Allah
Memilih dan Mengasihi Kita agar kita Berkemanangan
Kel
17:8-13
Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah
orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku
akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku. “Lalu
Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan
orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
Perjalanan
Bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir menuju Tanah Perjanjian atau kembali ke
Tanah nenek Moyangnya bukanlah sebuah perjaanan yang mudah. Selama 40 Tahun
dipadang Gurun sebelum mereka masuk ke Tanah Kanaan, mereka mengalami banyak
pergumulan dan berbagai tantangan yang berat. Walaupun mereka melihat bagaimana
Tuhan menolong mereka, tetapi terkadang mereka memberontak melawan Tuhan. Nah,
pada nas ini mereka diperhadapkan dengan serangan dari orang Amalek di Rafidim.
Tentu saja dari segi jumlah dan kemampuan mereka kalah dibanding dengn Bangsa
Amalek. Mereka hidup dipengembaraan. Namun disini bangsa itu melihat bagaimana
Tuhan menolong mereka dan berperang bagi mereka.
Sebagai
langkah awal, Musa memerintahkan Yosua, yang memang sudah dipersiapkan Allah
sebagai pengganti Musa sebgai pemimpin bangsa itu. Tidak ada penolokan dari
Yosua, ia melaksanakan apa yang diperintahkan Musa dan yakin dangan apa yang
dikatakan Allah melalui Musa. Demikian juga dengan Haru, dan Hur dengan setia
mengikuti apa yang dikatakan oleh Musa. Walaupun Harun adalah abang Musa, namun
ia tidak memandang statusnya sebagai yang lebih tua, ia tetap setia. Demikian
juga Hur. Ketika perang berlangsung, Tentara Israel dibawah Yosua akan menang
jika Musa mengangkat tangannya, dan akan kalah jika ia menurunkan tangannya.
Tentu didalam peperangan tujuannya adalah untuk memperoleh kemenangan
Ketika
Harun dan Hur melihat kekalahan Israel oleh karena Musa menurunkan tangannya,
dengan segera mereka menyadari dan menyiapkan sebuah batu sebagai tenpat
duduknya dan mereka menjadikan dirinya sebagai penopang tangan Musa agar
tangannya tidak turun dan Israel
memperoleh kemenangan ketika matahari terbenam.
Perjalanan
dan pengembaraan bangsa Israel menuju tanah perjanjian di adalah gambaran kehidupan
kita, Tidak mudah untuk mencapai Kemenangan atas dunia ini. Ketika kita telah
dipilih oleh Allah menjadi orang percaya dan dalam perjalanan menuju Tanah
Perjanjian yaitu Kehidupan Kekal di Yerusalem Baru, tentu ada banyak ujian,
pergumulan dan tantangan yang kita hadapi. Oleh karena beratnya beban dan pergumulan yang dihadapi, bukan tidak mungkin
banyak orang percaya yang memberontak dan melawan Tuhan. Padahal Tuhan
senantiasa menyertai dan membimbing serta memberkati. Ia sendiri menjanjikan
bahwa apapun yang kita hadapi didalam hidup ini tidak melebihi kekuatan kita
dan Ia sendiri yang menyiapkan jalan keluarnya.
Tantangan
terbesar adalah mengalahkan monster yang ada didalam diri kita. dan inilah
medan pertempuran kita sesungguhnya, untuk
mengalahkan keinginan daging yang telah penuh dengan dosa ini, sebab keinginan
kita yang bukanlah kehendak Allah.
Disinilah
kita perlu merendahkan hati dan menyangkal diri, seperti yang ditunjukkan oleh
Yosua, Harun dan Hur. Yang tidak memperhitungkan keberadaan mereka dan status
mereka serta tidak berargumen ketika diminta untuk mengerjakan sebuah Tugas
yang ditetapkan. Dengan kata lain mereka mematuhi apa yang Tuhan perintahkan
melalui HambaNya Musa. Mereka percaya bahwa Allah bersama mereka berperang
sehingga mereka berkemenangan. Jumlah
yang sedikit bukan menjadi masalah bagi mereka untuk berperang, yang perlu
adalah kesatuan hati didalam mengerjakan apa yang harus lakukan. Kerendahan
hati melahirkan sikap perduli.
Demikian
orang percaya keutamaannya adalah mengalahkan keberadaan diri sendiri yang oleh
karena status, jabatan, pangkat, kekayaan bisa melahirkan orang percaya yang
sombong, sehingga tidak menyadari bahwa inilah yang dipakai oleh Iblis untuk
memberontak kepada Tuhan. Atau oleh karena beban memilih untuk meninggalkan
Tuhan. Bukan
hal yang mudah mengalahkan keinginan diri, tetapi seperti JanjiNya, bahwa jika
kita mengizinkan RohNya bekerja didalam diri kita, maka kita mampu untuk
mengalahkan keinginan daging. Diluar Kristus kita tidak memiliki kekeuatan
untuk mengalahkan dunia. Apapun beban
dan pergumulan yang kita hadapi, percaya dan berserah hanya kepada Kristus,
serta mengerjakan apa yang diperintahkanNya dan seturut kehendakNya membuat
kita berkemenangan.
St. E.Marpaung