“Lakukan
Kebenaran Allah”
Yesaya
15:1-5
15:1 Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh
menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
15:2 Yaitu dia yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap
hatinya,
15:3 yang tidak menyebarkan fitnah dengan
lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan
cela kepada tetangganya;
15:4 yang memandang hina orang yang
tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada
sumpah, walaupun rugi;
15:5 yang tidak
meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang
yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah
selama-lamanya.
Pendahuluan
Bila
kita membaca surat kabar, menonton televisi ataupun berbagai macam media
berita, hampir setaip hari kita disuguhkan oleh berita mengenai tindakan
kejahatan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, fitnah memfitnah,
caci mencaci, peperangan dan berbagai penyakit sosial lainnya. Bahkan terkadang
nyawa manusia tidak lebih berharga dari seekor binatang, manusia tega saling
membunuh hanya oleh persoalan sepele. Benarlah apa yang dikatakan, jika pada
masa saat ini manusia mengalami penurunan moral dan etika dalam hidup. Kesetiaan, kebenaran, dan kejujuran menjadi
barang yang mahal dan langka. Hampir semua kejahatan berlindung dibalik
kata kepentingan, baik pribadi maupun kelompok.
Kita diingatkan untuk “menjadi terang” dan
“mengikut Yesus” nas ini mengajak kita untuk melakukan “Kebenaran
Allah”. Perikop ini (Mazmur 15:1-5),
memberi gambaran cara dan bagaimana orang percaya harus hidup. Seperti Lambang
“Salib”, Iman percaya kita adalah hubungan vertikal kita dengan Allah, dan
perbuatan dan cara hidup kita adalah buah dari iman kita merupakan hubungan
horizontal kita dengan sesama.
Kata “melakukan atau
lakukan” merupakan sebuah perintah. Bayangkan seperti sebuah organisasi yang mewajibkan
setiap anggotanya melakukan apa yang menjadi kebijakan organisasi tersebut,
demikian juga ketika kita telah beriman dan Percaya kepada Kristus maka wajib
bagi kita untuk Melakukan Perintahnya Yaitu Menyatakan Kebenaran Allah dan
Karya KeselamatanNya bagi manusia.
Mengikut
Yesus, syarat yang pertama adalah Keyakinan dan penyerahan diri penuh dan tidak
ada keraguan, Keiklasan dan kerelaan hati untuk meninggalkan semua kehidupan
dunia sama seperti yang dilakukan oleh para Murid ketika Yesus Memilih dan
memanggil mereka untuk menyampaikan kabar baik (Matius 4:18-25). Setelah memiliki hal itu selanjutnya ada
persyaratan ataupun hal yang harus dilakukan sebagai pengikut Kristus. Dan pada
perikop ini penekanannya ada pada bagaimana Cara Hidup Orang Percaya dalam
Kehidupan Sehari Hari yang bermoral dan beretika Sebagai bentuk Kebenaran
Allah.
Penjelasan Nas
Seperti
telah dijelaskan diatas, Iman kepada Yesus Kristus harus nyata dalam perbuatan,
karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati ( Yakobus 2:26).
Menyelami dan mengerti Firman Tuhan adalah cara satu-satunya untuk mengerti
kebenaran Allah, sebab Iman timbul dari pendengaran, pendengaran firman Allah
(Roma 10:17). Sebagai orang percaya kita
juga harus mengerti apa guna firman Allah dalam kehidupan kita. Firman Allah
itu bermanfaat untuk membimbing orang dalam kebenaran, menyatakan kesalahan,
mengajar dan memperbaiki kelakuan (2 Timotius 3:16). Inilah langkah awal agar
kita dapat melakukan kebenaran Allah. Nilai ataupun hal yang diingatkan oleh
Pemazmur dalam Perikop ini adalah agara kita Hidup kita sesuai dengan Kebenaran
dan Kehendak Allah, yaitu:
1. Hidup tidak
bercela (ayat 2)
Orang
percaya harus mampu menjadi teladan ditengah kehidupannya. Saat ini bagaimana
dunia menawarkan berbagai kenikmatan dan kepuasan yang bisa membuat kita
terjerumus dan meninggalkan Tuhan. Pemazmur mengingatkan agar hidup kita benar
sesuai tuntunan Tuhan. Hidup tidak bercela menyangkut hubungan yang benar
didalam keluarga, dan masyarakat. Setiap
hari mengalami pembaruan didalam kehidupan rohani sehingga mengerti kehendak
Allah (Roma 12:2). Firman Tuhan dengan jelas berkata "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya,
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Kita tidak boleh melupakan hakekat
diri kita yang sudah menjadi ciptaan
baru ketika menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. (2 Korintus 5:17). Alangkah sia-sianya
semua itu jika kita malah masih menjadi ciptaan yang lama.
2. Berbuat Adil dan benar (ayat 2)
Salah
satu hal yang paling sulit dilakukan adalah Adil. Bagaimanakah yang disebut
adil?, ada yang berkata, harus sama rata, harus sama banyak, tetapi yang
sebenarnya adil itu sesuai porsi masing-masing. Kita cenderung memandang
keadilan menurut kepentingan kita dan mengabaikan orang lain, kita cenderung
egois. Jika ada yang lebih dari kita, muncul perasaan iri hati, padahal ynag
kita terima sudah sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita. Inilah yang
diingatkan oleh Allah melalui Pemazmur agar kita hidup tidak mementingkan
kepentingan kita sendiri (egois) agar tidak muncul rasa iri hati. Sebagai orang percaya kita seharusnya juga mau memberikan keadilan dan
kebenaran, meski hal itu mungkin tidak menguntungkan kita bahkan bisa mengarah
pada konsekuensi-konsekuensi yang menyulitkan kita. Firman Tuhan berkata "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri
sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yakobus 3:16). Artinya ketika kita hanya mementingkan
diri sendiri saja, maka ada banyak jebakan dosa yang akan timbul dan terus
meningkat.
3. Jujur dalam Perkataan dan perbuatan (ayat 3)
Ada pepatah “ Lain dimulut lain dihati” atau “Ular Kepala Dua”. Pepatah ini
bermakna bahwa apa yang dikatakan berbeda dengan apa yang dilakukan (munafik).
Ada banyak orang sering mengatakan “ Kita harus saling mengasihi”, “saling
membantu” tetapi dalam kenyataannya tidak mau berdamai, membenci sesamanya.
Tidak sejalan antara perbuatan dan perkataan. Jangan sampai dari mulut kita
keluar kata-kata yang mengarah pada fitnah, kebohongan hingga kata-kata kutuk.
Firman Tuhan sudah menyatakan bahwa berkat dan kutuk bisa keluar dari satu
mulut yang sama. "dari
mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak
boleh demikian terjadi." (Yakobus
3:10). Sudah saatnya kita mempergunakan mulut untuk membangun dan memberkati
orang lain, bukan sebaliknya menjatuhkan bahkan menghancurkan mereka. Tidak
gampang untuk berkata jujur, karena seringkali ada konsekuensi di balik itu
yang akan merugikan kita. Tetapi biar bagaimanapun sebagai anak-anak Tuhan kita
harus menjunjung tinggi kebenaran apapun resikonya. Yesus bersabda "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si
jahat." (Matius 5:37).
Berkata benar dan jujur merupakan keharusan bagi kita, dan tentu saja apa yang
kita katakan harus pula tercermin dalam perbuatan dan perilaku kita. Jika tidak
demikian, bagaimana kita bisa mengaku berkata jujur?
4. Menghargai dan Perduli Sesama (ayat 4)
Kehidupan saat ini yang begitu keras dan penuh dengan
persaingan, cenderung membuat manusia saling sikut dan menjatuhkan serta
memandang rendah orang lain dan menyebabkan kurangnya keperdulian terhadap
sesama. Jika tidak segolongan atau lebih rendah dianggap bukan bagian dari
kelompok itu, perbuatan semenamena terhadap orang tertindas. Firman Allah
melalui pemazmur mengingatkan kita agar tidak memandang rendah orang lain yang
berbeda dengan kita, tetapi kita harus hidup dengan menghargai mereka. Kita
diingatkan untuk memperhatikan orang lemah dan tertindas. Orang lemah adalah
orang yang kurang berdaya, ia akan berdaya apabila ada yang
memberdayakan, mereka haruslah diberi perhatian khusus, Jadi tugas kita
adalah menghargai siapapun sebab mereka adalah sesama kita. Firman Tuhan
Mengajarkan dan mengingatkan kita untuk perduli kepada sesama Galatia
6 :2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi
hukum Kristus.
5. Menggunakan berkat Tuhan untuk memuliakan Tuhan dan
tidak membeli hukum dengan harta (ayat 5)
I Timotius 6: 10
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan
bahwa uang adalah hamba yang baik tetapi sekaligus menjadi tuan yang
kejam. Uang memang
perlu tetapi bukan menjadi jaminan kebahagiaan, dengan uang semua dapat dibeli
tetapi tidak dapat membeli kebahagiaan. Ada
pula Kata
kata bijak mengenai harta atau uang, yaitu:
1.
Uang dapat membeli obat tetapi
bukan kesehatan.
2.
Uang dapat membeli rumah tapi bukan rumah tangga.
3.
Uang dapat membeli persahabatan tapi bukan sahabat.
4.
Uang dapat membeli makanan tapi bukan selera.
5.
Uang dapat membeli hiburan tapi bukan kebahagiaan.
6.
Uang dapat membeli tempat tidur tapi bukan tidur yang enak.
7.
Uang dapat membeli salib tapi bukan Juruselamat.
8.
Uang dapat membeli hidup berkecukupan tapi bukan hidup kekal.
Kita percaya bahwa
kita telah diberkati oleh Tuhan. Berkat yang kita terima adalah sesuai dengan
kehendak Allah sendiri dan itulah yang terbaik bagi kita. Masing-masing manusia
menerima berkat yang berbeda-beda. Ada yang diberikan harta yang melimpah, ada yang
diberi kebijaksanaan, ada yang sedikit. Semuanya itu mendatangkan kebaikan bagi
setiap orang yang menerimanya dengan rasa syukur.
Pemazmur mengingatkan
kita agar menggunakan harta yang kita terima hanya untuk kemuliaan Tuhan. Kita
dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi berkat bagi sekeliling kita. Bukan menjadi
sebuah kesombongan bagi kita jika kita dipercaya oleh Tuhan untuk memiliki uang
/ harta yang banyak. Tetapi kita harus juga mau berbagi, mau menyalurkan berkat
yang kita terima kepada orang yang membutuhkan. Dan memberi bantuan hanya
dimotivasi oleh hasrat memuliakan Tuhan, bukan untuk nama baik, kemashyuran.
Memberi pinjaman dengan tidak mengharapkan riba atau bunga, ini sangat jelas
diperintahkan kepada kita.
Kita juga diingatkan
agar tidak menggunakan harta atau berkat Tuhan untuk membeli hukum. Membenarkan
apa yang salah dan menyalahkan apa yang benar, praktek jual beli perkara, sogok
menyogok dalam dunia pengadilan, bersaksi dusta / palsu hanya karena motivasi
uang inilah yang diingatkan oleh Firman ini. Kita harus
menghindari dan menjauhi perbuatan dan praktek seperti ini. Yang harus kita
lakukan adalah memuliakan Allah dengan Berkat yang telah diberikan kepada kita
masing-masing.
Refleksi
Mengikut Tuhan Yesus
berarti harus melakukan kebenaranNya. Mengapa? Karena Tuhan itu setia, adil,
tidak melupakan janjiNya bahkan menyerahkan diriNya sendiri bagi umatNya.
Mengaku percaya dan beriman kepada Yesus Kristus harus nyata didalam kehidupan
pribadi maupun masyarakat. Orang percaya harus menjadi teladan didalam
perbuatan baik, perkataan baik, memiliki rasa perduli kepada sesama, saling
membantu, bersikap adil, tidak memandang rendah orang lain, menggunakan berkat
Tuhan hanya untuk kemuliaan Tuhan. Setiap hari diperbarui oleh pengertian Takut
akan Tuhan.
Melakukan perbuatan baik adalah tanda orang yang
menumpang di rumah Tuhan, setiap orang haruslah menjaga kekudusan itu janganlah
menajiskan rumah Tuhan melalui sikap dan perbuatan yang bercela. Tubuh ini adalah Bait Roh Kudus, janganlah menajiskanya
dengan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena dengan
demikianlah kita tidak akan goyah selama-lamanya, nyatalah kebenaran Allah
didalam Kehidupan kita.
Amin...
St. E Marpaung - GKPI Segar Rejosari