Kamis, 15 September 2022

Allah Menghendaki Pertobatan Kita

Mazmur / Psalmen 51:1-10

Allah Menghendaki Pertobatan Kita

 

Jemaat Terkasih,

“Dosa yang tidak diputuskan, akan melahirkan dosa yang baru”. Mengapa?, Sebab dosa membuat kita semakin terlena. Lalu apa yang ingin kita lihat dari nas hari ini, dan kaitannya dengan dosa,  bagaimana sikap kita terhadap dosa itu sendiri, serta mengapa kita perlu mengaku dosa.  Sungguh sangat jelas di ayat 1 & 2 “ penulis mazmur ini menyinggung “ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba”.

Dan kita tentu paham bahwa yang dimaksud adalah teguran Tuhan melalui Nabi Natan kepada Raja Daud oleh sebab Pelanggaran dan dosanya setelah apa yang dilakukan Oleh Daud Kepada Batsyeba.

Dan kisah Daud dan Batsyeba bermula ketika Daud berjalan di Sotoh/Balkon Istana dan melihat Batsyeba. Daud tidak dapat menguasai mata / penglihatan dan tergoda oleh kecantikan Batsyeba, muncul keinginan dalam hatinya untuk memilikinya, padahal Ia tahu bahw Batsyeba sudah bersuami, yaitu Uria, panglima perangnya sendiri. Perselingkuhan terjadi, dan Daud berusaha menutupi aibnya, namun gagal sehingga Daud merancangkan sebuah pembunuhan dengan cara membuat Uria berada di Barisan Terdepan didalam peperangan melawan orang Amon. Dan Uria pun terbunuh.

Dari kisah Daud dan Batsyba, kita belajar tentang dosa, bahwa godaan untuk berbuat dosa itu muncul ketika Daud 1) tidak dapat mengusai dirinya (dalam hal ini mata), 2) sehingga muncul keinginan untuk memiliki sesuatu yang bukan miliknya, dan untuk mewujudkan itu Daud 3) rela melakukan apa saja asal hasrat dan keinginannya tercapai. Apa saja yang sudah dilakukan oleh Daud ?, 1) Perzinahan, sebab Batsyaba masih terikat status sebagai istri uria (titah 7, Unang ho mangalangkup), 2)Hasrat mengingini (titah 10, “ndang jadi haliangan ni roham, bagas ni donganmu, dongan saripe ni donganmu...) 3) Membunuh (titah 6, unang ho mamunu).

Inilah mengapa diawal saya mengatakan bahwa dosa yang tidak diputus akan melahirkan dosa yang lain dan semakin besar.

 

Jemaat Yang Dikasihi Tuhan,

Nas hari ini adalah Mamzur yang berisi Doa memohon Pengampunan Dosa / Tangiang Manopoti dohot Mangido Hasesaan ni Dosa Tu Jahowa / kepada Allah.  Dalam nas kita merenungkan:

1.    Tuhan Menghendaki Pertobatan dan tidak menghendaki kematian orang fasik dan berdosa. Sesuai dengan Tema Minggu Kita.

Yehezkiel  18: 23 Tung tagamon * marlomo ni roha ma ahu mida hamatean ni parjahat i, ninna Tuhan Jahowa; nda tagonan nian, molo muba rohana i sian dalanna angka na sai laon, asa mangolu ibana.

Yeh 33:11 33:11 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?

Tuhan mengasihi Daud meskipun ia telah berdosa, Dan itu ditunjukkan oleh Tuhan kepada Daud melalui Nabi Natan, yang datang mengingatkan Daud akan dosa-dosanya. Tuhan memakai orang lain untuk mengigatkan orang yang dikasihiNya untuk ketika mereka melakukan dosa

 

2.      Berani Mengakui Keberdosaan.

Daud secara sadar dan dalam pimpinan Roh Kudus mengakui bahwa ia adalah orang berdosa. Sebagai orang berdosa tentunya ada tabiat, keinginan, kuasa dosa di dalam batin dan hatinya. Semua itu sudah dia peroleh sejak di dalam kandungan ibunya – Mazmur 51:7. Daud mengakui bahwa sesungguhnya ia telah berjuang melawan dosa dengan semua keinginannya, namun selalu gagal – Mazmur 51:5. 

Daud pun menerima, mengakui apa yang diperbuatnya dan memohon pengampunan kepada Tuhan atas dosa yang telah diperbuatnya.  Daud meminta belas kasihan Tuhan karena ia tahu bahwa ia telah berdosa. Ia sadar bahwa hanya Allah yang dapat menghapus dosanya. Daud menyadari bahwa Dosanya kepada Allah adalah bentuk penyangkalan dan perlawanan kepada Allah, sebab dilakukannya dengan sengaja. Daud memohon supaya Allah membasuh dia dan meminta supaya hatinya ditahirkan dan batinnya diperbaharui.

Maka sekecil apapun dosa yang kita perbuat tidak bisa lepas dari pengetahuan Tuhan, sebab dosa adalah pemberontakan dan perlawanan terhadap Tuhan dan Dosa itu adalah beban, Daud mengatakan di ayat 7 “dalam dosa aku dikandung ibuku”artinya bibit dosa itu telah ada sejak kita masih dalam kandungan.

Maka jika kita memberikan peluang bagi dosa itu berkembang dan merambat dalam diri kita, maka secara berlahan dosa akan merusak kehidupan kita. Maka pikiran, perasaan dan perbuatan kita secara berlahan akan semakin dibebani, satu dosa akan menimbulkan dosa yang lain.

 Jemaat Terkasih,

Bagaimana dengan kita?, Nas ini Menjadi Refleksi sekaligus koreksi dalam kehidupan kita. Meskipun kita telah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus yang telah dinyatakan melalui Baptisan yang telah kita terima, namun Dosa dan kejahatan senantiasa mengintai, mengikuti dan terus membayangi kita. Tanpa sadar kita sering melakukan dosa, terus berulang-ulang. Beranikah kita dengan terbuka/transparan, jujur dan dengan rendah hati mengakui keberdosaan dan semua perbuatan jahat yang telah kita lakukan di hadapan Tuhan dan juga kepada sesama?

Daud telah memberikan teladan kepada kita, biarlah kita oleh dorongan Roh Kudus dapat melakukan seperti yang telah dilakukan oleh Daud.

Sikap yang perlu kita contoh dari Daud ketika Tuhan mengingatkan ia akan dosanya adalah:

1.    Kerendahan hati dan merendahkan diri mau mengakui kesalahan dan dosa dihadapan Tuhan.  Sikap ini sangat penting, mengakui kesalahan adalah hal terberat, sebab tidak ada satu orangpun yang mau disalahkan. Tetapi dengan Roh Kudus, kita mampu untuk mengakui Kesalahan, Kelemahan dan dosa kita dihadapan Tuhan

2.    Kerelaan hati menerima teguran dan pengajaran.. Banyak cara yang dipakai Allah untuk mengingatkan umatnya agar bertobat. Tuhan memakai siapa saja untuk menegur orang yang dikasihiNya dan Tidak mudah bagi kita untuk menerima teguran dari orang lain. Seringkali kita menjadi marah, tersinggung atau merasa direndahkan ketika orang lain menegur dan mengingatkan kesalahan yang telah kita perbuat.  Ada teguran yang mendidik yang membuat seseorang sadar akan kesalahannya, namun ada pula teguran yang justru mematahkan semangat. Teguran yang bertujuan untuk mendidik dan meluruskan jalan yang bengkok adalah yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti teguran Natan terhadap Daud. Di Keluarga bisa Suami atau Istri atau anak, dll. Teguran adlah bentuk pengajaran. Oleh sebab itu jika kita diingatkan atas kesalahan kita, sepantasnyalah kita mendengar.

3. Pertobatan dari Dosa akan membawa pemulihan. Daud menyadari dosa yang dilakukannya dan memohon pengampunan kepada Allah, karena ia yakin bahwa pertobatannya membawa pemulihan dalam kehidupannya.