Minggu, 15 Maret 2020

Tuhan Mendengar UmatNya

 

Mazmur 25:15-22

Dalam membina sebuah hubungan/relasi dengan orang lain, baik oleh karnea persahabatan, pekerjaan dan lain sebagainya tidak selalu berakhir dengan kebaikan, Ada kalanyanya munculn kekecewaan Bisa karena ditipu,  dihianati ataupun dimanfaatkan, terlebih lagi bila kita sudah sangat percaya kepada orang lain. Daud didalam doanya yang menjadi perenungan didalam Ibadah partangiangan kita ini, juga mengalami kekecewaan oleh perlakuan yang ia terima dari lingkungannya. Itu sebabnya Daud memohon pertolongan Tuhan untuk mengatasi semua persoalan yang dihadapinya. Dan didalam doanya ia juga menemukan sukacita oleh karena Tuhan setia mendengar, menolongnya ddalam kesulitan yang dihadapinya.

 

Hal-hal Apa sajakah kekecewaan yang dialaminya sehingga diadukannya kepada Tuhan didalam doanya yang juga menjadi perenungan bagi kita, yang bisa saja kita pernah ataupun sedang mengalami kesulitan, kekecewaan oleh karena apa yang semestinya kita harapkan dari sebuah relasi tidak mendatangkan suka cita didalam kehidupan.

1.  Dilepaskan dari Jaring (Jorgong). Tidak semua orang menyukai keberhasilan yang diperoleh Daud. Banyak yang iri hati. Itu sebabnya musuh-musuhnya berusaha mencari kesalahan Daud, Bahkan anaknya sendiri, Absalom berusaha membuat jebakan. sehingga apabila Daud terperangkap, masuk dalam jaring/jebakan, ia tidak bisa lari lagi. Namun Tuhan menolongnya lepas dari Jebakan-jebakan yang diperuntukkan bagi dia.

Tentu didalam pekerjaan atau profesi yang kita geluti, ada banyak orang yang merasa iri, tidak senang dengan keberhasilan dan prestasi kita. Terlebih bila kita seorang Pengikut Kristus dan kebetulan Batak, banyak yang tidak suka. Berbagai cara ditempuh untuk menjatuhkan, menjebak. Bisa dari Narkoba, Kehidupan Malam dan lain sebabgainya. Disinilah kita sangat memmerlukan pertolongan Tuhan, sehingga setiap langkah, perkataan kita tidak dijadikan alasan untuk menjebak dan menjatuhkan kita. Perlu kehatihatian didalam bersikap. Bahkan Tuhan Jesus pun, dijebak oleh Parisi dan Saduki.  Namun dengan Kehati-hatian dan kewaspadaan usaha mereka selalu gagal. Demikian kita, perlu hati-hati dan waspada, tentunya didalam penyerahan diri dan mengandalkan pertolongan Tuhan untuk lepas dari segala bentuk niat jahat orang yang memusuhi kita.

 

2.  Tarpunjung/Sebatang kara/diasingkan. Kita mengingat Saul sebabgai raja yang merasa tersaingi oleh Daud berusaha untuk membunuhnya, sehingga ia harus melarikan diri ke tempat terpencil, kegunung, gua bahkan menyamar sebagai orang gila hanya untuk menghindari raja Saul. Bukannya Daud tidak mampu melawan Saul, tetapi ia sangat menghormati raja sebab ia adalah pilihan Tuhan. didalam pelariannya ia meras terasing, sebatang kara, tidak ada yang perduli. Tidak ada yang salah yang ia lakukan kepada raja saul. Namun akibat iri hati sang raja, Daud harus mengasingkan diri. Ini juga bisa terjadi didlam kehidupan kita, kita melakukan hal yang benar, namun tidak serta merta membuat orang lain senang. Justru kebanyakan, apabila kita mengatakan sebuah kebenaran kita dibenci. Dijauhi diasingkan. Ini juga sering terjadi didalam dunia profesi atau pekerjaan. Misalnya bagian Purchasing/Pembelian, jika kita tidak mau mengambil untung dari setiap transaksi yang kita lakukan, atau menerima fee dari klien, bagi sebagian orang itu dianggap sebagi sebuah kebodohan, namun bagi kita yang percaya itu adalah sebuah dosa. Bila kita melawan itu, tentu kita akan dikucilkan, dikatai sok suci, atau mungkin dipindahkan kebagian lain, sebab kebenaran sikap kita dianggap sebagai sebuah halangan bagi orang lain. Sama seperti Daud yang memohon agar Tuhan perduli dan memalingkan wajahNya kepada Daud, sebab ia merasa depresi didalamkesendiriannya. Tentu jika ini yang kita alamai, satu-satunya jalan terbaik adalah mengadu kepada Tuhan.

 

3. Kesusahan dan Kesengsaraan (Hasusaan dohot Hadangaolon)

Meskipun Ia seorang Raja, Daud juga merasakan kesulitan, kesusahan dan kesengsaraan dibatinnya. Persoalan pribadinya dengan Betsyeba, telah mengganggu hatinya, Pmberontakan anaknya telah menghacurkan hatinya. Sehingga ia merasakan kepahitan. Ia berhasil sebagai Raja, namun merasa gagal didalam mendidik anaknya, dari sekian banyak anaknya hanya Salomo yang menyenangkan hatinya. Oleh karena itu ia memohon kepada Tuhan, melihat hatinya dan mau mengampuni kesalahan dan dosanya.

Terkadang kita juga mengalami kesusahaan dan kesengsaraan olehkarena ulah kita sendiri, suami/istri atau anak-anak ataupun keluarga. Kita mungkin berhasil didalam karir, pergaulan namun bisa gagal didalam hal lain. untuk itu kita perlu berserah kepada Tuhan membuka hati agar Tuhan menyelidiki hati kita, dan memohon untuk pengampunan dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan.

Apa yang harus kita lakukan?

1. Jujur dalam pergaulan, tidak menjebak atau mencari keuntungan dari orang lain

2. Menolong orang lain didalam kesusahan, bukan mengucilkan atau mengasingkannya

3. Tetap setia didalam Iman dan doa kepada Tuhan untuk melindungi dan menjaga kita untuk selalu hidup didalam kejujuran dan ketulusan.

4. Perduli kepada sesama.