Senin, 24 Desember 2018

LIHAT KESELAMATANMU DATANG (LUKAS 1:26-38)

 LIHAT KESELAMATANMU DATANG (LUKAS 1:26-38)

Allah menjadikan alam semseta dan segala ciptaanNya didalam kesempurnaan rancangan, sehingga tidak cukup bagi manusia untuk memahami bagaimana cara Allah bekerja. Manusia terus berusaha menjelajahi alam semesta ini. Berbagai teori tentang terjadinya alam semesta ini diutarakan namun tidak ada satupun yang mampu menjawab. Memang Tuhan memberikan manusia akal dan pikiran namun semua ada keterbatasan. Itu sebabnya Nabi Yesaya didalam Yes 55:8 mengatakan Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, dan Musa menuliskan di Ulangan 29:29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

2. Ketika manusia pertama (adam &Hawa) jatuh kedalam dosa, tidak hanya hukuman atas pelanggaran yang diberikan Allah kepada manusia, tetapi lebih dari itu Allah juga  merencanakan penyelamatan manusia (Kej 3:15). Dan hal itu terus berlanjut selama ribuan tahun kemudian melalui Nubuatan Nabi Allah dan semua itu terjadi melalui kelahiran Kristus., yang kita rayakan malam ini.

3. Demikian kisah kelahiran Yesus Kristus telah kita baca, dengar bahkan telah banyak difilmkan. Seorang Kristen sangat tahu betul kisah kelahiran kristus, bahkan orang yang bukan Kristen pun mengetahuinya. 

4. Bahwa semua yang terjadi pada Maria, adalah bagian rencana penyelamatan Allah. Tentu Allah mengetahui Siapa Maria. Allah mengenal sifat, sikap, karakter Maria yang memang telah dipersiapkan oleh Allah sendiri sejak mulanya. Meskipun demikian Allah tetap memberi kebebasan kepada maria dan manusia untuk menentukan pilihan jalan hidupnya.

Kita dapat memahami pergolakan batin yang dialami oleh Maria ketika Allah melalui Malaikat Gabriel memberitakan Bahwa Maria akan mengandung seorang Anak yang akan menyelamatkan manusia. Maria terlahir sebagai seorang Yahudi yang sangat ketat dan menjunjung tinggi adat dan tradisi Tradisi Yahudi, terlebih status sebagai seorang anak perempuan/gadis yang telah bertunangan. Ia terbayang hukuman yang akan diterimanya. Seorang gadis yang bertunangan dalam tradisi Yahudi jika didapati telah mengandung, maka Hukuman Rajam (dilempar dengan batu sampai mati) telah menati. Itu sebabnya, Yusuf sendiripun, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum  dan akan menceraikan Maria secara diam-diam.

5.Allah memahami dan mengerti pergumulan Maria dan Yusuf. Itu sebabnya Kepada Maria Malaikat Gabriel memberi penguatan dengan berkata "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Dan "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Demikian juga kepada Yusuf "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.  

6. Dari Seorang Maria sesungguhnya kita dapat melihat dan belajar untuk mengerti Karya Tuhan Bahwa TUHAN sangat menghendaki kehidupan keluarga yang kudus dihadapanNya. Sebab Keluarga yang pertama (Adam dan Hawa) telah rusak, dan Melalui Kelahiran Kristus, Allah memperbaiki kembali kehidupan ditengah-tengah keluarga, sebelum sampai kepada misi utamanya menyelamatkan Manusia dari dosanya. Sebab didalam keluarga bisa saja antara suami dan istri tidak sejalan didalam hal pemikiran, masing-masing bergumul dengan persoalannya sendiri-sendiri, menganggap seorang istri/suami lebih rendah, bahkan masing-masing menceritakan keburukan suami/istrinya kepada orang lain, yang bisa saja berujung kepada perpisahan.

7. Yusuf disebutkan sebagai seorang yang tulus hati, ia mengerti persoalan dan Hukuman yang akan dihadapi Oleh Maria, namun Yusuf tidak mempermalukan atupun mencemarkan Maria, walaupun ia berencana meninggalkan Maria secara diam-diam. Namun bukan kehendak Yusuf yang terjadi, justru ditengah kebimbangan dan kergauannya Allah datang memberi penguatan kepada Yusuf untuk tidak ragu.

8. Relasi antara Allah dan Umatnya, adalah seperti keluarga didalam kerajaanNya. Dan Orang Percaya menjadi Bagian didalam Keluarga Kerajaan Allah.

9. Ada Banyak persoalan ditengah kehidupan keluarga, yang bisa saja membuat relasi antara suami dan istri, orang tua dan anak tidak harmonis  sehingga menjadi jauh dari Tuhan padahal rancangan Allah sejak mula adalah kebaikan ditengah-tengah keluarga. Disinilah sebenarnya kita perlu menyadari buhwa kuasa Allah mampu memperbaiki itu semua. Allah sangat memperhatikan kita, hanya saja kita terkadang yang tidak peka terhadap suara Tuhan, lebih mendengar suara yang bersumber dari pikiran dan logika kita sendiri, sehingga bukan kedamaian yang didapat.

10. Dan Perayaan Natal malam ini, kembali mengingatkan kita bagaimana sesungguhnya Allah bekerja ditengah keluarga kita masing-masing bahwa Allah mampu menyelesaikan setiap persoalan dan keraguan kita. Sebagaimana Maria berkata” "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" . bukankah kita juga sering ragu dan bertanya” Bagaimana mungkin aku dapat keluar dari persoalan berat ini?. Sekali lagi Tuhan tidak diam, seperti Jawaban Malaikat itu kepada Maria "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau”, demikian juga Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita untuk membimbing dan mengajari kita. 

11. Yang sangat penting untuk kita renungkan apakah kita memberi Tempat bagi Allah untuk bekerja melalui Karya Roh Kudus, didalam hati kita? ditengah-tengah keluarga kita? Perekutuan kita, huria kita, parsaoran kita?. Ataukah kita masih mengandalkan kuasa, dan kekuatan kita sendiri?.

12. Maria adalah contoh untuk ketuguhan, ketulusan hati, keyakinan penuh dan hanya Tunduk kepada Tuhan. itu sebabnya Ia berkata ‘"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.".

 13. Maria  berserah penuh dan tunduk hanya kepada Kuasa Tuhan. Meskipun yang dihadapinya bukan persoalan kecil, nama baik, kerusakan hubungan keluarga, hinaan, dan hukuman rajam menjadi taruhannya. Namun ia tetap percaya, sebab Bagi Allah tidak ada yang Mustahil, Tuhan Mampu melakukan apa saja didalam kehidupan kita, asal kita mau berserah, dan tunduk hanya kepada kehendak Tuhan. Seperti Maria yang menuruti Perintah Tuhan, demikian kita semestinya hidup menuruti kehendak Allah, bukan kehendak dan keinginan kita.

14. Dengan penyerahan diri penuh dan tunduk hanya kepada kuasa Allah yang Maha tinggi, Maria dapat melihat bahwa Rencana Keselamatan Tuhan telah terjadi.

15. Sesungguhnya masing-masing kita dijadikan oleh Allah, dengan tugas dan peranan yang telah ditetapkan Allah. Namun kehendak dan keinginan kita sendirilah yang membuat kita tidak bisa melihat rencana Allah dalam kehidupan kita. Kita lebih khawatir terhadap terhadap apa yang belum terjadi, berusaha menghindar dari setiap persoalan, bukan mencari jalan keluar dari persolan justru kita menjadi bagian dari persoalan. Kita lebih mudah mengeluh daripada bersyukur.

16. Malam ini kita diingtkan kembali oleh Firman Tuhan ini, untuk meniru dan meneladani sikap hidup Maria dan Yusuf itu sendiri meskipun dalam perikop ini tidak disebutkan, namun Yusuf dan Maria tidak Terpisahkan dari Renacana Keselamatan Allah yang teap setia dan beriman meskipun tantangan dan kesusahan itu nyata dihadapannya, namun ia, bukan menghindar, atau mengeluh.

17. Dan kita telah Melihat Keselamatn itu sebagai Anugerah Tuhan semata yang disertai kesetiaan dan tetap mengerjakannya dialam Kesetian untuk tetap tunduk kepada Kehendak Tuhan hanya kepada Allah, beriman hanya kepada Kristus meskipun itu terkadang berada diluar akal dan pikran kita sebagai manusia, sebab bagi Allah tidak ada yang Mustahil.

13. Maria  berserah penuh dan tunduk hanya kepada Kuasa Tuhan. Meskipun yang dihadapinya bukan persoalan kecil, nama baik, kerusakan hubungan keluarga, hinaan, dan hukuman rajam menjadi taruhannya. Namun ia tetap percaya, sebab Bagi Allah tidak ada yang Mustahil, Tuhan Mampu melakukan apa saja didalam kehidupan kita, asal kita mau berserah, dan tunduk hanya kepada kehendak Tuhan. Seperti Maria yang menuruti Perintah Tuhan, demikian kita semestinya hidup menuruti kehendak Allah, bukan kehendak dan keinginan kita.

14. Dengan penyerahan diri penuh dan tunduk hanya kepada kuasa Allah yang Maha tinggi, Maria dapat melihat bahwa Rencana Keselamatan Tuhan telah terjadi.

15. Sesungguhnya masing-masing kita dijadikan oleh Allah, dengan tugas dan peranan yang telah ditetapkan Allah. Namun kehendak dan keinginan kita sendirilah yang membuat kita tidak bisa melihat rencana Allah dalam kehidupan kita. Kita lebih khawatir terhadap terhadap apa yang belum terjadi, berusaha menghindar dari setiap persoalan, bukan mencari jalan keluar dari persolan justru kita menjadi bagian dari persoalan. Kita lebih mudah mengeluh daripada bersyukur.

16. Malam ini kita diingtkan kembali oleh Firman Tuhan ini, untuk meniru dan meneladani sikap hidup Maria dan Yusuf itu sendiri meskipun dalam perikop ini tidak disebutkan, namun Yusuf dan Maria tidak Terpisahkan dari Renacana Keselamatan Allah yang teap setia dan beriman meskipun tantangan dan kesusahan itu nyata dihadapannya, namun ia, bukan menghindar, atau mengeluh.

17. Dan kita telah Melihat Keselamatn itu sebagai Anugerah Tuhan semata yang disertai kesetiaan dan tetap mengerjakannya dialam Kesetian untuk tetap tunduk kepada Kehendak Tuhan hanya kepada Allah, beriman hanya kepada Kristus meskipun itu terkadang berada diluar akal dan pikran kita sebagai manusia, sebab bagi Allah tidak ada yang Mustahil.

St. E. Marpaung