Kamis, 17 Maret 2016
Nas : Yohanes 12:1-8
Perikop : Yesus Diurapi Di Betania
Tema : Menjadi Pelayan yang Sejati
=====================================================
Pendahuluan
Didalam kehidupan dan budaya Batak, kita pernah mengalami atau melihat ada keluarga yang melaksanakan acara “manulangi atau mabahen sipanganon / memberi makan orang tua, atau acara sulang-sulang hariapan”. Semuanya hal ini dilakukan adalah untuk memberi penghormatan kepada orang tua yang sudah lanjut usia. Ketika ditanyakan alasannya, umumnya menjawab selagi orang tua itu masih hidup kita memberikan yang terbaik, karena usia siapa yang pernah tahu dan supaya menjadi pengingat bagi keturunanannya bahwa ada hal baik yang telah dilakukan semasa hidupnya. Seperti Syair lagu “ Uju dingolungkon ma nean, tupa ma bahen angka denggan...., demikian kira-kira penjelasan singkatnya.
Nas : Yohanes 12:1-8
Perikop : Yesus Diurapi Di Betania
Tema : Menjadi Pelayan yang Sejati
=====================================================
Pendahuluan
Didalam kehidupan dan budaya Batak, kita pernah mengalami atau melihat ada keluarga yang melaksanakan acara “manulangi atau mabahen sipanganon / memberi makan orang tua, atau acara sulang-sulang hariapan”. Semuanya hal ini dilakukan adalah untuk memberi penghormatan kepada orang tua yang sudah lanjut usia. Ketika ditanyakan alasannya, umumnya menjawab selagi orang tua itu masih hidup kita memberikan yang terbaik, karena usia siapa yang pernah tahu dan supaya menjadi pengingat bagi keturunanannya bahwa ada hal baik yang telah dilakukan semasa hidupnya. Seperti Syair lagu “ Uju dingolungkon ma nean, tupa ma bahen angka denggan...., demikian kira-kira penjelasan singkatnya.
Perikop ini juga menggambarkan bagaimana persiapan Tuhan Yesus, dan pelayanan yang ditunjukkan oleh Maria ketika akan menghadapi kematianNya. Ia mengetahui bahwa Ia akan mati di Jerusalem. Ia datang ketempat itu untuk menunjukkan bahwa Ia setia dan siap melaksanakan apa yang telah menjadi tujuan dan tugas utamaNya datang ke dunia ini, yaitu untuk menebus dan membebaskan manusia dari dosa. Mungkin kalau kita disuruh pergi kesuatu tempat yang dimana kita akan dibunuh, kita pasti menghindarinya. Tetapi tidak bagi Yesus. Ia harus menggenapi semua nubuatan yang telah disampaikan melalui perantaraan para nabi.
Enam hari menjelang paskah, Tuhan Jesus datang kota Betania untuk menghadiri Jamuan Makan di rumah Lazarus, orang yang sudah dibangkitkanNya. Ini adalah sebagai bentuk Pengucapan Syukur Keluarga Maria dan Marta karena saudaranya Lazarus telah hidup kembali (ayat 1-3). Hal ini juga lazim kita lakukan dizaman sekarang ini, jika ada keluarga yang baru sembuh dari suatu penyakit kritis atau terlepas dari bahaya maka diadakan kebaktian pengucapan syukur, atau diadat batak disebut “mangupa-upa”, yang tujuannya agar dijauhkan atau dihindarkan dari semua bentuk pencobaan.
Bagaimana dengan Maria? Mengapa ia meminyaki / mengurapi Yesus?, Apakah ia mengetahui Yesus akan mati? Lalu bagaimana dengan sikap Yudas?
Dari pelayanan Maria dan Marta kita dapat belajar beberapa hal:
1. Kesetiaan mendengarkan firman Tuhan
Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus
Bila kita membaca kisah Maria dan Marta di Injil Lukas 10:38-42, disana dijelaskan bagaimana Maria yang selalu setia mendengarkan perkataan dan pengajaran Tuhan Yesus. Sementara Marta sibuk melayani / bekerja. Hal yang sama juga terjadi ketika perjamuan di rumah Lazarus. Sementara Maria meminyaki kaki Yesus, Marta sibuk dengan urusan bekerja.
Bukankah kita juga sering melakukan ini, ketika di ajak untuk Partangiangan atau Kebaktian Minggu, jawaban yang sering kita dapat, Hamu Ma jo Ba, Adong dope karejo ku atau Ndang mangan be hami annon molo dohot tusi. Kita selalu membuat alasan ketika kita diajak untuk bersekutu dengan Tuhan. Padahal Tuhan Berfirman didalam Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus
Bila kita membaca kisah Maria dan Marta di Injil Lukas 10:38-42, disana dijelaskan bagaimana Maria yang selalu setia mendengarkan perkataan dan pengajaran Tuhan Yesus. Sementara Marta sibuk melayani / bekerja. Hal yang sama juga terjadi ketika perjamuan di rumah Lazarus. Sementara Maria meminyaki kaki Yesus, Marta sibuk dengan urusan bekerja.
Bukankah kita juga sering melakukan ini, ketika di ajak untuk Partangiangan atau Kebaktian Minggu, jawaban yang sering kita dapat, Hamu Ma jo Ba, Adong dope karejo ku atau Ndang mangan be hami annon molo dohot tusi. Kita selalu membuat alasan ketika kita diajak untuk bersekutu dengan Tuhan. Padahal Tuhan Berfirman didalam Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
2. Pelayanan Yang Sejati dari seorang Pelayan / hamba Tuhan
Tuhan Yesus Berfirman di dalam Matius 20:28 “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." .
Maria menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang pelayan yang sejati. Ia tahu apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk Tuhan. Ia melaksanakan pelayanannya dengan Kasih, dengan meminyaki Kaki Yesus, sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Murid Tuhan Yesus, ketika Tuhan Yesus membasuh semua kaki murid-muridnya. Bisa kita baca di Yohanes Pasal 13.
Tuhan Yesus Berfirman di dalam Matius 20:28 “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." .
Maria menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang pelayan yang sejati. Ia tahu apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk Tuhan. Ia melaksanakan pelayanannya dengan Kasih, dengan meminyaki Kaki Yesus, sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Murid Tuhan Yesus, ketika Tuhan Yesus membasuh semua kaki murid-muridnya. Bisa kita baca di Yohanes Pasal 13.
Dalam hidup kita, bukankah kita lebih senang untuk dilayani dan lebih suka disanjung lebih tinggi dari orang lain. Sering kita dengar, Ulaon ni angka boru ta do,i ndang pola dohot paniaran mangangakati angka piring. Pelayanan sejati seorang yang sudah mengenal dan hidup didalam Tuhan selalu dan hanya didorong oleh Kasih tanpa ada mengharapkan pujian atau nama baik. Lalu bagaimana bentuk pelayanan sejati orang yang telah mengenal Tuhan?
Memberikan yang terbaik bagi Tuhan (ayat 3)
Maria mengambil ½ kati minyak narwastu yang sangat mahal harganya, dan tentunya Maria telah mempersiapkan minyak ini untuk keperluannya dikemudian hari.
Memberikan yang terbaik bagi Tuhan (ayat 3)
Maria mengambil ½ kati minyak narwastu yang sangat mahal harganya, dan tentunya Maria telah mempersiapkan minyak ini untuk keperluannya dikemudian hari.
Minyak Narwastu ini sendiri dihargai 300 dinar, setara upah pekerja harian selama setahun. Dan Maria rela meminyaki kaki Yesus dengan minyak ini. Ini adalah bentuk pemberian yang terbaik yang dapat dilakukan oleh Maria kepada Tuhan. Tuhan tidak melihat harga minyak tersebut, tetapi ketulusan hati Maria dalam memberikan persembahannya yang terbaik bagi Tuhan.
Lalu Bagaimana dengan kita,
Apakah kita sudah mempersembahkan yang terbaik dari dalam diri kita untuk Tuhan?
Apakah kita sering berhitung ketika akan memberikan pemberian atau persembahan kita kepada Tuhan? Padahal Tuhan tidak pernah menghitung berkat yang diberikannya kepada kita.
Apakah kita lebih sering mengucapkan “Na penting rohai do”, padahal perbuatan adalah cerminan dari roha atau hati itu sendiri.
Lalu Bagaimana dengan kita,
Apakah kita sudah mempersembahkan yang terbaik dari dalam diri kita untuk Tuhan?
Apakah kita sering berhitung ketika akan memberikan pemberian atau persembahan kita kepada Tuhan? Padahal Tuhan tidak pernah menghitung berkat yang diberikannya kepada kita.
Apakah kita lebih sering mengucapkan “Na penting rohai do”, padahal perbuatan adalah cerminan dari roha atau hati itu sendiri.
B. Penyangkalan Diri (ayat 3)
Kasih akan memampukan seorang pelayan yang sejati untuk menyangkal dirinya. Maria setelah meminyaki kaki Yesus, lalu menyekanya dengan Rambutnya sendiri. Maria melakukan ini, ia melawan stigma atau pandangan negatif yang akan dilekatkan kepada dirinya oleh orang-orang sekelingnya. Tetapi Tuhan mengangkatnya di ayat 7” Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku”
Maria hanya percaya Tuhanlah yang menilai semua perbuatannya, bukan orang-orang. Karena Manusia lebih suka melihat sisi negatif dari orang lain. Tetapi Tuhan melihat hati ketika orang melakukan sesuatu pekerjaan atau pelayanan. Maria menyangkal diri dengan “melawan” apa yang dianggap orang tidak pantas bagi orang lain. Ia mengalahkan hasrat, keinginan banyak orang dan menyerahkan sepenuhnya kepada kaki Tuhan Yesus. Lalu Bagaimana dengan kita?
Apakah kita memiliki sikap dan pandangan yang sama dengan Maria, yang menyerahkan hasrat, keinginan kepada Tuhan? Ataukah kita masih mengikuti pendapat atau pandangan orang yang belum tentu benar. Atau seperti ungkapan “ eme namasak digagat ursa, ba i namasa i ma ni ula”.
Kasih akan memampukan seorang pelayan yang sejati untuk menyangkal dirinya. Maria setelah meminyaki kaki Yesus, lalu menyekanya dengan Rambutnya sendiri. Maria melakukan ini, ia melawan stigma atau pandangan negatif yang akan dilekatkan kepada dirinya oleh orang-orang sekelingnya. Tetapi Tuhan mengangkatnya di ayat 7” Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku”
Maria hanya percaya Tuhanlah yang menilai semua perbuatannya, bukan orang-orang. Karena Manusia lebih suka melihat sisi negatif dari orang lain. Tetapi Tuhan melihat hati ketika orang melakukan sesuatu pekerjaan atau pelayanan. Maria menyangkal diri dengan “melawan” apa yang dianggap orang tidak pantas bagi orang lain. Ia mengalahkan hasrat, keinginan banyak orang dan menyerahkan sepenuhnya kepada kaki Tuhan Yesus. Lalu Bagaimana dengan kita?
Apakah kita memiliki sikap dan pandangan yang sama dengan Maria, yang menyerahkan hasrat, keinginan kepada Tuhan? Ataukah kita masih mengikuti pendapat atau pandangan orang yang belum tentu benar. Atau seperti ungkapan “ eme namasak digagat ursa, ba i namasa i ma ni ula”.
3. Kesedian Mengenal Tuhan (ayat 7)
Maria sungguh-sungguh mengenal Tuhan, dengan mengurapi kaki Yesus, ia ingin mengungkapkan kasihnya bagi Yesus. Ia mengetahui apa yang akan terjadi kepada Yesus, karena ia mengenalNya. Kita dapat mengerti apa yang akan dilakukan seorang sahabat kita karena kita mengenal sahabat kita tersebut. Kita tahu apa yang dipikirkan suami/istri kita karena kita mengenal pribadi suami/istri kita. Kita mengerti permintaan seorang anak karena kita mengenal pribadi anak kita. Jika kita mengenal Tuhan dengan baik, maka kita akan mengerti apa yang Tuhan inginkan dari kehidupan kita.
Maria sungguh-sungguh mengenal Tuhan, dengan mengurapi kaki Yesus, ia ingin mengungkapkan kasihnya bagi Yesus. Ia mengetahui apa yang akan terjadi kepada Yesus, karena ia mengenalNya. Kita dapat mengerti apa yang akan dilakukan seorang sahabat kita karena kita mengenal sahabat kita tersebut. Kita tahu apa yang dipikirkan suami/istri kita karena kita mengenal pribadi suami/istri kita. Kita mengerti permintaan seorang anak karena kita mengenal pribadi anak kita. Jika kita mengenal Tuhan dengan baik, maka kita akan mengerti apa yang Tuhan inginkan dari kehidupan kita.
4. Memprioritaskan Tuhan dalam Kehidupan Kita
Matius 22:37-38 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu . Itulah hukum yang terutama dan yang pertama
Maria dan Marta sangat mengerti dengan hukum ini. Oleh karena itu ia terlebih dahulu melayani Tuhan. Motivasinya hanya untuk Tuhan. Berbeda dengan Yudas Iskariot. Ia malah mengkritik apa yang dilakukan oleh Maria, dengan mengalaskan orang Miskin. Sepintas memang terlihat sangat baik, Tetapi Tuhan mengetahui apa maksud dan Tujuan Yudas Iskariot. Jika Minyak Narwastu itu dijual, maka ia bisa mendapat keuntungan yang besar, kerena ia adalah seorang pencuri dan tamak. Yudas Iskariot selalu meletakkan pelayanannya sebagai alasan demi kepentingan pribadinya. Bahkan pada akhirnya ia menjual Tuhan Yesus seharga 30 keping uang perak. Yudas Iskariot adalah lambang orang yang tidak setia, pemberontak dan telah dibutakan mata rohaninya oleh uang atau rupa-rupa dunia. Ia hanya mengenal Yesus secara fisik, namun tidak mengenal secara rohani.
Lalu bagaimana dengan kita:
Apakah kita memprioritaskan Tuhan didalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan rohani dan pelayanan kita? Ataukah kepentingan, keinginan, hawa nafsu yang menjadi prioritas kita dalam hidup dan pelayanan kita?
Matius 22:37-38 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu . Itulah hukum yang terutama dan yang pertama
Maria dan Marta sangat mengerti dengan hukum ini. Oleh karena itu ia terlebih dahulu melayani Tuhan. Motivasinya hanya untuk Tuhan. Berbeda dengan Yudas Iskariot. Ia malah mengkritik apa yang dilakukan oleh Maria, dengan mengalaskan orang Miskin. Sepintas memang terlihat sangat baik, Tetapi Tuhan mengetahui apa maksud dan Tujuan Yudas Iskariot. Jika Minyak Narwastu itu dijual, maka ia bisa mendapat keuntungan yang besar, kerena ia adalah seorang pencuri dan tamak. Yudas Iskariot selalu meletakkan pelayanannya sebagai alasan demi kepentingan pribadinya. Bahkan pada akhirnya ia menjual Tuhan Yesus seharga 30 keping uang perak. Yudas Iskariot adalah lambang orang yang tidak setia, pemberontak dan telah dibutakan mata rohaninya oleh uang atau rupa-rupa dunia. Ia hanya mengenal Yesus secara fisik, namun tidak mengenal secara rohani.
Lalu bagaimana dengan kita:
Apakah kita memprioritaskan Tuhan didalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan rohani dan pelayanan kita? Ataukah kepentingan, keinginan, hawa nafsu yang menjadi prioritas kita dalam hidup dan pelayanan kita?
5. Seorang yang mengenal Tuhan dengan baik, selalu menjaga hubungan / relasi yang didasari oleh Kasih didalam pelayanannya.
Galatia 5:22-23:”Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Ketika kita memiliki keyakinan dan iman yang teguh, maka kita dimampukan untuk menerima setiap kekurangan maupun kelebihan pada orang disekitar kita, apakah suami/istri kita, keluarga kita dan di lingkungan kita, dan dijemaat kita.
Galatia 5:22-23:”Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Ketika kita memiliki keyakinan dan iman yang teguh, maka kita dimampukan untuk menerima setiap kekurangan maupun kelebihan pada orang disekitar kita, apakah suami/istri kita, keluarga kita dan di lingkungan kita, dan dijemaat kita.
Kesimpulan
Melalui perikop ini kita diingatkan untuk pelayan yang setia, yang senatiasa mengutamakan Tuhan didalam setiap langkah kehidupan kita, mampu menyangkal diri untuk lebih mengenal Tuhan dan senantiasa menjaga hubungan yang baik yang didasari oleh Kasih Kristus didalam kehidupan Pribadi, Keluarga, Lingkungan dan Jemaat kita. Kiranya Tuhan memberkati Kita Sekalian. Amin.
Melalui perikop ini kita diingatkan untuk pelayan yang setia, yang senatiasa mengutamakan Tuhan didalam setiap langkah kehidupan kita, mampu menyangkal diri untuk lebih mengenal Tuhan dan senantiasa menjaga hubungan yang baik yang didasari oleh Kasih Kristus didalam kehidupan Pribadi, Keluarga, Lingkungan dan Jemaat kita. Kiranya Tuhan memberkati Kita Sekalian. Amin.
By. E. Marpaung
GKPI Segar Rejosari
GKPI Segar Rejosari