Minggu, 04 Maret 2018

Lupakanlah Masa lalu, Pandanglah Masa Depan.


Lupakanlah Masa lalu, Pandanglah Masa Depan.
4 Maret 2018
Yesaya 43:16-21
Oleh: St. E.Marpaung

I. Pendahuluan
Waktu terus bergerak, sedetik, menjadi semenit, kemudian sejam dan hari, semua yang telah kita lalui menjadi masa lalu dalam kehidupan kita, dan waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Ia akan menjadi kenangan didalam perjalanan seorang manusia. Masa lalu ada bisa saja menyenangkan, suka cita, tetapi tidak sedikit manusia yang mengalami kesulitan, kesusahan , kepahitan didalam kehidupan masa lalu. Ada yang bisa berdamai dan melupakan masa lalu, tetapi tidak sedikit juga yang tidak bisa lepas, terkurung, terkungkung oleh masa lalu, apakah itu indah ataupun pahit. Pengalaman dimasa lalu bisa membuat orang lebih bersemangat, tetapi tidak jarang membuat yang lainnya semakin terpuruk. 


Setiap orang pasti memiliki kenangan masa lalu, baik yang menyenangkan, penuh sukacita, kegembiraan maupun masa lalu yang berisikan kepahitan, kesulitan, kehilangan dan penderitaan. Semua hal itu selalu menyertai perjalanan hidup setiap orang.  Namun ada kalanya orang yang tidak bisa melepaskan masa lalunya, dan terbawa sampai kekehidupannya sekarang. Kalau sekarang diistilahkan Gagal Move-on. Selalu terbayang-bayang, padahal masa lalu itu tidak bisa dirubah dan tidak bisa kembali. Demikian juga masa depan, tiada seorangpun yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi, yang perlu adalah menjalani hidup sesuai dengan Iman dan keyakinan.

Demikian halnya dengan Bangsa Israel yang didalam nas kita ini, sedang hidup didalam masa pembuangan di Babel. Tentu ada alasan Allah, mengizinkan mereka dikuasai oleh Bangsa Lain yaitu Babel, oleh karena Perbuatan mereka yang telah menyakitkan hati Allah. Mereka mengabaikan apa yang telah Allah tetapkan, berlaku tidak adil, curang, dan menyembah ilah-ilah lain. Allah mengirim hamba-hambaNya untuk mengingatkan mereka tetapi tidak diindahkan. Allah bukan melupakan mereka, Ia telah menyiapkan rencana yang indah untuk kemerdekaan Bangsa itu. Hanya saja waktu Tuhan bukan Waktu manusia, rencana Tuhan bukan rencana manusia.

Secara garis besar nas ini memberikan gambaran, bagaimana Allah sangat mengasihi mereka, menagasihi kita dan Tuhan akan membuka pintu pengampunan kepada umatNya yang menjadi menderita akibat dosa-dosa mereka. Nas ini juga menegaskan  bahwa Tuhan akan membuka kehidupan yang baru kepada umatNya dan Tuhan akan dimasyurkan dan dimuliakan atas perbuatan kasihNya. Allah berkuasa atas segala ciptaanNya.

Penjelasan Nas
Hal pokok yang ingin diberitakan Nabi Yesaya kepada bangsa Israel:
1. Allah kita adalah Allah yang berkuasa, Setia dan Maha Hadir (ay. 16-17)
Dosa telah memisahkan manusia dari Allah, dan sewajarnya manusia mendapat hukuman. Dan maut / kematialah sebagai hukuman. Ketidaklayakan manusia dihadapan Allah, tidak menjadikan Allah membenci manusia, namun Ia sendiri merancang, merencanakan keselamatan manusia itu dari awal kejatuhan dosa (Kej. 3: 15). Dan rencana itu terus berlanjut dengan dipilihnya bangsa Israel sebagai bangsa Pilihan Allah, melalui Abraham, Ishak dan Yakub dan Kristus adalah penggenapan Janji Allah tentang keselamatan manusia. Bangsa Israel telah melihat bagaimana kuasa dan penyertaan Allah didalam kehidupan mereka dimasa lampau, Allah menuntun mereka keluar dari Tanah Mesir, yang dilambangkan sebagai lambang penderitaan, mereka melihat bagaimana Allah membelah laut merah, agar mereka bisa berjalan, dan menenggelamkan bangsa Mesir yang mengejar mereka. Allah menjaga dan memelihara mereka selama di padang gurun, selama 40 tahun perjalanan mereka tidak kekurangan hingga akhirnya mereka sampai di tanah Kanaan.

Namun semua ini tidak serta merta membuat mereka menjadi sepenuhnya percaya kepada Allah, sebab ada banyak diantara mereka mati diperjalanan tidak sampai di kanaan oleh karena dosa dan pemberontakan mereka kepada Allah. Bersungut-sungut, menyembah patung lembu emas, bahkan Musa yang ditunjuk Allah untuk memimpin mereka tidak diizinkan  Allah untuk memasuki tanah perjanjian, oleh karena ia tidak bisa  menguasai dirinya ketika bangsa itu tidak henti-hentinya menuntut dan bersungut-sungut. Walaupun pada akhirnya Musa sendiri ketika meninggal Allah sendiri yang menguburNya (Ul. 34:5-6).  Dengan mengingatkan kembali atas apa yang Tuhan telah perbuat dalam hidup mereka, bahwa kasih Tuhan itu adalah kekal kepada umatNya, bahwa Dia adalah Tuhan penebus dan penolong umat yang telah dipilihNya.
                Kita sebagai orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus,  bahwa Ia adalah Tuhan dan Juru selamat hidup kita, diingatkan untuk melihat bagaimana Tuhan bekerja bersama kita didalam kehidupan kita. Hidup ini tidak selalu mulus seperti yang kita harapkan, banyak gelombang dan liku-likunya. Terkadang kita bisa saja menangis, jengkel, oleh karena beragam dan berbagai macam kesulitan. Tetapi bila kita melihat saat ini, siapa kita tentu kita menjadi sadar dan terbuka mata rohani kita melihat betapa Allah itu setia dan selalu menyertai kita. Kuasa dan kasihNya tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang sampai selamanya. Dia tetaplah Allah yang sama yang berkuasa penuh atas kehidupan ini.

2. Hidup yang diubahkan dan diperbarui & melupakan masa lalu (ayat 18)
Kesalahan dan dosa bangsa Israel yang membuat mereka terbuang di Babel adalah pemberontakan kepada Hukum dan Perintah Allah. Melalui Nabi Yesaya, Allah mengingatkan mereka agar berubah, dan tidak mengulangi lagi kesalahan mereka dimasa lalu.

                Kehidupan lama atau masa lalu itu adalah sebagai cermin untuk introspeksi diri.
-       Tidak sedikit orang yang terkurung didalam masa lalu, menjadi egois, rendah diri  oleh karena kepahitan hidup, tidak bisa menerima kenyataan ketika dulu hidup serba berkecukupan, sekarang kekuarangan, atau sebaliknya menjadi tinggi hati, ketika dahulu berkekurangan sekarang berkecukupan, seolah olah ingin balas dendam atas keadaan terdahulu.
-       Banyak orang yang gagal meninggalkan masa lalunya, walaupun ia beriman kepada Kristus. Masih tetap saja membenci, iri hati, bertengkar, tidak mau berdamai dengan sesama.
Ada 2 sudut pandang mengenai, “mengingat-ingat”, 1)mengenang apa yang pernah kita alami, dan yang 2) tidak ada perubahan / tetap melakukan yang menjadi kebisaan dan sifatnya.
Nas kita hari ini mengajarkan dan menegaskan agar kita tidak kembali kepada kehidupan lama yang tidak mengenal Kristus. Tetapi berubah total oleh pembaruan didalam Kristus. (Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Meninggalkan sifat dan sikap yang tidak berkenan kepada Allah: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,  penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,  kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Gal 5:19-21)
Dan hidup sesuai tuntunan Kristus yaitu :
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22).
Pepatah lama mengatakan, “Hanya keledai yang Jatuh kedalam Lubang yang sama”.  Ini memiliki arti bahwa seseorang tidak mau mengambil hikmah dari kesalahan yang sama.
Allah menunjukkan Kasihnya, dengan membuka jalan pengampunan bagi mereka, agar mereka tidak melakukan dan mengulangi lagi kesalahan dimasa lalu. Inilah maksud Firman Allah “Jangan ingat-ingat hal yang dahulu...”, ada perubahan meninggalkan kehidupan lama masuk kedalam kehidupan baru (lahir baru didalam Kristus, seperti Percakapan Tuhan Yesus dan Nikodemus dalam Yohanes 3 Didalam Kasih ada pengampuanan, jika kita memiliki Kasih dari Allah, sudahkan kita mau mengampuni sesama kita?
3. Hidup Berpengaharapan, mau dibimbing Tuhan (ay.19-21)
-          Apakah kita lebih sering mengingat-ingat yang sudah rusak, yang sudah hilang, yang tidak akan kembali lagi? Dan melupakan yang saat ini ada pada kita?
                Tuhan memiliki rancangan tersendiri atas kehidupan ini, dan tindakanNya selalu melampaui segala akal dan pikiran manusia, tidak terselami.  Ditengah-tengah sulitnya keadaan dan pergumulan yang dihadapi oleh bangsaNya, Allah ingin menunjukkan kuasa dan kedaulatanNya.  Ia mampu berbuat apa saja yang bahkan ketika manusia menganggapnya sebagai sesuatu yang mustahil. Allah ingin umatNya tetap berpengharapan ditengah berbagai macam Pencobaan.
                Mari kita bandingkan kondisi saat ini, bukankah kita juga sering bahkan mungkin setiap hari mengeluh atas keadaan, ada lagi yang mengatakan, “Tuhan Tidur”, atau seperti lirik lagu” Mungkin Tuhan Mulai Bosan melihat tingkah kita”, Ini adalah gambaran keputus asaan dan meragukan Kuasa dan Kasih Tuhan.
Pertanyaannya apakah memang demikian?
Jawabnya ‘Tidak”, Jika kita percaya bahwa apa yang kita alami: senang, susah, kesulitan, pergumulan, kepahitan dan pencobaan diizinkan Tuhan untuk membentuk pribadi yang beriman Teguh dan tangguh.  Iman yang teguh dan tangguh menumbuhkan pengharapan yang hidup. Firman Allah hari ini mengajarkan kita agar memiliki Pengharapan ditengah badai kehidupan. Inilah yang memampukan kita untuk selalu bersyukur kepada Allah. Karena kuasa dan kasihNya tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang sampai selamanya. Dia tetaplah Allah yang sama yang berkuasa penuh atas kehidupan ini. Itu semua bisa terjadi hanya Jika kita mau berserah dan dibimbing oleh Allah. Mari kita lihat apa yang sudah Tuhan lakukan didalam hidup Kita saat ini, mari kita renungkan, manakah yang lebih banyak dalam hidup kita Suka cita atau Duka cita?.               

Refleksi
Menjadi pengikut Kristus yang berpengharapan dan setia bukanlah perkara mudah. Diperlukan sikap Penyangkalan diri  (meniadakan diri  dengan hanya tunduk kepada Otoritas Allah didalam hidup, melupakan dan tidak mengulangi lagi kesalahan masa lalu, tidak mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri, serta menyadari bahwa hidup kita adalah milik Tuhan), memikul salib (lambang kesetiaan untuk menegakkan iman yang benar dan rela menderita demi iman kepada Kristus)  -Lukas 9:23-. Sebagaimana  Kristus sendiri telah lebih dulu mengalami kesusahan lebih dari yang pernah dirasakan oleh manusia. Penyerahan diriNya sebagai tebusan atas dosa manusia, tidak dapat dinilai dengan apapun agar manusia diselamatkan. Dan Keselamatan oleh Kristus adalah Karunia Terbesar dalam hidup orang percaya.. Amen.