Minggu Judika 03 April 2022
Filipi 3 : 4b-14
Berlari menuju Panggilan Sorgawi
Salah satu yang menjadi kebanggaan manusia
adalah apabila dirinya mendapat pengakuan atas kehebatan atau prestasi yang
dimiliki, dengan kata lain dianggap memiliki kelebihan dari pada yang lain.
Sehingga sering terjadi kehebatan ataupun prestasi itu yang dimiliki bukan
memperbaiki tetapi justru membuat orang menjadi jatuh kedalam kesombongan /kecongkakan/
tinggi hati. Tidak ada larangan untuk menjadi bangga jika memiliki kelebihan
ataupun kehebatan, namun kelebihan ataupun kehebatan itu bukan untuk ditonjolkan
ataupun dipertontonkan. Satu hal yang harus kita ingat bahwa kehebatan bukanlah
sebuah kebenaran.
Itulah yang ingin kita pelajari dari diri seorang Rasul Paulus. Paulus bukanlah orang sembarangan dan banyak hal yang dapat dibanggakan dari dirinya jika melihat ukuran dunia. Paulus adalah seorang Yahudi tulen, keturunan Benyamin, dididik dan dibesarkan didalam tradisi dan keagamaan Yahudi yang sangat Kuat. Ia sangat taat memegang teguh adat istiadat Yahudi dan Taurat. Ia Juga sangat pintar, sehingga boleh dikatakan bahwa Seorang Paulus adalah seorang yang memiliki kemampuan Intelekutal yang luar biasa. Paulus masuk kedalam golongan terpelajar dan terpandang dalam lingkungan Farisi.
Kecintaannya akan Hukum Taurat dan Tradisi
Yahudi membuat dirinya sangat membenci Yesus. Baginya Yesus dan Para
pengikutnya adalah Musuh bagi Hukum Taurat dan Agama Yahudi. Itulah sebabnya Ia
gigih dan penuh keberanian dalam menumpas dan membunuh orang Kristen pada waktu
itu. Semakin banyak orang Kristen yang mati terbunuh, maka Paulus akan semakin
terpandang dan semakin terkenal. Itulah kebanggan yang dimiliki seorang Paulus
yang dianggapnya sebagai sebuah kebenaran dan kehormatan yang sangat
dibanggakan dan itu terjadi sebelum Ia dipanggil oleh Kristus menjadi pemberita
Injil.
Jemaat Yang dikasihi Tuhan,
Ayat 7 “Tetapi apa yang dahulu merupakan
keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus”, Apakah keuntungan
yang dimaksud oleh PAulus dalam ayat ini?, tentu ini berkaitan dengan hak dan kedudukannya
sebagai seorang Yahudi yang termasuk dalam golongan orang Farisi. Sebuah
golongan Elit keagamaan yang mengutamakan kesucian dan kekudusan hidup
lahiriah. Bagi mereka keselamatan itu akan diperoleh dari kesetiaan melakukan
hukum taurat dan tradisi yang diajarkan oleh Musa. Itu sebabnya mereka
mengutamakan tampilan lahiriah. Inilah yang sesungguhnya menjadi kritik Tuhan Yesus
terhadap cara hidup kaum beragama di Israel/ Orang Jahudi.
Hak dan kedudukannya sebagai golongan Elit
keagamaan yang dulu dianggapnya sebagai sebuah keuntungan telah berubah menjadi
sampah yang tak berguna setelah Ia mengenal Kristus, dan ia telah membuang
semua itu (Ayat 8).
Pertanyaan bagi kita adalah bagaimana Paulus
bisa keluar dan meninggalkan semua yang melekat didalam dirinya yaitu
kehormatan, nama besar, kekayaan dan kedudukan didalam struktur
kemasyarakatan?,
1.
Pengenalan Akan Yesus Kristus itu lebih berharga dari kemuliaan
dunia ini. (ayat 8)
Paulus mengakui bahwa apa yang
dianggapnya dahulu adalah sebuah keuntungan sebelum ia bertobat, ternyata
didalam Tuhan itu tidak ada artinya, semuanya berlalu dan akan terbuang. Ia
menganggap semua pencapaiannya dimasa lalu ketika ia masih didalam dosa dan
kuasa Tuarat adalah sebagai sampah atau kotoran, kalau boleh kita katakana
sebagai sebuah kesalahan. Sebelum mengenal Kristus ia buta secara rohani, namun
didalam Kristus ia dapat melihat kebenaran yang sesungguhnya. Kristus telah
membuka mata rohaninya. Itulah sebabnya ia mampu untuk membaktikan dirinya
menjadi pemberita injil. Tidak lagi mau terikat dengan hal-hal duniawi.
2.
Pengenalan akan Kristus membuat kita mengerti arti kebenaran sejati
dan keselamatan sebagai sebuah anugerah Allah semata. (Ayat 9)
Paulus mengajarkan konsep bahwa
hidup dalam iman kepada kristus itu adalah anugerah Tuhan semata. Bukan dengan
melakukan semua yang diminta didalam hukum taurat, atau melakukan kebaikan itu
diperhitungkan sebagi sebuah kebenaran dan jalan manusia memperoleh keselamatan,
namun didalam Kristus, setiap orang yang percaya telah diberikan anugerah
keselamatan. Itu sebabnya orang percaya harus mengerjakan keselamtan dan
kebenaran yang telah ia terima.
Didalam Kristus, Kita melakukan
kebaikan dan kebenaran kepada sesama bukan mengharapakan keselamatan, namun itu
adalah bukti bahwa kita telah memperoleh anugerah keselamatan. Kita memberi
karena kita telah menerima, bukan karena akan menerima.
3.
Menjadi serupa dengan kristus (Ayat 10)
Kristus adalah teladan bagi orang
percaya, yang telah menyerahkan diriNya bagi keselamatan manusia. Kristus
adalah gambaran dan pengharapan bagi orang percaya bagaimana kelak bahkan
setelah kematian. Jika Kristus dibangkitkan dari kematian demikian kelak orang
percaya kepada Kristus, juga akan dibangkitkan ketika Ia datang dalam kemuliaaNya
yang kedua kali. Itu sebabnya perlu bagi kita untuk terus belajar dan
menghidupi serta meneladani semua ajaran dan perintah yang telah Tuhan ajarkan
bagi kita. Dan ini bukanlah yang yang mudah, sangat sulit bahkan teramat sulit
ketika kita harus mengalahkan segala keinginan diri , namun dari nas hari ini
kita belajar bahwa ketika Allah turut bekerja dalam diri kita, kita dimampukan
untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Diluar Yesus kita tidak mampu
melakukan apapun.
4.
Kristus adalah Tujuan dari Hidup Kita (Ayat 12-14)
Mengapa Kristus menjadi tujuan
Hidup kita?, sebab Kristus itu sendiri adalah Jalan kehidupan kekal. Ini adalah
pengharapan setiap orang percaya. Untuk memperoleh itu semua, kita harus
tinggal dan hidup didalam Kristus.
Bagaimana gambaran orang yang
hidup didalam Kristus?, ini dapat dilihat dari cara hidup yang menunjukkan
karakter, sifat dan perilaku Kristus dalam hidup. Apasajakah itu? Ada kasih,
ada damai, ada kerelaan untuk menolong dan berkorban bagi sesama. Galatia 5:22
jelas menggambarkan bagaimana sifat dan karakter kristus itu sendiri. “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri”
Jemaat Yang dikasihi Tuhan,
Pertobatan Paulus dan kesaksiannya dalam
perikop ini adalah gambaran yang sangat luar biasa . kita yakin bahwa sulit
bagi dirinya untuk melakukan itu, sama seperti kita Adalah sangat sulit bagi kita untuk
meninggalkan kenyamanan, kemewahan, hidup apalagi harus kehilangan nama besar dan pengakuan serta
status social ditengah pergaulan. Apakah semua hal baik dan pencapaian itu
dilarang?, tentu tidak.
Karena Kristus adalah tujuan hidup kita, maka
dengan pengenalan akan Kristus, kita mampu untuk mengendalikan semua pencapaian
dalam kehidupan kita. Apa yang kita peroleh, kekayaan, kemashyuran, nama besar,
kedudukan, status social yang baik, apapun itu bukan lagi kita pakai untuk
kemuliaan ataupun keagungan diri kita, namun sematamata kita gunakan untuk
memuliakan Tuhan melalui perbuatan kasih dan kebaikan dalam hidup ini.
Pencapaian dan keberhasilan dalam hidup tidak membuat kita menjadi sombong,
tetapi semakin rendah hati dan menyadari bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan
semata.
Hidup didalam Kristus membawa perubahan nyata
dalam kita memandang hidup itu sendiri. Kristus adalah Kasih, maka hidup
kitapun saling mengasihi, Krisus adalah damai sejahtera, hidup kitapun penuh
kedamaian, jauh dari perselisihan ditengan keluarga, jemaat dan lingkunagan.
Kristus adalah suka cita, sehingga kita menjalani hidup dengan penuh
pengharapan meskipun ada banyak pergumulan dan kesulitan.
Apakah yang kita butuhkan, 1) ketekuanan dan
keseriusan dalam Iman, yang digambarkan sebagai perlombaan, adakalanya kita
menjadi lemah oleh karena keadaan, namun kita diingtakan untuk terus mebangun
pengharapan didalam ketekuanan keseriusan, 2)menanggalkan beban dan dosa, sebab
tidak mungkin kita dapat berlari jika ada beban dipundak kita, apakah yang menjadi
beban kita, ia bisa saja uang, materi, jabatan, kuasa, kedudukan. Janganlah
kirana ini menghambat kita untuk lebih mengenal Kristus, sebab Yang utama dalam
hidup ini adalah Kristus. JAnagalah kita membiarkan dosa menjadi penghalang
dalam perjuangan iman kita. Semua itu Hanya dapat dilakuakn bila kita menghidupi dan
hidup didalam Kristus, sebab Kristus adalah Tujuan hidup kita “ PAndang
situjuan ni ngolunta, oleh sebab itu marilah kita berlomba berlari menuju
panggilan sorgawi.. Amin