Nats:Matius 18:21-22
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
==================================================================
Seorang guru berdiri di depan kelas, pelajaran hari itu adalah mengenai budi pekerti. Sang guru lalu mengambil tumpukan kertas yang telah dibawanya dan segera membagikannya kepada anak-anak muridnya. masing-masing murid mendapatkan 2 lembar kertas.
Setelah semua murid mendapat kertasnya masing-masing, sang guru lalu berkata kepada anak muridnya,"Anak-anak, masing-masing kamu sekarang memiliki 2 lembar kertas kosong, Ibu mau setiap anak-anak ibu menuliskan nama orang yang paling dibenci dimasing-masing kertas". Tanpa pikir panjang semua murid segera menuliskannya. "Sudah selesai Bu", kata murid-muridnya. Lalu sang guru memberi arahan,"Anak-anak, tuliskankanlah semua kesalahan orang itu dikertas yang satunya, lalu dikertas yang lainnya tuliskan juga semua kebaikan orang yang kamu benci tadi". Dengan penuh semangat anak-anak menuliskan apa yang tidak baik dan apa yang baik dari orang yang dibencinya. "Sudah selesai bu", kata anak muridnya.
"Baiklah, sekarang tolong dilipat kedua kertasnya, dan simpan didalam sakumu, kertas yang berisi kesalahan simpanlah disaku kiri dan yang berisi kebaikan disaku kanan", kata sang guru. Murid pun melaksanakannya. Lalu ibu guru melanjutkan pelajaran. Kira-kira 15 menit kemudian, sang guru berkata,"Anak-anak, tolong ambil kertas yang disimpan tadi". Semua anak mengambil kertasnya masing-masing. "Sekarang, tolong baca kembali kertas yang berisi kesalahan orang yang kamu benci didalam hati", kata Sang Guru. Semua anak mengambil kertasnya masing-masing dan mulai membacanya. Sang guru melihat semua murid mulai terdiam dan menunduk. Lalu sang guru berkata,"sekarang tolong ambil kertas yang berisi kebaikan orang yang kamu benci".
Semua anak mengambil kertasnya dan Sang Guru melihat, anak-anaknya mulai tersenyum sendiri,bahkan ada yang tertawa. Setelah itu sang guru bertanya,"Anak-anak, mana yang lebih menyenangkan ketika dibaca apakah bagian yang beirisi kesalahan atau kebaikan?". Dengan serentak mereka menjawab,"bagian yang baik bu guru". "Sekarang robeklah bagian yang tidak baik dan buanglah kedalam tong sampah, dimana kamu tidak dapat menemukannya lagi, tetapi simpanlah kertas kebaikan dan tempelkanlah didinding kamarmu, agar kamu bisa membacanya setiap kamu memasuki kamarmu", kata Sang Guru.
Lalu Sang Guru berkata" Carilah kebaikan dari diri orang yang kamu benci, maka kamu akan melupakan semua kesalahannya kepadamu".
===============================================================
Memberi pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita adalah hal yang tersulit dilakukan oleh manusia. Bagaimana mungkin aku mengampuninya atau memaafkannya, ia telah menyakiti hatiku dengan sangat dalam?.
Tetapi kita mau diingatkan menyimpan kesalahan orang hanya menimbulkan dendam dan amarah dihati kita. Membuat dada ini terasa sesak, emosi yang tiada berakhir. Mungkin diantara sepuluh bahkan ratusan kesalahan orang kepada kita, ada sebuah kebaikan yang telah diperbuatnya kepada kita. Maka untuk membuang dendam kita pada orang lain, ingatlah perbuatan baiknya kepada kita. Buanglah semua ingatan negatif dari orang yang telah menyakiti kita ke tempat yang tidak bisa untuk ditemukan dan diingat, dan ingatlah semua kebaikan orang dan pahat dan tuliskan didalam hatimu. Mengampuni tiada batas itulah tujuan kita.
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu (Ef 4:26)", "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah (Yak 1:20), " dan berdoalah " ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami (Mat 6:12) dan Karena itu ; hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu (Ef 4:32) .
Amin. Tuhan Memberkati.
Edi Marpaung