Yesus adalah Pintu keselamatan dan gembala
Yohanes 10:1-10
I.
PENDAHULUAN
Begitu pentingnya sebuah pintu,
rumah belum sempura bila tidak memiliki pintu. Ada banyak kegunaan pintu pada
sebuah rumah. Pintu berfungsi sebagai akses keluar masuk, menjaga keamanan,
memberi keindahan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu orang selalu berusaha
membuat pintu dari bahan yang kuat dan tahan lama, dan dirancang sedemikian
rupa sehingga memberi keindahan terhadap bangunan atau rumah yang didirikan
itu.
Sedemikian pentingnya pintu pada sebuah rumah, terkadang pintu tersebut diperkuat dengan plat besi dan dijaga oleh security. Bahkan dalam tradisi masyarakat batak, hanya ada satu pintu masuk menuju perkampungan. Tujuannya adalah agar siapa saja yang masuk atau keluar dapat diketahui oleh masyarakat yang tingal di kampung itu, dan setiap kampung dibatasi oleh hutan bambu atau bukit batu. “Harbangan dalan tu Huta, tangga balatuk dalan tu jabu”.
Itulah sebabnya jika ada orang yang masuk
tidak melalui pintu sering kita curigai sebagai pencuri, bahkan jika itu adalah
anak kita, ketika ia masuk tetapi bukan dari pintu dan kita tidak mengetahuinya
kita akan bertanya dari mana dia masuk.
II.
Penjelasan nas
Ada beberapa
hal menarik yang bisa kita lihat dari perikop ini,
Dalam banyak perkataan, Tuhan
Yesus manyebut dirinya sebagai “ Terang, Air, Hidup, Roti Hidup, Jalan
Kebenaran dan kehidupan”. Pada nas ini, Tuhan Jesus menyebut dirinya sebagai
Pintu. Pertanyaannya Pintu untuk apa, dan menuju kemana. Bila kita mengingat
Firman Tuhan Jesus didalam Yohanes 14:2, “ Dirumah Bapa-Ku banyak tempat
tinggal....”. Untuk mencapai ini tentu diperlukan pintu masuk. Sesuai FirmanNya, bahwa Ia adalah Pintu Masuk
untuk menuju KerajaanNya. Pintu dimana kita bisa memasuki hadiratNya. Yesus
adalah Pintu satu-satunya menuju jalan keselamatan dan kehidupan. Ia telah
mengizinkan, memilih, mengangkat dan melayakkan kita untuk masuk KehadiratNya
dan menikmati Roti Hidup dan Air Hidup
yang disediakanNya untuk menyegarkan Jiwa
kita. Didalam Kristus kita berada dalam:
•
Keselamatan,
oleh karena Ia rela menyerahkan diriNya dan bersedia mati bagi kita. Hanya Dia
yang bisa memenuhi tuntutan hukum dan membebaskan kita dari hukuman itu
•
Keamanan,
didalam Yesus ada jaminan keamanan bagi jiwa kita. Ia menjaga kita karena Ia
adalah Sang Gembala yang menjaga dan menghalaui semua musuh
•
Bimbingan
dan tuntutnan, Kristus mengenal kita, Ia memimpin kehidupan kita dengan cara
berjalan didepan kita
•
Kehidupan
rohani yang berkelimpahan,
Pilihan
ada pada kita apakah kita mau melewati pintu itu atau tidak, atau tetap berada diluar
tanpa ada perlindungan
2. Orang yang memasuki kawanan tanpa melewati pintu disebut pencuri
Ada perbedaan yang mencolok
antara pelayanan Yesus dan para imam dizamanNya. Yaitu para Farisi dan ahli
Taurat Dengan Tegas Tuhan Yesus menggambarkan diri mereka seperti pencuri dan
perampok.
Tuhan Yesus amat sedih melihat
umat Israel yang hidup seperti domba-domba tanpa gembala. Para pemimpin umat
adalah gembala-gembala dan umat itu adalah kawanan domba. Tugas imam adalah
memberitakan dan membina kehidupan rohani umat.
Tetapi dalam pelaksanaannya sudah dikotori oleh hasrat kekuasaan,
kepentingan dan keuntungan pribadi, sehingga kehidupan mereka bukan lagi
menjadi contoh yang baik bagi umat.
Tidak mengerti apa yang menjadi
kebutuhan dan pergumulan umat. Kalau pun umat mendengarkan mereka, itu karena
terpaksa, bukan membawa umat semakin dekat kepada Allah, malah menjerumuskan
mereka ke jurang dosa dan jauh dari Allah. Itulah kritik Tuhan Yesus kepada
para ‘gembala’ zaman itu.
Kritik ini menyangkut tugas dan
panggilan kita. kita percaya bahwa kita ciptakan oleh allah, tentu memiliki
suatu tugas dan panggilan yang harus dipenuhi dan dikerjakan. Masing-masing
dari kita, telah dipilih dan dilayakkan untuk menjadi Gembala, menjadi pemimpin
bagi diri, keluarga, dan umat. Seorang suami adalah gembala bagi istri dan
anak-anaknya. Seorang pengurus punguan adalah gembala bagi kumpulan yang
diikutinya. Seorang Parhalado adalah Gembala bagi Jemaat.
Satu hal yang perlu kita
tanyakan kepada diri kita, apakah saya sudah benar benar menjalankan tugas dan
panggilan saya dengan sepenuh hati dan baik? Ataukah pelayanan saya selalu
dengan syarat dan kondisi tertentu?.
3. Yesus
adalah gembala
Dalam Yohanes 10:11, Yesus
menyebut dirinya sebgai Gembala yang baik, dan kita adalah domba-domba
kepunyaanNya. Seorang gembala mengerti dan tahu apa yang dibutuhkan oleh
peliharaannya. Ia akan berusaha memenuhi kebutuhan yang digembalakannya,
mencarikannya makanan, membersihkan kandangnya, merwatnya jika ada
peliharaannya yang sakit. Ia akan melindungi peliharaannya jika ada ancaman. Ia
mengenal setiap yang dipeliharanya.
Demikian juga kawanan itu mengenal siapa gembalanya.
Jika seorang gembala didunia ini
saja mampu melakukan hal baik bagi peliharaannya, Tuhan Jesus lebih dari itu.
Yesus Kristus telah menunjukkan itu semua. Bahkan memberikan nyawaNya untuk
menebus dosa manusia. Ketika Ia memilih kita, melayakkan kita untuk memasuki
Pintu anugerahNya, maka kita akan dipelihara dalam naungan sayap kasihNya. Ia
mencukupkan apa yang kita perlu, merawat dan menjaga kita dari berbagai
anacaman dunia.
Terkadang kita mengalami
berbagai bentuk kesusahan dan pencobaan, tetapi jika kita yakini itu untuk
memurnikan iman kita kepada Gembala Agung kita dan meyerahkan kepadaNya seluruh
pergumulan kita maka Ia yang menyelesaikannya menurut caraNya sendiri. Sudahkah kita mengenal Gembala Agung kita?
Setiap gembala tentu memiliki
pengharapan kepada apa yang dia gembalakan. Misalnya jika kita memelihara ayam
tentunya kita mengaharapkan ayam tersbeut menghasilkan telur, beranak pinak dan
menjadi banyak. Ada hasil.
Demikian juga dengan Allah. Ia
melayakkan kita masuk kedalam hadiratNya melalui pintu yaitu Kristus, Ia
menginginkan kita untuk berbuah dalam kehidupan kita. Dapat dipahami bahwa sama
seperti domba, ada waktunya berdiam dalam kandang dan ada waktunya domba itu
akan di bawa ke padang yang luas.
Padang luas adalah gambaran
dunia ini, dimana ada banyak hal bisa terjadi. Ada ancaman bahaya. Tetapi jika
kita percaya kepada gembala kita maka seharusnya kita tidak perlu takut
menghadapi dunia ini.
Kita sudah dibekaliNya dengan
terang hidup, air hidup, roti hidup. Dalam artian bahwa kita semua
diberkatiNya. Oleh sebab itu kita harus berbuah didalam kehidupan kita. perkataan,
tingkah laku, perbuatan kita mestinya mencerminkan karakter Kristus. Janganlah
kita hanya bersinar untuk diri kita sendiri, hidup untuk diri kita sendiri.
Tetapi hendaklah kita membagi cahaya itu, membagi roti hidup itu, memberikan
air hidup itu kepada orang disekeliling kita, agar kita tidak menjadi orang
yang munafik.
Meskipun dalam perjalanan kita
menghadapi banyak cobaan yang bisa membuat kita takut, kecewa, putus asa,
tetapi oleh karena ada iman dan pengharapan didalam Kristus semuanya mampu
dilalui. Sebagaimana emas, perak yang harus dimurnikan, demikian iman kita juga
diuji agar kita tahan uji dan karunia mahkota kehidupan akan diberikanNya.
III.
Reflkesi
Yesus Kristus adalah pintu
menuju kehidupan kekal. Ia adalah roti dan air hidup yang mengenyangkan dan
menyegarkan jiwa kita. Ia juga adalah Terang yang menuntun jalan hidup kita. Ia
juga adalah gembala yang menyerahkan dirinya agar manusia yang percaya
kepadaNya selamat. Melalui perikop ini kita diajarkan untuk:
a. Bersikap jujur, gembala yang baik mestilah lewat pintu depan, agar
pintu dibukakan oleh penjaga.
b. Menjadi teladan melalui perkataan, tindakan dan sikap hidup yang
mencerminkan karakter Krsitus.
c. Mengenal dengan baik siapa yang kita pimpin, karena kita adalah
gembala. Kita mengenal keluarga kita dengan baik, jemaat dengan baik. Mengerti
kesulitan dan pergumulan apa yang dihadapi, serta memberi solusi.
d. Menjadi pemimpin yang baik, yang mampu berdiri dan memberikan
arah, berjalan bersama dan melayani, serta duduk mendengarkan setiap persoalan.
Menjadi berkat dimanapun ia berada. Sehingga bukan hanya mengajak tetapi mampu
membawa setiap yang digembalakan masuk melaui pintu keselamatan yaitu Yesus
Kristus. Seorang pemimpin mau berkorban, waktu tenaga, materi bahkan perasaan.
Kita tentu
tidak akan mampu melakukan semua itu, jika hanya mengandalkan kekuatan dan
kemampuan kita sendiri. Raja Salomo didalam Amsal 3:5-6“ Percayalah kepada
TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Bahkan Tuhan Yesus berfirman didalam Yohanes 15 : 5b “Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa.”
Mari kita serahkan seluruh
pelayanan kita hanya kepada Sang Penjaga Pintu dan Gembala Agung yaitu Yesus
Kristus, agar Ia membukan Pintu dan jalan yang memberikan kita semua bimbingan
yang kita perlukan. Amin
Pnt. E. Marpaung