Rabu, 23 November 2016

Hidup Sesuai Perintah Allah

NAS                :Lukas 16:1-13

Pendahuluan
Ada banyak cara yang dipakai  untuk menyampaikan sebuah sebuah pengajaran guna mencapai maksud ataupun tujuan dari pengajaran itu sendiri. Ada yang menerangkan secara detail, ada yang hanya garis besarnya saja, namun ada juga yang menggunakan kiasan atau perumpamaan. Perumpamaan bisa saja diambil dari kehidupan seharihari, mahluk lain misalnya tumbuhan atau hewan. Perumpamaan dipakai untuk memperbandingkan sebuah kejadian atau tokoh atau keadaan dengan kondisi saat itu. Semuanya adalah untuk mempermudah orang untuk mengerti maksud dan tujuan dari pengajaran itu.


Tuhan Yesus pada perikop ini menggunakan perumpamaan mengenai pekerjaan seorang bendahara dari seorang yang kaya. Yang dipercaya oleh pemiliknya untuk mengelola seluruh kekayaannya. Pemilik hanya menginginkan tambahan keuntungan atau peningkatan kekayaan dari aktivitas atau usaha yang dilakukan oleh bendaharanya. Jika saat ini bendahara tersebut bisa disejajarkan dengan seorang menteri keuangan pada sebuah negara, direktur keuangan pada sebuah perusahaan, atau dalam keluarga fungsi ini diambil oleh seorang istri.

Dalam prakteknya memang terkadang bisa saja terjadi penyimpangan bila tidak ada pengawasan dari pemiliknya. Dan suatu hal yang harus diingat bahwa setiap pekerjaan harus pertanggungjawabkan. Ini digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan dalam kaitan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Perikop ini memberi gambaran berbaga macami aspek kehidupan. Mulai dari masalah manajemen, deskripsi tugas, kepercayaan, kesetiaan, kehidupan sosial dan kejujuran.

Penjelasan nas
Pelajaran yang kita dapat dari perumpamaan ini dalah:
1. Pertimbangan yang matang dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan (ayat 1-2)
Orang kaya itu setelah mendengar apa yang terjadi, tidak serta merta mengambil tindakan untuk memberi hukuman. Tuduhan yang disampaikan kepada bendaharanya bisa saja benar bisa saja salah. Dengan bijaksana ia meminta bendaharamya untuk membuat laporan pertanggung jawaban atas pekerjaannya. Ia tidak mempercayai gosip yang muncul, ia memerlukan fakta agar tidak salah dalam membuat keputusan. Ada banyak orang lebih percaya kepada gosip dari pada kenyataan. Itulah mengapa rating acara gosip di tv selalu tinggi. Karena sifat dasar manusia  yang selalu ingin tahu tentang kehidupan orang lain, terutama kehidupan yang negatif. 

Nilai apa yang diajarkan kepada kita? Bertindak haruslah sesuai fakta nyata dan kebenaran dan mengambil keputusan haruslah bijaksana.  Demikian juga, bila kita mau mengakui dan kesalahan kita, Allah  memberi kesempatan kepada kita untuk berubah melalui pertobatan kita.

2.Tidak lari dari masalah, tetapi menyelesaikannya serta Berbagi  (ayat 3-8)
Bendahara itu menyadari bahwa apa yang dilakukannya tidak benar. Ia yahu konsekuensi ysng harus dihadapinya. Tetapi dengan cermat iaberfikir mencari jalan keluar. Ia tidak mencari kambing hitam atas perbuatannya, tetapi berusaha membangun kembali kepetcayaan tuannya dengan mempersiapkansegala yang dibutuhkan tuannya. Ia menghubungi para debitur nya dan memberi dddiskon bisa saja jumlah yang didiskon itu adalah nilai yang seharusnya ia terima, tetapi demi mengembalikan kepercayaan tuannya, ia merelakan bagiannya diberikan kepada debitur. Harapannya ia telahmenanam suatu kebaikan kepada orang lain. Tuannya tidak dirugikan, ia mendapat nama baik diantara sesamanya. Cara kreatifnya menyelesaikan masalah ini mendapat pujian dari tuannya, bukan perbuatan jahatnya. Bendahara itu membangun relasi yang baik didalam pergaulannya dengan menggunakan harta yang dia miliki. Ia rela berbagi dengan yang lainya.  Banyak orang percaya ketika menghadapi masalah lalu mencari kambing hitam dan lari dari masalah itu sendiri. Sebagai orang yang percaya seharusnya kita mampu memberi solusi atas sebuah persoalan sesuai porsi kita. Masalah yang dihadapi jika kita hindari akan semakin membuat masalah semakin rumit dan menimbulkan masalah baru.

3. Perencanaan masa depan (ayat 9)
Ia menyadari jika ia kehilangan jabatannya maka ia tidak dapat berbuat apa apa. Itulah sebabnya ia berfikir bagaimana agar dimasa depan ia masih ada yang mau memperhatikannya. Berbagi dengan cara Mengurangi jumlah hutang debitur membuatnya dikenal sebagai seorang dermawan. Itu salah satu motivasinya. Tuhan mengingatkan kita agar mencari harta yang ada diatas/sorga, segala kekayaan yang ada didunia ini akan berlalu dalam sekejap. Tetapi harta yang disorga tidak akan pernah habis (Matius 6 :19-20).  Kita diajarkan oleh Tuhan agar menggunakan apa yang kita miliki hanya untuk pelayanan bagi kemuliaan Tuhan (Filipi 4:19, Amsal 10:22) dan pekerjaan kebajikan. Harus kita pahami apapun yang kita miliki ini adalah kepunyaan Tuhan. Yang menjadi pertanyaan mengapa orang percaya 'pelit' dan tidak mau berbagi untuk perbuatan baik. Kita dapat meniru sikap bendahara yang tidak jujur itu yang rela memberikan bagiannya demi kebaikannya dikemudian hari. Untuk memperoleh harta di Sorga seharusnya kita tidak merasa rugi ketika membagi berkat yang telah dipercayakan kepada kita. Jangan pula kita berfikir bahwa semua yang kita peroleh ini karena kekuasaan dan kekuatan kita (bnd Ulangan 8:17). Berbagi kepada sesama merupakan buah dari keimanan kita. Bahkan Raja salomo dalam Amsal 11:24 menuliskan "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan."

4. Kesetiaan dan kejujuran (ayat 10-12)

Ada pepatah sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya. . Bila dalam hal urusan kecil yang bersifat duniawi saja kita sudah tidak dipercaya, apalagi untuk urusan rohani. Ayat ini mengajarkan kita untuk setia dan jujur dalam setiap langkah hidup kita sekecil apapun itu, agar kita menjadi mampu untuk pekerjaan yang lebih besar yang akan diserahkan kepada kita. Besar atau kecil berkat yang kita terima, itu tergantung bagaimana kita bisa mensyukurinya. Ada yang mendapat banyak tetapi selalu merasa kekurangan, tetapi ada juga walaupun kecil yang diperoleh tetapi dengan rasa syukur sangat besar dirasakan manfaatnya.

5. Mengutamakan Tuhan dalam hidup (ayat 13)
Dalam hidup selalu ada prioritas. Pilihan ada di kita apakah kita lebih mementingkan kebahagian dunia yang bersifat sementara (harta, pangkat,jabatan, nama besar, kemasyuran) atau kita menggunakan hidup kita untuk memuliakan nama Tuhan?. Tidak ada 2 pekerjaan yang apabila dikerjakan sekaligus akan memberi hasil yang maksimal. Untuk itu butuh fokus dan prioritas. Kita harus ingat bahwa hidup kita hanya sebentar, seperti rumput, yang akan segera layu dan mati. Selagi masih ada watu dan pintu kebaikan serta kemurahan Tuhan masih terbuka, mari prioritaskan Tuhan dalam dalam hidup.

Refleksi
Apakah firman Tuhan dalam perikop ini masih relevan dalam kehidupan kita sekarang? Jawabnya ya. Tuhanlah yang memiliki kekayaan itu, kitalah bendaharanya. Kepada kita sudah diberi berkat yang berlimpah sesuai kehendakNya (harta, jabatan, pangkat, anak dan sebagainya), apakah kita mau seperti bendahara yang tidak jujur tadi atau kita mau menjadi bendahara yang benar. Kita harus ingat akan tiba saatnya kita akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan atas apa yang telah diberikanaNya kepada kita. Apakah kita telah menggunakannya untuk pekerjaan kebajikan dan kemuliaaan Tuhan,  ataukah kita menggunakannya hanya untuk diri kita sendiri. Apa yang kita miliki adalah milik dan pemberian Tuhan dan Ia berkuasa untuk mengambilnya (Ayub 1:21), oleh karena itu apapun yang kita kerjakan harus untuk kemuliaan Tuhan  (Kolose 3:23-24 (TB)  Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.)


St. E. Marpaung-GKPI Segar Rejosari