Rabu, 13 Juli 2016

Ketika Tuhan Menyapa.......(sebuah kesaksian)....

Hari Sabtu, 30 April 2016 menjadi hari yang sangat berkesan dan berharga bagi diriku sendiri dan keluarga ku. Sungguh pada hari itu, keluarga besarku merasakan duka yang sangat amat dalam ketika adikku yang ke 4 Bapak Vanesia Marpaung harus kehilangan istri yang sangat dikasihinya. Betapa tidak, ketika sukacita yang akan hadir ditengah tengah keluarga kami, ditengah tengah suasana penatian yaitu kelahiran anaknya yang ketiga, seketika itu juga harus berubah menjadi sebuah kedukaan yang sangat mendalam, adik ku harus kehilangan istri dan sekaligus anak yang akan dilahirkan, pada akhirnya mereka berdua meninggalkan Adikku dan kami semua.
 Pernikahan Bapak Vanes 2010


Siang, pada hari itu, aku menghadari sebuah acara persiapan pernikahan keluarga. tidak ada firasat atau hal yang ganjil yang ku dapati pada hari itu, hanya saja saat itu aku tidak bersemangat seperti biasanya, aku lebih suka menyendiri dan duduk menjauh ditempat acara tersebut. 
Istriku yang sedari pagi harinya  terus menemani adik ipar ku di klinik bersalin juga tidak ada memberi kabar mengenai keadaan adi ipar ku itu. dan aku menganggap tidak ada hal yang perlu dikawatirkan. 


Tardidi - 2011

Selesai acara kira-kira pukul 16.00 WIB, aku bergegas pulang ke rumah, untuk mempersiapkan Renungan / khotbah yang akan ku sampaikan hari Minggu, 01 Mei 2016 pada Ibadah pagi di GKPI Segar Rejosari. Ketika aku sedang mengetik khotbahku tiba-tiba adikku yang perempuan (nai febri) menelpon dan mengabari ku agar segera kerumah sakit Safira, karena kondisi adik iparku kritis. Seketika aku mengucap" ya Tuhan, apa yang terjadi...". Segera kupanggil adikku yang bungsu dan mengajaknya untuk berdoa. " Ya, Allah Bapa kami, Engkau maha tahu apa yang terbaik bagi adik iparku, kami menyerahkan seluruhnya hanya ketanganMu", itulah sebagian doa yang kami panjatkan kepada Tuhan. Segera kami bergegas ke Rumah Sakit Syafira, dan khotbah yang kutuliskan tidak pernah aku selesaikan. 

===============================================================
          
TANGGAL             :01 Mei 2016
NAS                        :Mazmur 67:1-8
THEMA                 :Pujian Syukur Atas Kasih Dan Berkat Tuhan
PENDAHULUAN

Jika ada pertanyaan, kapankah waktu yang baik bagi kita bersyukur? Setiap kita dengan cukup yakin menjawab bahwa setiap saat adalah waktu yang baik untuk bersyukur. Atau ada pertanyaan, kejadian atau peristiwa apakah yang membuat kita bersyukur? Jawaban kita akan beragam, ada yang menjawab ketika mendapat rezeki, naik jabatan, naik kelas, dapat pekerjaan dan lain sebagainya. Namun ketika ada pertanyaan lainnya mampukah kita bersyukur ketika ada beban atau kedukaan sedang kita menimpa kita?, Jawabannya mugkin hanya didalam hati kita saja, pertanyaan lain dengan jalan apakah kita bersyukur?
Minggu kita hari ini adalah Minggu Rogate, yang artinya Berdoa. Doa adalah anugerah yang diberikan oleh kepada kita, dan salah satu jalan bagi kita untuk mengucap syukur adalah dengan berdoa. Melalui doalah kita berbicara kepada Tuhan, meminta apa yang kita butuhkan, memohon jalan keluar ketika kita ada kesulitan. Kita harus berdoa, karena Tuhan Yesus pun berdoa dan mengajari bagaiman cara berdoa.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, Firman Tuhan hari ini, menunjukkan kepada kita Bagaimana Umat Israel menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan, oleh karena mereka sungguh merasakan berkat dan penyertaan Tuhan didalam Kehidupan mereka. Tuhan memberkati mereka dalam usaha dan pekerjaan mereka.
Penjelasan Nas,
Jemaat yang dikasihi Tuhan, Raja Daud adalah raja dan pemimpin besar umat Israel dimasa perjanjian lama. Ia adalah contoh pemimpin yang setia dan taat kepada Tuhan. Dan Bangsa Israel merasakan berkat yang diberikan oleh Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai Pusat /sentral pengucapan syukur, pujian dan doa. Bahkan doa, nyanyian dan pujian bangsa Israel, tidak hanya bagi mereka sendiri tetapi juga bagi segala bangsa. Dengan kata lain, Tuhan memberkati bangsa Israel agar mereka juga menjadi berkat bagi bangsa lain. Dan kita sebagai orang percaya juga diberkati agar kita menjadi berkat bagi orang disekitar kita.
Melalaui Firman ini, kita diajarkan untuk:
1.       Ayat 2 mengajarkan kita Memohon berkat Tuhan dan Berkat Tuhan adalah Pasti
Mungkin timbul pemikiran dalam benak kita, jika berkat Tuhan bagi saya pasti mengapa ada banyak permasalahan/persoalan dan kegagalan yang saya hadapi ? Ingat, wajah Allah senantiasa memandang kita. Kita punya Allah yang hidup. Allah kita bukan hanya Allah yang bertahta di surga tetapi Allah kita adalah Allah yang memandang wajah kita dan menyinari wajah kita. Kalau kita menyadari Allah memandang wajah kita, maka:
A. Kita tidak perlu takut dan khawatir

Seorang ibu dapat mengetahui anaknya sedang bersukacita atau menghadapi masalah hanya dengan menatap wajah anaknya. Demikian juga Allah kita, kalau Dia memandang wajah kita maka kita tidak perlu khawatir karena Dia mengerti segala perkara yang terjadi dalam hidup kita. Dia adalah Allah yang bertindak dan membela anak-anakNya. Allah menjadikan Adam pada hari keenam. Ini artinya, Allah terlebih dahulu mempersiapkan apa yang akan menjadi kebutuhan manusia. Demikian juga kita selaku orang percaya. Allah telah mempersiapkan apa yang menjadi kebutuhan kita, kita hanya memintanya.

======================================================================
Tulisan diatas adalah khotbah yang tidak terselesaikan dan tidak pernah ku  sampaikan.  Ketika aku membaca kembali apa yang telah ku tuliskan walaupun itu tidak pernah terselesaikan, namun satu hal yang dapat ku pahami " bahwa Allah terkadang menyapa kita dengan caraNya yang ajaib" 
Terkadang aku bertanya, mengapa aku harus menuliskan kata pembuka dengan "ucapan syukur", apakah Tuhan yang menggerakkan hati dan pikiranku untuk menuangkannya didalam tulisanku? apakah dengan seketika itu juga aku memperoleh jawaban atas tulisanku?. Lalu Aku merenungkan "mengucap syukurlah dalam segala hal".
 Berat bagi diri dan keluargaku terhadap apa yang terjadi, disaat aku tengah mempersipakan diri, belajar untuk menjadi seorang Penatua di Gerejaku, tiba tiba iman kami diuji. Pertanyaan yang mungkin sulit untuk dijawab muncul "Bagaimanakah cara dan apakah kami harus mengucap syukur, ketika adik ipar dan anak yang dikandungnya meninggal?'. Tetapi sama seperti kedukaan yang datang menghampiri, saat itu juga ada penghiburan. Bukan kedukaan itu yang harus disyukuri, tetapi ketika kita mengalami dukacita, bahwa masih ada orang yang mau mendoakan, memberi semangat, mengasihi membantu kita ketika menghadapi kedukaan yang besar, itulah yang harus kita syukuri. Memang sedih jika berpisah untuk selamanya dengan orang yang kita kasihi, tetapi kematian adalah jalan yang pasti untuk kita bisa bertemu dengan Allah.
Aku teringat kata-kata Pendeta Inang RLM Lubis, S. Th dalam kotbahnya" Inilah saaatnya kita pertontonkan kekuatan iman kita, ketika kita menghadapi perpisahan untuk selamanya dengan orang yang dikasihi". Sungguh benar perkataan itu. Larut dalam kesedihan tidak akan mengambalikan yang sudah pergi, hidup harus berlanjut dan berjalan. Sudah hampir 2,5 bulan setelah kepergian adik iparku, aku melihat bahwa adikku Bapak Vanes sudah mulai mampu untuk menerima kenyataan ini. Walaupun ia harus  sendiri membesarkan 2 orang anak perempuan Vanesia dan Vianni, sebagai buah cinta kasih mereka. Ini jugalah yang semakin menyadarkan ku betapa indahnya kasih persaudaraan, ketika kami saling menopang, saling mendukung dan memberi kekuatan satu sama lain. 
Dan ini jugalah menjadi kesaksian pribadiku, bagaimana Tuhan menyapa kehidupan ku. Tanggal 10 Juli 2016, aku ditahbiskan menjadi Penatua Penuh di gereja GKPI Segar Rejosari. Semoga aku mampu menjadi pelayan yang baik bagi Tuhan, umat dan masyarakat dan setia pada panggilan ku hingga akhir,"Sahat ula tohonanmi"


Filipi  4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.



Pnt. E. Marpaung,
GKPI Segar Rejosari, 13 Juli 2016