. Allah memelihara dan menepati JanjiNya kepada hambanya yang setia dan memberkati keturunannya (ayat 23-26)

Ada istilah Like Father Like Son, Bahwa anak-anak belajar dari orang tuanya. Jika orang tua tidak taat kepada Tuhan, maka anak-anak pun akan terpengaruh untuk tidak taat kepada Tuhan. 

Daud yang adalah ayah Raja Salomo, telah menunujukkan kesetiaannya kepada Allah, dengan cara hidup yang setia, itulah yang menjadi dasar Allah mengingat dan menepati janjiNya, bahwa Allah akan memberkati keturunannya. Raja Salomo memahami bahwa apa yang diwariskan dari Daud semuanya karena kesetiaan ayahnya kepada Allah.  Oleh karena itu Salomo juga berdoa agar dalam pemeliharaan Tuhan, agar Salomo juga mampu mengikuti teladan Daud, Ayahnya untuk setia kepada Allah. Apa nilai yang dijarkan melalui ayat ayat ini?. 

Mari kita menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita, taat kepada Tuhan agar anak-anak kita mau belajar dari orang tuanya untuk mengasihi Tuhan. 

3. Allah Mengasihi Semua Bangsa (ayat 41-43)
Siapakah Orang Asing? Apakah Orang Bule? Dalam kehidupan sehari-hari,  kita bertemu dengan orang yang tidak sesuku, semarga, sebangsa apalagi berbeda keyakinan kita anggap sebagai orang asing. Bahkan ada juga istilah putra daerah, karena bukan suku asli atau tempatan, padahal ada banyak diantara kita yang dilahirkan dan bahkan telah beranak cucu, tetapi masih dianggap orang asing karena kita berbeda suku, agama, atau ras.  Adanya anggapan asing, maka dapat memunculkan perlakukan yang tidak adil, diskriminatif dan kesewenangwenangan.  Bahkan orang yang tidak satu gereja pun terkadang kita anggap sebagai orang asing. Kita lebih melihat penampilan fisik manusia, jika caranya berpakaian, berbicara, dlsb, tidak sama dengan kita maka dia adalah “Orang Asing”.

Sesuai dengan Thema Ibadah Kita Pagi ini, “Biarlah Segala Bangsa Mengenal Namanu Ya Tuhan”, Doa Raja Salomo yang memohon kepada Allah, agar Allah juga mendengar doa bangsa lain selain Israel. 

Ini salah satu contoh kebijaksanaan dan kebajikan yang dimiliki oleh Raja Salomo. Bahwa Bait Suci yang didirikan bagi Allah, adalah juga menjadi rumah pemujaan dan penyembahan bagi bangsa lain selain Israel. Sebuah visi yang jauh kedepan yang melewati batas aturan kehidupan bangsa Israel saat itu. 

Dan dalam Epistel kita Lukas 7:1-10 yang kita baca tadi, kita melihat Bagaimana Tuhan Yesus menunjukkan kasihNya kepada Perwira Romawi itu, dengan imannya kepada Yesus maka hamba Perwira itu sembuh. 

Allah, melalui Raja Salomo dengan kebijaksanaannya, ingin memberitahukan kepada semua bangsa bahwa Allah mengasihi segala bangsa dan kasihNya tidak  terbatas.  Allah, bukan milik seseorang, suatu kaum, satu bangsa, tetapi milik semua orang, semua bangsa. Karena mereka juga adalah ciptaanNya.  Bait Suci dibangun untuk memberitakan Nama Allah.

Kita sering gagal memperlakukan orang asing dengan layak, karena hati kita belum diubahkan untuk mengasihi mereka. Kita cenderung mendoakan diri , keluarga , kelompok , gereja kita sendiri, dan lupa juga untuk mendoakan orang asing disekitar kita.  Sehingga orang asing yang juga adalah ciptaan Allah, tidak dapat merasakan kehadiran kita sebagai pembawa berita keselamatan. Kita lebih suka menilai keberhasilan, status social dan kemapanan sebagai ukuran. Melalui Firman ini kita diingatkan agar kita juga perduli dan mau mendoakan orang yang berbeda dengan kita, baik, suku, agama, ras. Agar mereka juga merasakan dampak dari Kasih Allah Kepada Kita.

4. Tugas Kita Memberitakan Kabar Baik dan Berita Keselamatan
Pemberitaan Injil dan Berita Keselamatan yang dilakukan oleh para rasul dan penginjil merupakan salah satu bentuk implentasi dari Pemberitaan Nama Allah.  Sebagaimana Amanat Agung Tuhan Yesus Untuk Memberitakan Injil dan Kabar baik ke seluruh Dunia. Bait Suci kini tidak lagi hanya bangunan Fisik Semata, tetapi tubuh kita adalah Bait Suci/Bait Roh Kudus (1 Kor 3:16). Kita adalah buah dari pemberitaan Kabar Baik dan Berita Keselamatan.  Melalui perbuatan, perkataan dan sikap yang mengikuti teladan Yesus kita menjadi garam dan terang serta menjadi pemberita Injil dan Keselamatan ditengah-tengah lingkungan kita.   

Refleksi 
1. Kita diajarkan untuk selalu berdoa sebagai bentuk pengucapan syukur, dan tanda keimanan kita kepada Allah dan mendoakan orang lain agar orang yang belum mengenal Allah juga mersakan sukacita dari Allah.
2. Allah dalam pribadi Yesus Kristus adalah Juruslamat yang universal, milik semua orang, milik segala bangsa. Tugas kita menyaksikan kebenaran pemberitaan Injil sehingga mereka beriman kepad Kristus
3. Raja Salomo menyadari apa yang dia miliki yakni, Kebijaksanaan, kekayaan, kemasyuran, itu semua adalah berkat Allah, oleh karena itu ia bersyukur kepada Allah dan ini menjadi kesaksian bagi semua orang agar mereka juga menyembah dan  memuliakan Allah. 
4. Kehadiran gereja harus mampu menjadi berkat bagi semua orang. 

Tuhan Yesus Memberkati, Amin
Edi Marpaung