Minggu, 12 Februari 2017

Berpegang Pada Ketetapan Tuhan

NAS                : Psalmen 119:1-8
THEMA           : Berpegang Pada Ketetapan Tuhan

I. PATUJOLO / PENDAHULUAN
Peraturan / perangkat hukum atau undang undang dibuat oleh pemerintah bertujuan agar ada keteraturan, ada keadilan didalam masyarakat. Tetapi terkadang manusia cendreung melanggar aturan, hanya karena tidak mampu mengendalikan diri ataupun mengikuti kemauan/ ego. Sehingga tidak jarang berhadapan dengan hukum itu sendiri. Bahkan ada istilah “ peraturan itu dibuat untuk dilanggar”.
Tidak dapat dipungkiri, kehidupan saat ini yang begitu keras, serba cepat bahkan membuat orang mampu menghalalkan segala cara, tidak lagi memperdulikan aturan dunia ini apalagi aturan Tuhan hanya untuk mengejar cita-cita, kemashyuran, kekayaan, kejayaan dan kebahagian didunia.
Kita percaya bahwa Hidup bahagia menjadi dambaan setiap orang. Untuk menikmati dan merasakan kebahagiaan bukanlah untuk di cari tetapi untuk diperbuat (aksi). Ada sikap dan tindakan dalam diri supaya kebahagiaan itu terjadi dalam diri kita. Karena kebahagiaan itu letaknya bukan di luar diri kita, tetapi ada dalam diri kita. Kebahagaan itu adalah pilihan untuk kita terima atau tidak. Ada banyak orang yang menetapkan syarat-syarat bagi dirinya sendiri untuk bahagia. Mendapat apa yang dalam hatinya barulah dia bisa bahagia. Padahal tidaklah demikian, bukan harta, kehormatan atau apapun yang menjadi keinginan kita, itu hanyalah kebahagiaan yang semu dan sementara. Sesaat kita bisa merasakan kebahagiaan namun tidak akan berlangsung lama. Yang kita lakukan itu hanya mempersulit diri kita sendiri untuk hidup bahagia.
Nas ini, mengingatkan kita bahwa Mengejar kebahagian Dunia, bukan hal yang paling pokok didalam kehidupan orang percaya, tetapi “berpegang kepada ketetapan Tuhan” itulah hal yang utama dan terutama.
II. Hatorangan / Penjelasan Nas
Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah mereka yang :
1)   Hidup tidak bercela karena menuruti Taurat Tuhan; 
Menjadi orang baik, bukanlah hal yang sulit dilakukan, karena dengan rajin membantu dan menolong, seseorang sudah dikatakan baik. Adakalanya kita terkejut, selama ini kita mengenal seseorang sangat baik kelakukannya, tetapi suatu waktu terlibat dengan persoalan hukum. Intinya kebaikan itu dapat berubah sewaktu waktu. Bukan berarti kebaikan itu tidak perlu, tetapi melakukan kebaikan haruslah merupakan hasil dari buah keyakinan dan iman yang benar.
Tuhan menghendaki kita untuk hidup benar. Hidup benar dapat diartikan sebagai hidup yang tidak berkompromi terhadap kejahatan, tidak membenarkan apa yang salah, ataupun sebaliknya dan berada didalam bimbingan Roh Kudus, menjauhi perbuatan-perbuatan tercela seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21 Percabulan, kecemaran, hawa nafsu,penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Allah menghendaki kita hidup didalam kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,  kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri

2)   Berpegang pada peringatan-peringatan Tuhan dan mencari Dia dengan segenap hati; 
Untuk dapat mencintai dan dekat kepada seseorang maka kita harus mengerti dan memahami hati dan sikapnya, tentunya kita mencari apa yang menjadi kesenangannya dan berusaha menghindari apa yang menyakitkan hatinya. Jika terhadap manusia saja kita mampu melakukan itu, apalagi kepada Tuhan. Firman Tuhan kita yakini sebagai penuntun hidup kita, tetapi ada banyak orang tidak memberi waktu yang intim dengan Tuhan.
Kita bisa mengobrol ataupun membaca buku ataupun asyik di media sosial selama berjamjam, tetapi jarang memberi waktu untuk mendengarkan dan membaca Firman Tuhan. Bahkan tidak mau datang bersekutu baik digereja ataupun ibadah-ibadah yang dilakukan. Ada alasan klasik yang cenderung menjadi pembenaran yaitu” yang penting hati, toh saya juga berdoa, saya juga beriman”. Rasul Paulus menuliskan bahwa iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”(Roma 10:17)
          Membaca dan mendengarkan firman Tuhan adalah salah satu jalan untuk dapat mengerti dan memahami hati Tuhan. Memahami dan mengerti Firman Allah, membuat kita terhindar dari perbuatan kejahatan dan mengikuti perintahnya. Mari kita ingat segala berkat yang kita terima didalam hidup kita. Dan kita juga harus memahami bahwa firman Allah itu bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16). Mendengarkan dan memelihara firman Allah adalah kebahagiaan.
 Tuhan menyampaikan titah-titah-Nya kepada kita agar diperhatikan dan dipegang dengan sunguh-sungguh. Karena itu, mengerti, menghayati dan melakukannya maka seumur hidup, kita akan berbahagia dan tidak akan pernah mendapat malu.
Bahwa ada upah dan berkat yang disediakan orang yang setia  dan mengasihi Dia yaitu (Mazmur 112:2-10)
·         Diberkati sampai keturunannya oleh karena kesetiaannya kepada Allah
·         Hidup berkelimpahan

·         Selalu dalam penyertaan Tuhan dan tidak gagal dalam kehidupannya
·         Menjadi teladan dan selalu diingat oleh orang oleh karena perbuatannya
·         Dikuatkan ketika menghadapi berbagai macam kesusahan, pergumulan, bahkan ketika dimusuhi
·         Hidupnya menjadi berkat bagi sesamanya.
·         Mahkota Kehidupan (Yakobus 1:12).

III. REFLEKSI
Karena itu, mari kita mengarahkan hati kita  untuk selalu mencari Tuhan dan firman-Nya. Sebab jika mereka berpegang pada firman Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditujukan-Nya, menjauhi kejahatan maka mereka akan menjadi orang-orang yang berbahagia.
Kebahagiaan kita bukan berdasarkan apa yang kita miliki (harta) namun kebahagiaan kita adalah bagaimana kita hidup di dalam Firman Tuhan sepanjang hidup kita.
Kemashyuran, keagungan, kekayaan yang diberikan dunia, hanya memberikan kebahagiaan sementara dan tidak akan dibawa mati. Kekayaan tidak bisa membeli kesehatan, seorang sahabat, kenyamanan, hidup kekal. Tetapi marilah kita berlombalomba untuk berpegang teguh kepada ketetapan dan firman Allah serta melakukan nya  agar kita hidup kita menjadi orang yang berbahagia.  Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya (Lukas 11:28).
Amin..
St. E. Marpaung-GKPI Segar Rejosari