“Menjadi Saksi Kebangkitan Kristus” .
Minggu, 1 April 2018
Kisah Para Rasul 10:39-43
Oleh St. E. Marpaung
Pendahuluan
Selamat Paskah bagi kita semua, dan
hari ini kita mengingat kembali kemenangan Jesus Kristus atas kuasa dosa dan maut. Hari Paskah
bukanlah peristiwa Yesus sedang bangkit dari kubur, tetapi lebih nyata bahwa
kubur itu telah kosong, kain kafannya tertinggal, tutup kubur dari batu telah terbuka.
Sunguh Nyatalah Kuasa Kristus.
Peristiwa penyaliban Kristus
adalah sebuah Keajaiban dan Terus menjadi Fenomena, bahkan sampai saat inipun
Masih Banyak orang yang Meragukan Peristiwa itu.
Peristiwa
penyaliban Kristus sendiri, menunjukkan bagaimana kuasa Allah mampu mengubahkan
setiap orang. Dikalangan Imam dan Farisi sendiri, kuasa Allah nyata ketika
Kayafas berkata “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh
bangsa.", Bahkan Ketika Yesus menghadapi persidangan baik dihadapan
Pilatus dan Herodes, nyata betul bahwa Kristus adalah pembawa keselamatan dan
Kedamaian. Pilatus dan Herodes menjadi bersahabat, padahal sebelum peristiwa
itu mereka bermusuhan.
Bahkan Pilatus sendiri menyakan
Apakah “Kebenaran” dan Istri Pilatus mendapat penglihatan dalam
mimpinya bahwa ia menyatakan bahwa Kristus adalah orang benar "Jangan
engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat
menderita dalam mimpi tadi malam. (Matius 27:19"
Penjahat yang bernama Barabas dan
seorang lagi yang bersama Kritus disalibkan diselamatkan.
Dan bukan itu saja, setelah
kebangkitan dan kemudian diikuti dengan kenaikannNya, serta peristiwa
Pentakosta, Kabar Baik tentang keselamatan semakin berkobar. Terjadi
perubahan dalam diri pengikut Kristus, Jika pada saat Kristus yang adalah
Ketakutan, namun setelah itu timbul keberanian yang menyala-nyala. Ketakutan
akan kehilangan nyawa tidak lagi menjadi beban bagi setiap rasul dalam upaya
penyebaran Kabar Baik dan berita keselamatan, kepada semua bangsa.
Thema minggu paskah hari ini adalah “Menjadi Saksi Kebangkitan Kristus” . Kedudukan
Seorang saksi sangat penting dalam sebuah peristiwa apalagi kasus hukum. Bahkan
digereja pun dalam sebuah pemberkatan pernikahan sangat dibuthkan saksi.
Apalagi jika berkaitan dengan hukum . Saksi sangat diperlukan keterangannya sehingga pihak
pengadilan tidak salah dalam memberikan sebuah hukuman.
Saksi secara sederhana dapat
diartikan sebagai pihak yang mengerti, melihat, mendengar, dan merasakan sebuah
kejadian atau peristiwa. Ada beberapa golongan saksi: saksi korban, saksi
kunci, saksi ahli. Tentunya menjadi seorang saksi apalagi saksi kunci akan
menghadapi berbagai macam tantangan. Bahkan negara kita pun mendirikan LPSK
khus untuk perlindungan terhadap saksi dan korban. Jika
didalam kehidupan dunia saja kita membutuhkan saksi tentang apa yang telah kita
lakukan dan perbuat, apalagi didalam kehidupan Iman.
Penjelasan Nas
Telah dikatakan diawal, bahwa persitiwa
kematian dan kebangkitan Kristus membawa perubahan radikal didalam kehidupan
para rasul. Jika kita membaca perikop hari ini dan pasal sebelumnya secara
utuh, maka kita akan mendapat gambaran yang jelas. Latar belakang situasi dalam
perikop ini adalah kejadian setelah kenaikan Kristus ke sorga dan Peristiwa
Pentakosta. Petrus telah mengalami, melihat dan merasakan sendiri apa yang
dilakukan, dikerjakan dan dirasakan oleh Yesus ketika masih bersama dengan
mereka.
Petrus
adalah rasul yang pertama dipilih Yesus, dari seorang Nelayan menjadi Penjala manusia, namanya
berubah dari Simon menjadi Petrus. Dia adalah salah satu dari murid yang
dikasih oleh Yesus. Ia bersama murid lainnya telah melihat apa yang telah Tuhan
kerjakan melalui ragam mujizat, penyembuhan kepada orang yang sakit,
membangkitkan orang mati, memberi makan kepada bayak orang. Petrus jugalah yang
pertama sekali mengaku bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah”, kepadanya
jugalah Kristus memberi Kunci Kerajaan Sorga,
dan untuk menguatkan para murid, dan masih banyak tugas lain yang diberikan
oleh Kristus kepada Petrus. Namun demikian, Petrus jugalah orang yang menghunus
pedang ketika Yesus ditangkap, Petrus jugalah yang menyangkal Yesus ketika akan
disalibkan.
Perubahan
nyata yang Petrus dalam pola pelayanannya, adalah ketika Ia mendobrak tradisi Yahudi yang
begitu melekat didalam kehidupannya, Bahwa persoalan keselamatan bukan perkara
makanan dan minuman “yang halal dan Haram”, bahwa kabar baik bukan hanya
menjadi milik Yahudi saja, tetapi semua orang (Ay. 34), bagaimana ia melayani orang
bukan Jahudi (membaptis Kornelius) dan tinggal bersama orang yang tidak
mengenal Allah.
Dari Perikop diatas, memberi
sudut pandang dan perspektif baru bagi kita tentang apa yang disaksikan oleh
Petrus dan para rasul:
1. Otoritas Allah dan Kehendak Allah
untuk memilih Saksinya (Ayat 41)
Petrus ingin
menegaskan bahwa merekalah yang pertama sekali diberi tugas untuk memberitakan
Kabar Baik, tentang Kristus sebagi satu-satunya jalan keselamatan dan
Pengampunan Dosa. Penegasan ini didukung oleh kesaksian Lukas didalam kitab
Lukas 24:36-29, ketika Yesus menampakkan diri kepada semua murid dan makan
bersama sebelum KenaikanNya ke sorga.
2. Bahwa Kabar Keselamatan dan
Pengampunan Dosa adalah bagi semua orang dan semua bangsa (Ayat 42A+43)
Tugas utama Para Rasul dan Orang
Percaya adalah memberitakan Berita Keselamatan dan menjadikan semua bangsa
menjadi Murid Kristus dan membaptisnya (Matius 26:16-20).
Ini telah dibuktikan sendiri oleh
Petrus, ketika Ia membaptis Kornelius seorang perwira Roma, yang hidupnya
berkenan kepada Allah. Persoalan makanan yang Haram dan Halal, telah membuka
mata hati Iman Petrus, ini bukan hanya menerangkan bahwa makanan apapun pada
hakikatnya tidak ada lagi yang haram, namun lebih jauh dari itu Tuhan hendak
mengatakan bahwa Semuanya berhak menerima keselamatan tanpa dibatasi suku
maupun bangsa. Makanan Halal dan Haram adalah lambang pembeda antara Yahudi dan
Bukan Yahudi. Semua manusia sama dimata Allah, karena Ia sendiri yang
menciptakan kita.
Roh Kudus bekerja melalui
perbedaan untuk memperkaya wawasan rohani anak-anak Tuhan. Itu sebabnya Petrus
berkata,”Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang.
Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepadaNya”
Alkitab mencatat semua Nubuatan para
Nabi adalah mengenai Kristus, bahwa Kristus Satu-satunya jalan bagi keselamatan
dan pengampunan dosa bagi siapa yang percaya dan mau mengikut Jalan SalibNya.
3.Kristus adalah Hakim atas
manusia, baik hidup maupun mati (Ayat 42B)
Petrus
bersaksi bahwa hanya Kristuslah satu-satunya Hakim, kelak ketika Ia datang
dalam kemualiaanNya dalam kedatanganNya ke dua kali.
Refleksi
Apa yang sudah disaksikan oleh para
Rasul terdahulu, telah sampai kepada Kita, yaitu tentang berita keselamatan dan
pengampunan didalam Kristus. Pada momen
perayaan Paskah Kali ini, bagaimanakah
sikap kita sesungguhnya. Apakah kita benar-benar mengerti arti Paskah Itu
Sendiri? Dan tugas panggilan pelayan kita sebagai orang percaya?,atau hanya sekedar
tau tapi tidak memahami atau tidak mau tahu
Tugas
kita adalah untuk bersaksi. Bersaksi tentang apa?,
bersaksi tentang semua kebaikan yang Tuhan lakukan didalam kehidupan kita,
terutama berkat Keselamatan dan Pengampunan Dosa, bagi yang setia kepadaNya. Melalui
apa? Hidup Kita, Perkataan Kita, Tingkah laku kita, Perbuatan kita yang
mencerminkan teladan Kristus yaitu: Tindakan Kasih yang Tulus, Pengorbanan,
Rasa Syukur, Kesetiaan,Kesabaran dan Penyerahan diri hanya kepada Kristus. Menjadi saksi, bukanlah sebuah
tugas yang ringan dan mudah, Harus mengerti kronologis
sebuah kejadian. Saksi Iman juga harus mengerti dan memahami, mampu merasakan
apa yang Tuhan kerjakan dan lakukan dalam kehidupan Kita. Ada
konsekwensi moral, yakni penyangkalan diri. Petrus Adalah contoh ketika Ia harus merubah cara berfikir dan
pemahamannya yang selama
ini membentuk karakter dan pola berpikirnya, yang bangga pada status sebagai
umat pilihan lalu melihat (bangsa lain) sebagai kafir dan tak perlu dikasihani.
Perjumpaan Petrus dengan Kornelius telah membuka mata iman Petrus bahwa kasih
Tuhan menjangkau segala bangsa; dan resikonya adalah penolakan bahkan
perlawanan dari bangsanya sendiri.
Apa
yang dilakukan oleh Petrus hendaknya jadi cermin kehidupan bagi semua orang
yang percaya kepada Yesus. Kita harus berani keluar dari zona nyaman
kita, berhenti untuk mengeluh dan menjadi Kristen yang cengeng, yang hanya
bersyukur dan bersukacita ketika mendapatkan rezeki yang banyak, sukacita,
namun putus asa, menderita dan berpaling dari Tuhan ketika ada badai pergumulan
dan pencobaan.
Kita percaya, bahwa Tuhan sendirilah
yang telah memilih dan melayakkan kita untuk menjadi SaksiNya, bukan karena
kemauan kita sendiri dan setiap minggu
itu kita mengucapkan melalui pengakuan Iman dalam setiap Ibadah.
Bersaksi
bukan persoalan bagaimana berkotbah, bagaimana mengajar, tetapi yang utama
adalah bagaimana ajaran Kristus menjadi Nyata dalam setiap Hidup Kita. Mari
kita hitung umur kita , adakah perubahan dari hari kehari oleh karena
pengenalan kita kepada Kristus? ADAKAH KITA TELAH BERSAKSI?
Kebangkitan Yesus adalah sukacita
dan kebahagiaan. Kebangkitan Yesus
membuktikan bahwa kita bukan menyembah Tuhan yang mati. Kita menyembah Allah
yang hidup, dinamis. Tuhan kita adalah Tuhan yang maha pengampun dan pemberi
hidup dalam damai sejahtera. Karena itu datanglah kepada Yesus, hampirilah Dia
senantiasa dalam hidupmu. Ia hidup dan mendengarkan seruanmu.
Kebangkitan Kristus adalah inti
kesaksian Iman Kristen. Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15:14 “Tetapi andaikata Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan
kamu.” Jangan pernah kita merasa malu untuk bersaksi demi namaNya, agar Kelak
ketika Kristus datang Ia juga tidak malu terhadap Kita (Lukas 9:26)
Selamat
Paskah, Tuhan mengajari dan membimbing kita. Amin
St. E. Marpaung.